Saat kuliah S1 di Unpad, ia mendapat beasiswa dengan ikatan dinas. Kemudian, saat mengambil S2 di ITB, kembali mendapatkan beasiswa CTAB (Calon Tenaga Akademik Baru). Dari awalnya, beasiswa itu ditujukan untuk menjadi dosen.
Setelah menyelesaikan studi, ia ditempatkan di Kopertis Wilayah I dan diperbantukan di Fakultas Teknik Universitas Medan Area sejak tahun 1991. Sejak saat itu, Prof. Dadan mengabdikan diri sebagai tenaga pengajar di UMA.
Latar belakang akademik yang kuat serta pengalaman panjang di dunia pendidikan tinggi, Prof. Dadan terus berupaya membawa UMA menjadi institusi yang unggul dan berdaya saing, sesuai dengan semangat perjuangan yang terkandung dalam nama Medan Area itu sendiri.
Perjalanan Akreditasi
Universitas Medan Area terus menorehkan prestasi di dunia pendidikan tinggi Indonesia. Kampus yang berdiri sejak 29 April 1983, akhirnya memperoleh akreditasi Unggul, sebuah pencapaian luar biasa yang hanya dimiliki oleh sekitar 150 perguruan tinggi dari lebih 4.000 kampus di Indonesia.
Perjalanan UMA menuju akreditasi unggul bukanlah hal yang mudah. Kampus ini awalnya berasal dari Akademi Teknik Medan (ATM) sebelum berkembang menjadi universitas pada tahun 1983. Saat itu, UMA hanya mengelola program sarjana. Pada 2012, UMA mulai membuka program magister dengan empat program studi, yang kini telah berkembang menjadi lima program magister. Kemudian pada 2022, UMA resmi memiliki program doktor pertama.
Sejak 2016, UMA mulai menargetkan peningkatan kualitas akademiknya dengan harapan meraih akreditasi A, yang kini dikenal sebagai akreditasi Unggul. Setelah melalui berbagai evaluasi dan upaya pengembangan, akhirnya berhasil mencapai target ini pada tahun 2024.
Menurutnya, pencapaian ini tidak lepas dari penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) yang ketat, serta dukungan kuat AKREDITASI UNGGUL
dari Yayasan Pendidikan Haji Agus Salim, yang secara konsisten mendukung peningkatan mutu akademik, baik dari sisi sumber daya manusia, infrastruktur, hingga regulasi akademik.
“Kami memenuhi seluruh persyaratan yang ditetapkan BAN-PT, mulai dari jumlah profesor, akreditasi program studi, keberadaan mahasiswa asing, hingga publikasi internasional dosen-dosen UMA,” tambahnya.
Student Body
Saat ini, UMA mengelola 23 program studi yang tersebar di delapan fakultas dan satu program pascasarjana. Untuk jenjang pascasarjana, UMA memiliki lima program magister dan satu program doktor. Salah satu perkembangan terbaru adalah berdirinya Fakultas Agama Islam, yang semakin memperkuat diversifikasi bidang studi di kampus ini.
UMA memiliki 308 dosen tetap, di mana 14 di antaranya adalah profesor. Hampir 50% lebih dari dosen bergelar doktor, baik lulusan dalam maupun luar negeri, dan sekitar 80% telah memiliki sertifikasi dosen dan kompetensi.
UMA saat ini memiliki sekitar 8.000 mahasiswa aktif, dengan jumlah total dalam data mencapai hampir 9.000 mahasiswa. Usahanya ialah menjaga rasio mahasiswa agar tetap ideal. Tahun 2024 dari target penerimaan 1.500 mahasiswa baru, berhasil mencapai 1.700 mahasiswa.
Selain jumlah mahasiswa yang terus bertambah, UMA juga semakin aktif dalam internasionalisasi dengan menjalin kerja sama akademik serta meningkatkan jumlah publikasi di jurnal internasional bereputasi.
“Mempertahankan status unggul akan lebih menantang daripada meraihnya,” katanya.
Sesuai Target
Menurut Dadan, UMA terus mempertahankan eksistensinya sebagai perguruan tinggi swasta unggulan di Indonesia. Meskipun banyak perguruan tinggi swasta lainnya mengalami penurunan jumlah mahasiswa baru. Ia mengakui bahwa ada tren penurunan peminat, tetapi penerimaan mahasiswa UMA tetap sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
“Kami memang merasakan penurunan peminat, mungkin karena faktor ekonomi yang belum sepenuhnya pulih atau karena daya tampung perguruan tinggi negeri (PTN) yang semakin besar. Namun, UMA masih bisa menjaga keseimbangan dalam penerimaan mahasiswa,” jelasnya.
Keberhasilan meraih akreditasi Unggul tidak lepas dari keunggulan dalam proses belajar mengajar dan manajemen akademik. Salah satu keunikan UMA adalah budaya kekeluargaan, yang diterapkan dalam seluruh aspek akademik dan non-akademik. Semua permasalahan diselesaikan dengan pendekatan kekeluargaan, meskipun tetap memenuhi standar akademik yang ditetapkan.
Selain itu, UMA juga menerapkan kebijakan percepatan masa studi bagi mahasiswa. Program sarjana dapat diselesaikan dalam waktu 3,5 tahun, sementara program magister ditargetkan selesai dalam 1,5 tahun.
Green Digital
Di bawah kepemimpinannya yang memasuki periode kedua sejak 2022, Prof. Dadan membawa UMA ke arah transformasi dengan visi “Green Digital University” yang ditargetkan terwujud pada 2033. Green berarti integritas dan kejujuran dalam pelayanan akademik, sementara digital menggambarkan kepastian dan transparansi dalam pengelolaan administrasi dan akademik.
Konsep Green Digital University juga melibatkan digitalisasi sistem pelayanan, penerapan keberlanjutan (sustainability), serta peningkatan efisiensi dalam pengelolaan kampus. Ia ingin menciptakan kampus yang modern, adaptif terhadap perkembangan teknologi, dan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai akademik serta karakter mahasiswa.
Pendekatan ini diharapkan tidak hanya mencetak lulusan yang cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan berbudi pekerti luhur. Ia ingin mahasiswa UMA bukan hanya pintar, tetapi juga memiliki integritas dan karakter yang baik. Itu yang menjadikan kunci utama keberhasilan seseorang dalam kehidupan.
Setelah meraih akreditasi Unggul, UMA kini menghadapi tantangan baru untuk menjaga dan membuktikan keunggulannya kepada masyarakat. Menurutnya, walaupun berbangga dengan akreditasi Unggul, tetapi juga harus waspada. Masyarakat pasti akan mempertanyakan sejauh mana UMA benar-benar unggul.
UMA juga menorehkan prestasi sebagai satu-satunya PTS di Sumatera yang memiliki sertifikat Green Metric dari Universitas Indonesia (UI), dengan peringkat 18 nasional. Konsep kampus hijau ini mencerminkan komitmen erhadap kelestarian lingkungan dengan menyediakan ruang terbuka yang luas, fasilitas diskusi di luar kelas, serta sistem pemakaian ruang belajar yang tertata rapi agar mahasiswa merasa nyaman.
Internasionalisasi
Menurut Dadan, ke depan, UMA menargetkan internasionalisasi sebagai langkah strategis untuk memperkuat reputasi akademiknya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan merekrut dosen lulusan luar negeri, yang diharapkan dapat menjalin kembali hubungan dengan supervisornya untuk pengembangan kerja sama riset dan publikasi internasional.
Langkah ini juga selaras dengan upaya dalam menarik mahasiswa asing. Saat ini, UMA telah menerima mahasiswa dari Hong Kong, Malaysia, Singapura, dan India untuk berbagai program studi. Bahkan, ke depan menargetkan mahasiswa dari Jepang.
Saat mulai membuka mata kuliah berbahasa Inggris di beberapa program studi. Walaupun saat ini belum semua mata kuliah berbahasa Inggris, langkah ini menjadi daya tarik bagi mahasiswa asing.
“Sekarang, sudah ada beberapa mata kuliah yang diajarkan dalam bahasa Inggris. Ini bagian dari persiapan kami menuju kelas internasional dan meningkatkan daya saing global,” katanya.