Universitas Negeri Manado (Unima) – Tekankan Budaya Mapalus Dalam Kehidupan Kampus

Share

Menurut Rektor,Dr. Joseph Philip Kambey, SE., Ak., MBA, Unima (Universitas Negeri Manado) berdiri sejak 22 September 1955 dengan nama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) Tondano.

Memasuki usianya yang ke-70, Unima telah melalui berbagai tahap, termasuk transformasi menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Manado pada 1965, hingga akhirnya ditetapkan sebagai Universitas Negeri Manado melalui Keputusan Presiden Nomor 127 Tahun 2000.

Saat ini, Unima memiliki 69 program studi yang tersebar di 7 fakultas dan 1 program pascasarjana, dengan lebih dari 12.600 mahasiswa aktif yang didukung oleh 734 dosen dan 160 dosen CPNS baru.

Minat calon mahasiswa terus berkembang, terlihat dari jumlah pendaftar selama 3 tahun terakhir yang berkisar antara 2.700 hingga 3.000 sesuai daya tampung yang ditetapkan kementerian.

Program studi yang paling diminati adalah Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), Teknik Informatika, dan Manajemen. Unima juga menjadi satu-satunya universitas di Sulawesi Utara yang memiliki program kependidikan dan menyelenggarakan Pendidikan Profesi Guru (PPG).

Dengan lahan yang luas, kampus ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi Kawasan Techno Saintek guna mendukung visi Presiden RI, terutama dalam ketahanan pangan.

Kawasan ini dirancang sebagai pusat penelitian dan pengembangan terpadu yang fokus pada hilirisasi produk penelitian dan inovasi. Unima juga berkomitmen untuk menjaga nilai-nilai luhur bangsa melalui pembangunan kawasan mentalitas Pancasila sebagai simbol persatuan dalam keberagaman yang saling menghormati.

Semangat Kebersamaan
Sebagai institusi pendidikan tinggi yang berakar pada sejarah dan nilai lokal, Unima menanamkan budaya Mapalus dalam kehidupan kampus. Mapalus, yang berarti kerja sama atau gotong royong, diterapkan dalam sistem pembelajaran, mata kuliah, serta kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi mahasiswa.

Semangat ini juga diwujudkan dalam Tridharma Perguruan Tinggi, seperti riset dan pengabdian masyarakat, yang menunjukkan peran kampus dalam membantu daerah tertinggal, khususnya saat bencana seperti letusan Gunung Ruang di Kecamatan Tagulandang, Kepulauan Sitaro.

Unima turut serta dalam pelestarian lingkungan dengan bekerja sama bersama pemerintah dan berbagai pihak untuk mengembangkan Kawasan Danau Tondano secara terpadu dan berkelanjutan.

Institusi pendidikan ini memberikan masukan akademik terkait dampak lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi sehingga tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dapat diwujudkan.

Di bidang pangan, Joseph menyatakan bahwa Unima telah melakukan penelitian untuk menciptakan alternatif makanan non-beras dengan memanfaatkan umbi lokal Sulawesi Utara.

Produk ini berpotensi menjadi makanan sehat yang mendukung ketahanan pangan nasional. Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa juga diarahkan untuk memberikan kontribusi nyata dalam merealisasikan Asta Cita Presiden.

Capaian dan Prestasi
Mahasiswa Unima memiliki banyak prestasi, baik di bidang akademik maupun non-akademik, baik di tingkat nasional maupun internasional. Di bidang akademik,

salah satu contohnya adalah mahasiswa Biologi Fakultas Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Kebumian (FMIPAK) yang berhasil meraih medali emas di Festival Olimpiade Sains Nasional 2025.

Sementara itu, di bidang olahraga, mahasiswa Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan Masyarakat (FIKKM) berhasil membawa pulang emas di ajang South East Asia Hapkido Champions.

Lulusan Unima memiliki prospek kerja yang baik. Sejak 2014, lebih dari 40.000 alumni telah tersebar di berbagai sektor sesuai dengan bidang keahlian masing-masing.

Berdasarkan tracer study internal, rata-rata waktu tunggu alumni untuk mendapatkan pekerjaan adalah 3–12 bulan setelah lulus. Sekitar 60–70% alumni telah bekerja pada tahun pertama,

khususnya lulusan program pendidikan seperti PGSD, Matematika, dan Bahasa, yang biasanya melalui jalur honorer, PPPK, atau guru kontrak daerah. Fakultas Teknik, Ekonomi, dan Ilmu Sosial juga menghasilkan lulusan yang banyak diserap oleh sektor industri dan pemerintahan.

Peran Alumni
Alumni Unima memiliki peran penting dalam berbagai sektor kehidupan. Banyak yang bekerja sebagai guru, dosen, kepala sekolah, hingga pejabat di Dinas Pendidikan di tingkat kota, kabupaten, maupun provinsi.

Mereka menjadi ujung tombak dalam mencerdaskan bangsa, khususnya di kawasan Indonesia Timur. Lulusan Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum serta Ilmu Pendidikan banyak yang menjadi ASN, camat, lurah, kepala dinas, bahkan menduduki posisi strategis di lembaga legislatif dan eksekutif.

Beberapa alumni berlatar belakang Ekonomi dan Teknik juga sukses membangun bisnis di bidang kuliner, pariwisata, media, teknologi, dan industri kreatif lokal.

Peran alumni juga penting dalam membentuk citra kampus. Beberapa nama besar alumni Unima, seperti Dr. Grace Punuh, mantan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulut; Dr. Jeane Tulung, Dirjen Bimas Kristen Kementerian Agama RI; Dr. Djein Rende, anggota DPRD Sulut; Joune Ganda, Bupati Minahasa Utara; dan Robby Dondokambey, Bupati Minahasa, menjadi bukti keberhasilan.

“Alumni yang berprestasi adalah wajah Unima di masyarakat, yang meningkatkan kepercayaan terhadap kualitas pendidikan kampus,” katanya.

Keberhasilan alumni menunjukkan bahwa Unima telah memberikan fondasi kuat untuk mencetak SDM unggul, profesional, dan berintegritas. Dengan memperkuat jaringan alumni dan kolaborasi antar fakultas, peran alumni akan semakin strategis dalam membangun daerah dan bangsa.

Terget Strategis
Di bawah kepemimpinan Joseph, Unima bertransformasi menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN-BLU) yang mandiri dan profesional. Visi ini didukung oleh program prioritas seperti peningkatan akreditasi menuju status “unggul” dan penguatan tata kelola universitas yang baik (Good University Governance).

Pembukaan fakultas baru seperti Kedokteran dan Pertanian, serta pengembangan penelitian dan pengabdian yang mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) menjadi fokus utama.

Ia berkomitmen untuk memimpin secara transparan dan akuntabel demi mewujudkan zona integritas. Dalam upayanya, ia juga memperluas jaringan dan peluang dengan meningkatkan kerja sama baik di dalam maupun luar negeri untuk mahasiswa, dosen, dan alumni.

Joseph telah menetapkan sejumlah target strategis, seperti meningkatkan reputasi perguruan tinggi, mengembangkan riset yang berdampak, serta memperbaiki kualitas pendidikan dan layanan untuk menghasilkan lulusan unggul dan kompetitif.

Selain itu, ia juga menargetkan kemandirian dalam pengelolaan keuangan dan aset, serta memperkuat tata kelola berbasis teknologi untuk mencapai visi Unima yang unggul, mandiri, kompetitif, dan enterpreunerial.

“Kami ingin menjadikan UNIMA sebagai universitas yang tidak hanya besar secara fisik, tetapi juga unggul secara mutu dan berdampak bagi masyarakat,” tegasnya.

Artikel Terkait