Salah satu tantangan besar yang dihadapi adalah menjaga agar jumlah mahasiswa tidak turun, mengingat Bangka Belitung memiliki Angka Partisipasi Kasar (APK) perguruan tinggi terendah di Indonesia. Meskipun demikian, Unmuh Babel berhasil terus meningkatkan jumlah mahasiswanya.
Dalam periode kedua ini, Fadillah menargetkan untuk lebih meningkatkan kualitas dengan mengejar akreditasi unggul. Setelah memperoleh akreditasi Baik Sekali untuk institusi, beberapa program studi juga telah meraih akreditasi unggul.
Ia menargetkan setidaknya 50% program studi dapat terakreditasi unggul. Unmuh Babel juga terus mencatat prestasi dengan menjadi penerima hibah penelitian terbesar di Bangka Belitung setiap tahunnya.
“Saya bersyukur, saat ini Unmuh Babel dibina oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Apalagi, Rektor UMY, Prof. Dr. Achmad Nurmandi, merupakan putra Bangka Belitung,” katanya.
Pascasarjana dan PPG
Target selanjutnya adalah membuka Program Pascasarjana dan Pendidikan Profesi Guru (PPG). Pascasarjana menjadi kebutuhan penting, baik bagi pemerintah daerah maupun perguruan tinggi, mengingat Bangka Belitung merupakan kepulauan. Dengan adanya program ini, pegawai atau pihak terkait lainnya dapat melanjutkan pendidikan tanpa harus meninggalkan daerah.
Program PPG juga sangat penting karena di Bangka Belitung belum ada, sehingga banyak guru yang harus ke luar daerah, seperti Palembang atau Jakarta, untuk mendapatkan sertifikasi. Program ini sudah dalam tahap persiapan dan diharapkan dapat segera diluncurkan.
Tak hanya itu, Fadillah juga berencana mendirikan program studi kedokteran gigi, mengingat masalah kesehatan gigi yang cukup besar di Bangka Belitung. Hal ini disebabkan oleh kandungan timah dalam air yang membuat banyak gigi masyarakat menjadi keropos.
Jumlah mahasiswa Unmuh Babel saat ini berkisar antara 2.100 hingga 2.300, dengan fluktuasi yang terjadi terutama di semester genap, di mana banyak mahasiswa yang mengambil cuti. Unmuh Babel memiliki 10 program studi yang tersebar di tiga fakultas, yaitu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Teknik dan Sains (FTS), dan Fakultas Ilmu Sosial dan Bisnis (FISB).
Di FKIP, terdapat empat program studi, yaitu Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR), Pendidikan Matematika (PMTK), dan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI). Di FTS, terdapat tiga program studi, yaitu Teknik Sipil (TSIPIL), Ilmu Komputer (ILKOM), dan Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA). Sementara itu, di FISB terdapat tiga program studi, yaitu Pariwisata, Kriminologi, dan Kewirausahaan.
Program studi yang telah meraih akreditasi unggul adalah PGSD di FKIP, yang menjadi salah satu program studi favorit, mengingat Unmuh Babel berasal dari STKIP. Selain itu, PJKR, ILKOM, dan Kriminologi juga menjadi program studi yang diminati. Kriminologi merupakan program studi baru di Unmuh Babel dan termasuk langka di Indonesia, dengan hanya sekitar lima kampus yang mempunyai S1 Kriminologi, karena program studi ini merupakan gabungan dari ilmu sosiologi dan ilmu hukum.
“Kami sebenarnya juga ingin mendirikan Fakultas Hukum, tetapi tidak dapat diizinkan karena masih dalam masa moratorium,” katanya.
Dasar Keunggulan
Unmuh Babel memiliki nilai dasar keunggulan yang terdiri dari Keislaman, Keindonesiaan, Kekinian, Kedisinian, dan Kemasadepanan. Keislaman merupakan dasar yang kuat karena kampus ini berada di bawah naungan persyarikatan Muhammadiyah, yang menjadikan Islam sebagai ideologi dan gerakan.
Keindonesiaan tercermin dalam nilai-nilai kebangsaan yang sangat dijunjung, dengan keberagaman budaya yang ada, bahkan banyak mahasiswa non-Muslim yang bergabung di kampus ini. Nilai-nilai Kekinian juga diterapkan, di mana kemajuan teknologi menjadi hal yang penting, dan setiap dosen diharapkan untuk menguasainya agar tidak gagap dalam perkembangan zaman.
Kedisinian juga menjadi fokus penting di Unmuh Babel, yakni bagaimana nilai-nilai kearifan lokal dapat diadopsi dan dijadikan ciri khas kampus. Nilai-nilai lokal ini kemudian diterjemahkan ke dalam kurikulum, sehingga tidak hanya mengikuti perkembangan zaman, tetapi juga menjaga budaya lokal yang khas. Contoh konkret dari Kedisinian ini adalah budaya pantun yang merupakan tradisi khas Bangka Belitung. Terakhir, Kemasadepanan adalah nilai yang tidak kalah penting. Unmuh Babel berkomitmen untuk mempersiapkan generasi masa depan dengan selalu berinovasi dan beradaptasi.
Nilai-nilai keunggulan ini menjadi pengikat bagi dosen dan mahasiswa, yang tidak hanya bertugas mengajar, tetapi juga melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Setiap dosen juga diajarkan untuk memahami konsep taawun, yaitu saling tolong-menolong, yang merupakan bagian dari nilai-nilai ibadah dan dakwah. Dengan mentransformasikan nilai-nilai Muhammadiyah seperti bayani, burhani, dan irfani dalam setiap aktivitas.
Pembayaran Fleksibel
Pendidikan di Kepulauan Bangka Belitung saat ini menghadapi tantangan besar. Fadillah menyebutkan bahwa sekitar 15 persen mahasiswa di daerah ini kesulitan membayar sumbangan pengembangan pendidikan (SPP), kondisi yang terjadi akibat dampak penurunan sektor pertambangan bijih timah yang menjadi andalan masyarakat.
Oleh karena itu, Fadillah mengusulkan agar pemerintah daerah memanfaatkan beasiswa daerah untuk membantu mahasiswa, dengan harapan dapat mengutamakan mereka yang membutuhkan. Fadillah juga telah meminta Menteri Pendidikan Tinggi untuk menambah kuota dana beasiswa, dan keputusan ini telah disetujui.
Unmuh Babel pun mengambil langkah konkret dengan menurunkan Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa. UKT tersebut bisa turun hingga angka terendah, yaitu 1 juta per semester, dan dapat dicicil. Untuk memberikan kemudahan, pembayaran SPP juga bisa dilakukan dengan cara yang lebih fleksibel, bahkan mahasiswa bisa membayar dengan hasil pertanian seperti durian atau ubi.
Kiprah Alumni
Salah satu ukuran kualitas perguruan tinggi dapat dilihat dari alumninya. Lulusan Unmuh Babel menunjukkan pencapaian yang baik, dengan sekitar 75% diterima sebagai PNS, terutama sebagai guru, pada penerimaan terbaru. Rata-rata kepala daerah juga merasa puas dengan kualitas lulusan ini, karena mereka diajarkan untuk memiliki ketahanan, tidak mudah menyerah, bahkan ketika ditempatkan di daerah pelosok.
Fakultas Teknik dan Sains (FTS), meski masih tergolong baru, telah berhasil menempatkan lulusannya di berbagai bidang. Banyak yang bekerja di perusahaan kontraktor dan perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor teknik dan sains.
Fadillah juga mengembangkan program baru terkait Kampus Merdeka Belajar, dengan prinsip mendidik, bukan hanya mengajar. Hasilnya, lebih dari 80% alumni Unmuh Babel berhasil terserap di dunia kerja, terutama sebagai guru.
“Itulah yang membuat saya bangga. Biasanya, orang-orang tidak mau ditempatkan di daerah terpencil,” katanya. Salahudin Surya Amin