Arief Kusuma Among Praja
Dr. Ir. Arief Kusuma Among Praja, ST, MBA, IPU ASEAN Eng. Rektor Universitas Esa Unggul.

Universitas Esa Unggul Cetak Lulusan Profesional Demi Masa Depan

Share

Universitas Esa Unggul (UEU) didirikan pada 1993 dan dikenal dengan julukan “Kampus Emas” yang tagline-nya adalah Smart, Creative, and Entrepreneurial. Filosofi “emas” mencerminkan sesuatu yang berharga dan tidak berkarat atau bisa dikatakan tidak lekang oleh waktu, yang sejalan dengan visi UEU sebagai institusi pendidikan yang bernilai unggul.

Pada tahun 2009, nama universitas yang awalnya Universitas Indonesia Esa Unggul disederhanakan menjadi Universitas Esa Unggul untuk memudahkan penyebutan dan memperkuat fokus pada makna nama tersebut. Kata “esa” menggambarkan keunikan dan diferensiasi, sementara “unggul” mencerminkan semangat untuk menjadi yang terbaik dan memberikan kontribusi optimal bagi masyarakat.

Bergabung 2 tahun setelah berdirinya Universitas Esa Unggul (UEU) pada 1995, Arief diamanahi tugas memperbaiki sistem mutu dan administrasi akademik, hingga berhasil mendapatkan ISO 9.000 di tahun 2001. Di bawah kepemimpinannya pada 2009, ia mulai merancang rencana jangka panjang 25 tahun ke depan yang dimulai dengan penguatan kelembagaan dan manajemen. Didukung dengan hibah dari Program Hibah Kompetisi Institusi (PHKI) dan berhasil memperbaiki sistem informasi, pembelajaran, administrasi, dan sebagainya.

“Kami pada saat itu mendapat penghargaan dari Kementerian sebagai salah satu dari 24 perguruan tinggi yang melakukan sistem penjaminan mutu yang baik,” ungkapnya.

Penataan Kelembagaan

Pada 2014, dilakukan penataan fakultas dan program studi untuk mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi. Upaya yang dilakukan antara lain, meningkatkan kemampuan dosen dalam pembelajaran dan penelitian, serta menjalin kerja sama internasional, termasuk program double degree dengan universitas di Malaysia, Thailand, Korea, China, dan Inggris.

Menurut Arif, UEU meningkatkan daya saing ke kancah internasional melalui kolaborasi strategis dengan Arizona State University (ASU) pada 2021. Melalui aliansi ini, UEU bergabung dengan jaringan 30 perguruan tinggi dari berbagai belahan dunia, mulai dari Asia, Timur Tengah, hingga Amerika Latin.

“Dengan masuk dalam aliansi perguruan tinggi itu membantu kami dalam meningkatkan kesadaran mahasiswa dan civitas akademika terhadap isu-isu global,” katanya.

Saat ini, total student body UEU mencapai 19.900 mahasiswa yang terbagi ke dalam 38 program studi (prodi) dalam 10 fakultas, yang terdiri dari program diploma, sarjana, magister, doktoral, dan profesi.

Alumni UEU telah menunjukkan kiprah yang baik, dengan beberapa di antaranya menjadi tokoh nasional, salah satunya Emil Dardak. Banyak juga yang mendukung dalam program-program di bidang pendidikan, seperti menyediakan bantuan beasiswa serta memberikan masukan terkait dunia kerja dan industri kepada mahasiswa.

Pelopor Program Studi

UEU menjadi pelopor dalam berbagai program studi, seperti Rekam Medis dan Sistem Informasi Kesehatan serta Fisioterapi. Bahkan memiliki dosen pertama di Indonesia bergelar doktor di bidang tersebut. Universitas ini juga menjadi yang pertama membuka program Magister Administrasi Rumah Sakit pada 1995 dan telah terakreditasi Unggul.

Arief mengungkapkan bahwa sebagai pionir, mereka juga turut membantu dalam pendirian program studi yang serupa di beberapa PTN.

“Selain ilmu kesehatan, bidang ekonomi di UEU juga menunjukkan kinerja dan kualitas yang unggul,” tambahnya.

Dari sisi kelembagaan, UEU berhasil menduduki peringkat 45 nasional, peringkat ke-15 di antara perguruan tinggi swasta (PTS) Indonesia, dan peringkat ke-6 di Jakarta, menurut pemeringkatan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) pada 2020. Selain itu, universitas ini juga telah memperoleh akreditasi internasional untuk 12 program studi.

Pada 2022 dan 2023, UEU meraih penghargaan dari Standar Nasional Indonesia (SNI) Award di bidang pendidikan tinggi dengan kriteria perak, di mana pada saat itu belum ada kriteria emas. Adapun penghargaan sebagai PTS unggulan oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) wilayah 3. Sementara dari sisi kinerja di bidang penelitian, UEU telah menghasilkan 1.061 publikasi, dengan 218 di antaranya di jurnal internasional bereputasi, dan sisanya di tingkat nasional.

“Kami berusaha mendorong Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dalam 3 tahun terakhir ini,” ujar Arief Kusuma.

Internasionalisasi

UEU berupaya menghasilkan lulusan yang kompeten dan berdaya saing, dengan berfokus pada pengembangan kurikulum berbasis Outcome-Based Education (OBE), peningkatan akreditasi internasional, serta pembukaan program berbahasa Inggris dan double degree. Program internasionalisasi ini diperkuat melalui kerja sama dengan Arizona State University (ASU), yang memungkinkan mahasiswa belajar dalam kelas multinasional dengan pengajaran dari dosen lokal dan internasional.

Tahun ini, UEU telah menerima 20 mahasiswa asing dan menargetkan peningkatan jumlah ke depannya. Untuk mendukung hal tersebut, dosen dan mahasiswa diberikan pelatihan serta sertifikasi internasional, khususnya dalam bahasa Inggris.

Arief menyadari kehadiran perguruan tinggi asing di Indonesia merupakan tantangan yang tak terhindarkan. Ia berharap keberadaan mereka membawakan program-program unik yang belum ada di Indonesia, sehingga dapat meningkatkan kemampuan generasi masa depan. Untuk menghadapi persaingan, UEU berkomitmen terus berbenah dengan memanfaatkan pemahaman mendalam tentang kondisi dan kebutuhan pasar lokal. Dengan strategi ini, UEU optimis tetap mampu bersaing di tengah hadirnya perguruan tinggi asing.

“Kami yakin tidak akan kalah dengan adanya perguruan- perguruan tinggi asing masuk ke Indonesia,” ujarnya.

Indonesia Emas 2045

Menghadapi bonus demografi dan target Indonesia Emas 2045, UEU ikut berperan dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Sebab, saat ini angka partisipasi kasar pendidikan tinggi masih rendah, hanya sekitar 31 persen, bahkan jumlah sarjana pun masih terbatas, sekitar 10 persen.

Sebagai bentuk kontribusi, UEU menyediakan program beasiswa penuh untuk 300 mahasiswa setiap tahunnya dan memperluas akses pendidikan melalui program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) yang memungkinkan pembelajaran dilakukan sepenuhnya secara online. Satu prodi yang telah mendapatkan izin dalam program ini adalah Teknik Informatika, dengan metode pemberian modul dan pengerjaan praktikum mandiri di rumah.

Pendekatan ini sejalan dengan tren pendidikan modern yang memanfaatkan teknologi. UEU telah mengembangkan modul-modul pembelajaran dan menggabungkan pembelajaran online dan offline dalam model hybrid, dengan 40 persen pembelajaran secara daring dan 60 persen melalui tatap muka di kelas (luring).

Izin untuk program PJJ ini baru didapatkan pada Juni 2024, sehingga implementasinya masih dalam tahap awal. Meskipun demikian, Arief Kusuma optimis UEU dapat menghadirkan pendidikan berkualitas dengan pendekatan Outcome-Based Learning (OBL) yang didukung oleh sistem Learning Management System (LMS) unggulan. Fatiha Asti Amalia

Artikel Terkait