Universitas Sains Al-Quran – Misinya Mengilmukan Al Quran Dan Meng-Quran-kan Ilmu

Share

Dr. H. Zaenal Sukawi, M.A., menempuh pendidikan S1 di IAIN Walisongo Semarang. Saat kuliah, ia merupakan aktivis Senat Mahasiswa dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Jawa Tengah. Karena keaktifannya dan juga prestasi akademik yang baik, ia kemudian terpilih dan bergabung dengan Institut Ilmu Al-Quran (IIQ) Wonosobo pada saat itu. Setelah mengabdi selama setengah tahun, ia melanjutkan studi S2 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Ia ditunjuk menjadi Dekan Fakultas Dakwah setelah Kembali dari studi S2. Kemudian karena didirikan Akademi keperawatan, ia didaulat menjadi Wakil Direktur Bidang Kemahasiswaan. Didirikan pula Sekolah Tinggi Ilmu Ekomoni dan ia didaulat menjadi Wakil Ketua Bidang II, Bidang Keuangan.

Pada tahun 2001, Institut Ilmu Al- Quran (IIQ), Akademi Keperawatan (Akper), dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi digabung manjadi Universitas Sains Al Quran (Unsiq).

Ia juga merupakan salah satu ketua tim untuk pengembangan dari IIQ, Akademi Keperawatan dan STIE, kemudian diminta menjadi Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, berlanjut menjadi Wakil Rektor II selama tiga periode. Pada 2021 ia dipercaya menjadi Rektor periode 2021-2025.

“Nama Unsiq sendiri memiliki makna khusus. Nama ini diputuskan setelah melalui proses panjang, termasuk konsultasi dengan Mbah KH.Muntaha, salah
satu pendirinya,” katanya.

Dalam prosesnya, berbagai usulan nama disampaikan, kemudian menggodoknya melalui ritual yang cukup panjang, termasuk menyelesaikan 19 kali khataman Alquran. Hasilnya, nama Universitas Sains Al-Qur’an dipilih, dengan singkatan Unsiq yang berarti untaian Mutiara, kalau dalam bahasa Arab.

Harapan Besar
Nama Unsiq mencerminkan harapan besar bagi setiap individu yang bergabung dan berkontribusi dalam pengembangan universitas ini. Diharapkan dapat menjadi mutiara-mutiara kehidupan yang bermanfaat bagi masyarakat, bangsa, dan negara.

Filosofi ini mencerminkan nilai inti untuk menghasilkan insan yang tidak hanya memiliki keunggulan akademik, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai spiritual dan moral.

Keberadaan Unsiq di Wonosobo, kota pegunungan yang relatif jauh dari pusat kota besar, juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para mahasiswa.

“Wonosobo udaranya sejuk, lingkungan yang sehat dan menyehatkan. Ini adalah potensi besar untuk belajar dan menghafal Alquran dengan lebih nyaman,” kata Zaenal.

Letak geografis yang jauh dari tol, bandara, dan bahkan stasiun justru mendorong untuk bersinergi dengan kekuatan local. Menjadikan kampus bukan hanya
destinasi pendidikan tetapi juga destinasi wisata spiritual.

Quranisasi dan Saintifikasi
Setelah bertransformasi menjadi universitas, beberapa hal membedakan Unsiq dari yang sebelumnya dan perguruan tinggi ilmu Alquran yang lain seperti IIQ Jakarta dan PTIQ Yogyakarta.

Ada penambahan program studi dan fakultas untuk memenuhi kriteria sebuah universitas yang lebih beragam dan bidang ilmu yang lebih luas. Perbedaan yang lebih mendalam bukan hanya soal kuantitas, melainkan juga visi dan pendekatan pendidikan yang khas, yaitu Sains Al-Qur’an.

“Karena namanya Sains Al-Qur’an, maka bagaimana bisa mewujudkan Al-Qur’an,” tambahnya.

Antar lain dengan mengupayakan sinergi antara Quranisasi Sains dan Saintifikasi Al-Qur’an, menjaga keutuhan dan kemurniannya agar selalu bermanfaat bagi masyarakat.

Untuk mencapai visi tersebut, UNsiq menetapkan lima langkah strategis yang menjadi pembeda utama dari perguruan tinggi lainnya. Pertama, Tahfidzul Qur’an. Target hafalan Al- Qur’an bagi seluruh mahasiswa, apapun program studinya.

Setiap mahasiswa diharapkan memiliki hafalan minimal beberapa juz, agar nilai-nilai Al-Qur’an benarbenar membumi dalam kehidupan mereka.

Kedua, Qira’at dan sanad. Pembacaan Al-Qur’an dengan sanad yang muttasil hingga Rasulullah. Dengan menjaga kemurnian bacaan dengan jalur sanad yang
tersambung.

Ketiga Rasm (tulisan). Penekanan pada seni kaligrafi yang terwujud dalam proyek Al-Qur’an Akbar. Kaligrafi bukan hanya seni, tapi juga bentuk pengabdian dan kekhusyukan.

Keempat, Pemahaman moderat (wasathiyah).Integrasi nilai-nilai Qur’an dalam menjawab tuntutan zaman secara kontekstual. Menghindari ekstrem kiri dan
kanan. Berada di tengah yang kontekstual, moderat dan membumi.

Kelima, Sains Qur’ani. Integrasi Quranisasi Sains dan Saintifikasi Al- Qur’an. Sains tidak boleh dilepaskan dari nilai spiritual.

Potret Akademik
Saat ini Unsiqmemiliki tujuh fakultas dan satu program Pascasarjana dengan total 27 program studi. Fakultas IlmuMasingmasing Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas Komunikasi dan Sosial Politik, Fakultas Bahasa dan Sastra, Fakultas Ilmu Kesehatan, serta Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer.

Terdapat pula program studi S1 dan S2 Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, sebagai jantung akademik. Setiap fakultas dan program studi dirancang tidak hanya untuk menjawab kebutuhan pasar kerja, tetapi juga untuk mengintegrasikan nilai-nilai Qur’ani.

Selain program studi umum, juga memiliki program khusus seperti S1 dan S2 Ilmu Al- Qur’an dan Tafsir yang menjadi kekuatan utama kampus ini dalam mewujudkan identitas sebagai kampus Qurani.

“Apa pun prodinya, semua mengembangkan core value Qurani dalam praktik akademiknya,” tegas Zaenal.

Memiliki 10.120 mahasiswa aktif yang berasal dari hampir seluruh provinsi di Indonesia. Juga menampung mahasiswa internasional dari sejumlah negara, termasuk Australia, Brunei, dan beberapa negara di kawasan Timur Tengah. Keberagaman ini memperkaya dinamika akademik di lingkungan kampus dan mencerminkan kepercayaan publik yang luas

Dari sisi pembiayaan, Unsiq tetap memegang prinsip keterjangkauan. Biaya kuliah disesuaikan dengan daya beli masyarakat, tanpa mengurangi mutu pendidikan.

Pembiayaan pendidikan dibuat terjangkau, seiring dengan biaya hidup di Wonosobo yang relatif murah.Hal ini membuat menjadi pilihan strategis bagi keluarga menengah ke bawah, tanpa mengurangi kualitas akademiknya.

Kiprah Alumni
Telah meluluskan lebih dari 15.000 alumni yang kini berkiprah di berbagai bidang, baik di dalam maupun luar negeri. Kiprah alumni yang merambah ke kancah
internasional ada salah satu alumni Unsiq yang dikenal sebagai tokoh muslimah yang berpengaruh di Perth, Australia Barat.

Di negara lain seperti Amerika Serikat dan Brunei, alumni juga mengisi berbagai sektor dakwah, sosial, dan pendidikan. Di dalam negeri, alumni juga berperan aktif di berbagai bidang.

Banyak dari mereka yang menjadi pegawai negeri sipil, pengusaha, pendiri perguruan tinggi, dan pengelola pondok pesantren. Bahkan, sejumlah alumni berhasil menduduki kursi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di tingkat pusat, provinsi, hingga kabupaten/kota.

Tidak hanya itu, beberapa alumni juga dipercaya sebagai bupati dan wali kota di sejumlah daerah. “ Termasuk kalau di Wonosobo beberapa periode ini ya alumni terus ya bupatinya,” ujarnya,

Akreditasi Unggul
Unsiq kini telah menyandang status akreditasi unggul, sebuah pencapaian yang membanggakan. Dari lebih dari 4.000 perguruan tinggi di Indonesia, kurang dari 200 yang berhasil meraih akreditasi ini.

Prestasi ini tidak lepas dari strategi yang diterapkan dalam membangun tata kelola universitas yang baik. Memulai langkah strategisnya dengan membangun good university governance.

Langkah tersebut erus dikembangkan melalui visi “Unsiq Mendunia dengan Al-Qur’annya,” yang menjadi panduan dalam setiap langkah dan inovasi yang dilakukan.

Untuk mencapai akreditasi unggul, tidak hanya memenuhi standar nasional pendidikan tinggi (SN Dikti) tetapi juga melampauinya. Hal ini dilakukan melalui penguatan indikator kinerja utama (IKU) dan indikator kinerja tambahan (IKT) dengan mengacu pada standar-standar internasional.

“Tanpa melampaui standar tersebut, tentu kita tidak bisa meraih akreditasi unggul,” ujarnya

Pencapaian ini menjadi bukti nyata komitmen dalam menyediakan pendidikan berkualitas yang tidak hanya relevan dengan perkembangan zaman, tetapi juga berlandaskan nilai-nilai Al-Qur’an.

Andalkan Kolaborasi Empat Pilar Terus Produksi Al Quran Akbar

Menurut Zaenal Sukawi, keberadaan Unsiq sejak awal berdirinya tidak bisa dilepaskan dari kekuatan empat pilar utama yang menopang eksistensi dan perkembangannya.

Keempat pilar itu adalah kiai dengan pesantrennya, birokrasi pemerintahan, dunia usaha dan industri (DUDI), serta para akademisi dengan keilmuannya.

Kolaborasi ini membentuk sinergi kuat “Yayasan memang sejak mula berdiri berbasis kekuatan empat pilar masyarakat,” katanya.

Pilar pertama adalah kiai, yang membawa kekuatan spiritual dan akar pesantren. Kedua, birokrasi pemerintah yang memberi legitimasi dan dukungan kebijakan.

Ketiga, dunia usaha dan industri yang menopang kebutuhan finansial. Dan keempat, akademisi sebagai penjaga mutu dan keilmuan.

Empat pilar ini saling melengkapi dan tidak terpisahkan. Bahkan, unsur-unsur tersebut tetap dipelihara dalam struktur kepemimpinan kampus, baik di
jajaran rektorat maupun fakultas.

Hubungan erat ini dijaga dengan baik sehingga pesantren tetap menjadi bagian tak terpisahkan. Kepemimpinan yayasan saat ini pun memperkuat sinergi tersebut dengan jaringan politik dan pengusaha yang dimiliki, memberikan kontribusi besar dalam mendukung perkembangan universitas.

Al-Quran Akbar
Salah satu kebanggaan Unsiq adalah karya Al-Qur’an Akbar, sebuah karya seni kaligrafi yang telah menyebar hingga ke berbagai negara. Karya ini tidak hanya
menjadi simbol seni Islam, tetapi juga manifestasi dari nilai-nilai spiritual yang dipegang teguh selama ini.

Pembuatan Al-Qur’an Akbar ini pertama kali digagas oleh KH Muntaha dengan merekrut mahasiswa yang memiliki keahlian kaligrafi. Dari banyaknya mahasiswa berbakat, terpilihlah salah satu, Hayatuddin karena kualitas tulisannya yang istimewa serta ketekunan dan keikhlasannya dalam berkarya.

Hingga kini, tradisi pembuatan mushaf ini terus dijaga melalui regenerasi penulis kaligrafi yang dilakukan secara berkala. Al-Qur’an Akbar telah tersebar
di berbagai tempat, mulai dari Bina Graha pada masa Presiden Soeharto, Taman Mini Indonesia Indah, Islamic Center Jakarta, hingga Masjid Agung Jawa Tengah.

Tidak hanya di Indonesia, mushafini juga telah mencapai Brunei Darussalam dan menjadi bagian dari Masjid Zayid di Solo, yang sebelumnya dipersembahkan
kepada Presiden Jokowi.

Hingga kini, sekitar 16 hingga 17 mushaf Al-Qur’an Akbar telah selesai dibuat, menjadi bukti nyata komitmen UNSIQ dalam mengembangkan seni kaligrafi
Islami sekaligus melestarikan nilainilai Al-Qur’an.

The Quranic University
Setelah berhasil meraih predikat unggul, Unsiq tak lantas berpuas diri. Zaenal menegaskan bahwa capaian ini hanyalah awal dari langkah besar berikutnya menuju visi internasional.

“Tentu setelah unggul kita mengembangkan internasionalisasinya,” ujarnya.

Langkah internasionalisasi tersebut mencakup dua aspek utama yaitu, perluasan kewilayahan dan akreditasi internasional. Dalam hal kewilayahan, tidak
hanya menyasar mahasiswa dari Asia, tetapi juga mulai menjangkau kawasan Amerika hingga Eropa.

Sementara dalam bidang mutu, universitas ini mulai mengarah pada pengakuan dari lembagalembaga akreditasi internasional., bukan hanya nasional. Penguatan sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci.

Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM, fokus pada peningkatan jumlah dosen dengan gelar doktor dan profesor. Tak hanya memperluas jaringan dengan perguruan tinggi dan lembaga penelitian internasional, juga membuka kemitraan baru dengan sektor industri.

Salah satunya melalui kunjungan kerja ke Taiwan bersama ketua yayasan, yang dimaksudkan untuk menjajaki kerja sama lintas sektor.

“Kita tidak hanya kerja sama dengan perguruan tinggi tapi juga dengan industri,” jelasnya.

Program internasionalisasi ini turut mencakup student exchange, lecture exchange, serta magang internasional bagi mahasiswa dan alumni.

“Visinya bukan hanya World Class University, namun mengusung konsep The World Class Quranic University.,” tambahnya.

Indonesia Emas 2045
Sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional, Unsiq tidak tinggal diam dalam menyongsong visi besar Indonesia Emas 2045. Kampus ini melihat dirinya memiliki peran dan tanggung jawab strategis untuk mempersiapkan generasi bangsa menghadapi masa depan yang penuh tantangan dan peluang.

Banyak peluang yang bisa dibangun salah satunya adalah bonus demografi ini bagaimana generasi bangsa baik Z maupun milenial ini betul-betul bisa siap untuk menghadapi itu Ke depan. Zaenal juga menggaris bawahi adanya tantangan serius yang disebutnya sebagai “hybrid disruption”.

Tantangan itu meliputi perubahan iklim yang berdampak, ketimpangan pemahaman keagamaan dan kenegaraan, serta percepatan teknologi seperti AI,
blockchain, dan metaverse yang berpotensi menggeser nilai-nilai dasar manusia.

Selain itu, ketidakpastian geopolitik dunia juga menjadi faktor eksternal yang tidak bisa diabaikan. Oleh karena itu, pendidikan karakter menjadi aspek krusial dalam menghadapi kompleksitas zaman.

“Karena Unsiqselalu berupaya semaksimal mungkin bagaimana mendidik generasi ini yang pintar, yang benar, sekaligus berkarakter. Pintar saja enggak cukup, pintar dan benar juga belum, tapi harus berkarakter,” tegasnya.

Tonton Video Selengkapnya

Artikel Terkait