USN Kolaka – Satu Satunya PTN di Kabupaten Kawasan Timur Indonesia

Share

Rektor Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka, Dr. H. Nur Ihsan HL, M.Hum., menjelaskan, perguruan tinggi yang dipimpinnya pada awalnya bernama Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) 19 November Kolaka. Lembaga ini berdiri pada tahun 1984 atas prakarsa Yayasan Pembangunan Pendidikan Indonesia (YAPPIKA), sebuah yayasan yang didirikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kolaka.

Nama “19 November” diambil dari peristiwa heroik pada 19 November 1945, ketika masyarakat Kolaka melawan penjajah Belanda dengan menyergap konvoi pasukan NICA.

Peristiwa ini kemudian diabadikan sebagai identitas lembaga pendidikan tersebut. Pada tahun 2005, STKIP 19 November resmi berubah menjadi Universitas 19 November Kolaka dengan status swasta.

Perubahan ini didukung penuh oleh Pemerintah Daerah Kolaka sebagai bagian dari visi dan misi bupati saat itu untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan mendorong STKIP menjadi universitas.

Pada 1 April 2014, statusnya berubah menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dengan nama Universitas Sembilanbelas November (USN) Kolaka. Transformasi ini didukung oleh kebijakan pemerintah era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang membuka peluang bagi perguruan tinggi swasta di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) untuk dinegerikan.

“Melalui kebijakan tersebut, USN Kolaka berhasil menjadi universitas negeri dengan tetap mempertahankan nama bersejarahnya,” katanya.

Penambahan Prodi
Pada awal transisi menjadi perguruan tinggi negeri, USN Kolaka menghadapi berbagai tantangan. Nur Ihsan menjelaskan bahwa para dosen yang sejak awal berjuang merasakan perubahan, terutama dalam aspek finansial yang sempat menurun.

Namun, perubahan status dari swasta menjadi negeri merupakan pencapaian besar. “Ini sangat prestisius, karena USN Kolaka adalah satu-satunya perguruan tinggi negeri di kawasan timur Indonesia yang berada di kabupaten,” ujarnya.

Perubahan status ini memberikan dampak positif signifikan, dengan peningkatan jumlah penerimaan mahasiswa setiap tahun seiring bertambahnya program studi.

Dari 12 program studi saat masih swasta, kini telah berkembang menjadi 30 program studi, dengan sekitar 8.000 mahasiswa dan 340 dosen ASN maupun P3K. Program-program tersebut tersebar di 6 fakultas.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) mencakup Pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Bahasa Inggris, Pendidikan Matematika, Pendidikan Geografi, Pendidikan Biologi, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Pendidikan Kimia, Pendidikan Jasmani, dan Pendidikan Fisika.

Fakultas Pertanian, Perikanan, dan Peternakan (FPPP) meliputi Agroteknologi, Agribisnis, Ilmu Perikanan, Peternakan, Teknologi Hasil Pertanian, dan Ilmu Kelautan.

Fakultas Sains dan Teknologi (FST) memiliki Teknik Sipil, Teknik Pertambangan, Kimia, D3 Keperawatan, Farmasi, Teknik Mesin, Perkapalan, dan Matematika.

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Ekonomi (FISIE) menawarkan Administrasi Publik, Akuntansi, Manajemen, dan Ekonomi Pembangunan. Fakultas Teknologi Informasi (FTI) menaungi Sistem Informasi dan Ilmu Komputer.

Sementara Fakultas Hukum (FH) memiliki satu program studi, yaitu Ilmu Hukum. “Dampak yang paling terasa adalah dibukanya program-program studi baru yang memang dibutuhkan oleh masyarakat Kolaka dan sekitarnya saat ini,” tegasnya.

Menuju BLU
Hingga saat ini, USN Kolaka memiliki tiga lokasi kampus. Kampus utama berada di Kolaka, kemudian dikembangkan kampus baru yang lebih luas di Kecamatan Tanggetada, sekitar 40 kilometer ke arah selatan, tak jauh dari bandara.

Selain itu, USN Kolaka juga memiliki kampus cabang di Mawasangka, Kabupaten Buton Tengah. Nur Ihsan menjelaskan bahwa sejak awal berdirinya, keberadaan kampus ini tidak terlepas dari inisiatif Pemerintah Daerah Kolaka.

Kolaborasi dengan Pemda Kolaka terus terjalin dan semakin erat dari waktu ke waktu. Pada masa awal setelah perubahan status menjadi perguruan tinggi negeri, dukungan pembiayaan dari pemerintah daerah sangat besar.

Namun, mulai tahun ketiga, USN Kolaka perlahan mandiri seiring dengan meningkatnya jumlah mahasiswa baru.

“Perguruan tinggi memang wajib bersinergi dengan pemerintah daerah, dan hingga hari ini hubungan tersebut berjalan harmonis,” ujarnya.

Dari sisi kelembagaan, USN Kolaka saat ini masih berstatus sebagai satuan kerja (Satker). Upaya untuk bertransformasi menjadi Badan Layanan Umum (BLU) sebenarnya telah dimulai sejak beberapa tahun lalu dengan pendampingan dari Universitas Sumatera Utara (USU).

Namun, pada tahun 2025, proses tersebut mengalami hambatan akibat kebijakan efisiensi, sehingga kunjungan tim pendamping dari USU ke USN Kolaka kerap tertunda.

“Dokumen-dokumen untuk persiapan menuju BLU sebenarnya sudah lengkap dan siap. Jadi, upaya perubahan status ini tinggal menunggu kelanjutan prosesnya,” tegasnya.

Berbasis Pertambangan
Visi dan misi USN Kolaka awalnya diarahkan untuk menjadi perguruan tinggi unggul di kawasan ASEAN. Namun, berdasarkan asesmen lapangan, para asesor menyarankan agar visi dan misi tersebut memiliki kekhasan yang lebih menonjol.

Menindaklanjuti masukan tersebut, pada awal periode kepemimpinan Nur Ihsan tahun 2022, dilakukan peninjauan dan perumusan ulang visi dan misi.

Hasilnya, visi USN Kolaka ditetapkan untuk menjadi unggul dan masuk nominasi di kawasan ASEAN pada tahun 2039 dalam bidang lingkungan pertambangan.

“Dari situ kemudian muncul perubahan dengan memasukkan konteks lingkungan pertambangan sebagai kearifan lokal sekaligus ciri khas USN Kolaka,” ujarnya.

Saat ini, Kolaka juga berkembang menjadi salah satu daerah yang ditetapkan sebagai lokasi empat Program Strategis Nasional (PSN). Pertama, PT Antam Tbk yang sudah lama beroperasi di Kolaka.

Kedua, PT Vale yang juga bergerak di sektor pertambangan. Ketiga, Indonesia Pomalaa Industrial Park (IPIP), kawasan industri baterai litium yang dikelola Huayou Group asal Tiongkok. Keempat, PT Ceria Nugraha Indotama, perusahaan tambang dan pengolahan nikel swasta.

Ia juga menambahkan bahwa Kabupaten Kolaka dan sekitarnya memiliki tiga komoditas dominan. Pertama, sektor pertambangan yang menjadi identitas utama.

Kedua, sektor kelautan, mengingat Kolaka memiliki garis pantai yang panjang dan langsung menghadap Teluk Bone. Ketiga, sektor pertanian dengan potensi unggulan berupa kakao dan cengkeh.

Ada Beasiswa Ikatan Dinas Dari Perusahaan Tambang

USN Kolaka menyadari bahwa perusahaan-perusahaan yang beroperasi di sekitar kampus memiliki tanggung jawab sosial melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).

Selama ini, kontribusi tersebut masih terbatas pada pemberian beasiswa untuk mahasiswa, didorong oleh Pemerintah Daerah Kolaka agar seluruh perusahaan mendukung pengembangan pendidikan tinggi.

Dalam waktu dekat, USN Kolaka akan menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Indonesia Pomalaa Industrial Park (IPIP). Kerja sama ini mencakup dua program utama, yaitu beasiswa ikatan dinas untuk mahasiswa dan kursus bahasa Mandarin bagi mahasiswa serta masyarakat Kolaka.

Program ini diharapkan memberikan lulusan USN Kolaka kompetensi tambahan, seperti kemampuan bahasa dan keterampilan teknis, sehingga mereka dapat langsung direkrut perusahaan.

Beasiswa ikatan dinas khusus untuk mahasiswa semester tiga program studi Sains, dengan kewajiban bekerja di IPIP selama tiga tahun setelah lulus. Setelah kontrak berakhir, alumni dapat melanjutkan karier di perusahaan tersebut atau mencari peluang lain.

“Ini adalah salah satu langkah USN Kolaka agar alumni bisa bekerja sesuai bidang ilmu yang mereka pelajari,” ujarnya.

Dampak Pendidikan
Alumni USN Kolaka kini telah tersebar ke berbagai wilayah di Indonesia, terutama dari program studi yang sangat dibutuhkan pasar kerja seperti Sistem Informasi, Ilmu Komputer, Teknik Sipil, Teknik Pertambangan, dan Teknik Kelautan.

Namun, sebagian besar alumni masih terserap oleh perusahaan-perusahaan di wilayah Kolaka, khususnya lulusan program studi Sains.

Di sisi akademik, USN Kolaka telah menerapkan kurikulum Outcome-Based Education (OBE) yang berfokus pada capaian nyata. Setiap mata kuliah dirancang untuk memberikan dampak langsung bagi mahasiswa, sehingga mereka dapat berkontribusi sesuai bidang ilmunya setelah lulus.

Dalam penelitian dan pengabdian masyarakat, beberapa tahun terakhir USN Kolaka mendapatkan hibah revitalisasi melalui program Kosabangsa dan PKM.

Kampus memetakan wilayah-wilayah yang belum tersentuh program agar riset dan pengabdian dosen lebih merata dan tidak tumpang tindih. “Semua desa yang membutuhkan kita mapping agar tidak ada yang dobel,” jelasnya.

Kolaborasi dengan industri juga terus diperkuat. Bersama PT Antam, kampus mendampingi sektor pertanian di wilayah terdampak limbah perusahaan agar masyarakat tetap produktif mengolah lahan.

Selain itu, sejumlah program studi turut mengembangkan peternakan, tambak udang, dan perikanan untuk memenuhi kebutuhan yang terus meningkat di sektor tersebut.

Targetkan Unggul

Saat ini, Nur Ihsan telah tiga tahun menjabat sebagai Rektor USN Kolaka dan berhasil membawa kampus ke tingkat yang lebih tinggi. Jika sebelumnya Akreditasi Perguruan Tinggi (APT) hanya berstatus Baik, kini meningkat menjadi Baik Sekali.

Awalnya, tidak ada program studi yang berakreditasi Baik Sekali. Namun kini, enam program studi berhasil meraih predikat tersebut, menjadi kekuatan tambahan untuk mendukung pencapaian APT.

Dengan pencapaian ini, ia bersama jajarannya menargetkan akreditasi Unggul. Harapannya, USN Kolaka dapat melangkah menuju predikat Unggul dan berkelas internasional.

Nur Ihsan optimistis target ini bisa tercapai dalam 3 hingga 4 tahun ke depan, sehingga kampus dapat sejajar dengan perguruan tinggi besar lainnya di Indonesia.

“Walaupun berada di kabupaten, kami berharap USN Kolaka bisa sejajar dengan perguruan tinggi lain dan meraih pengakuan di tingkat internasional,” tambahnya.

Artikel Terkait