“Saya menerima bantuan dari luar negeri. Saya diberi masjid dan klinik oleh Dubai, yang dulu bernama Albir dan sekarang menjadi Asia Muslim Charity Foundation. Saya menjadi perwakilan untuk NTB sejak tahun 1994 hingga sekarang,” katanya.
Wahab menginisiasi sekaligus menjabat sebagai Direktur LSI, sebuah lembaga yang bertujuan membina dosen-dosen tentang Al Islam dan Kemuhammadiyahan.
Saat menempuh studi master di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, bersama rekannya, ia menyusun empat proposal pengajuan program studi untuk mendirikan Fakultas Agama Islam di Ummat.
Dari empat program studi yang diajukan, hanya Program Studi Bahasa Arab (PBA) yang berhasil dan mulai beroperasi pada tahun 2010, menjadi cikal bakal terbentuknya Fakultas Agama Islam.
Pengajuan pembentukan Fakultas Agama Islam ini didorong oleh kecemasannya karena Ma’had Khalid bin Walid yang telah didirikan sebelumnya tidak memiliki fakultas formal untuk mengakomodasi pembelajaran non-formal di sana.
Mahad bahasa Arab tersebut dibangun dengan bantuan Asia Muslim Charity Foundation berupa gedung tiga lantai lengkap dengan asrama mahasiswa. Saat itu, mahad menampung 700 mahasiswa.
Menjadi Rektor
Setelah menyelesaikan program Master pada tahun 2010, ia melanjutkan karir akademiknya di Ummat dan dipercaya sebagai Dekan Fakultas Agama Islam selama dua periode.
Dalam masa jabatannya, ia berhasil mengajukan tiga program studi yang sebelumnya ditolak. Pada tahun 2014, izin operasional Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) berhasil diperoleh, disusul Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam pada tahun 2015.
Di periode pertama, ia membuktikan kinerjanya dalam membesarkan Ummat sebagai bentuk pengabdian kepada lembaga dan organisasi yang membesarkannya.
Pada periode kedua tahun 2020, ia menuntaskan pendirian Program Studi Ekonomi Syariah dengan izin operasionalnya. Setelah masa jabatannya sebagai
Dekan selesai, ia sempat beristirahat di kampung halamannya di Sumbawa untuk bertani. Namun, ia dipanggil kembali menjadi Kepala LP3IK pada tahun 2021, lalu menjabat sebagai Wakil Rektor IV.
Pada pemilihan rektor tahun 2022, ia didorong untuk mencalonkan diri meskipun awalnya sempat menolak karena hanya bergelar S2.
“Saya tahu diri, yang lain doktor, saya S2. Tapi saya terus didorong, kata panitia yang penting pelengkap penderita saja,” ujarnya.
Tanpa melakukan kampanye, ia memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan, dengan 25 dari 26 suara senat memilihnya. “Saya juga bingung dari mana suara saya, enggak tahu. Saya pasrah saja,” katanya.
Fakultas Kedokteran
Salah satu tekadnya setelah menjadi pimpinan adalah memajukan Ummatnya. Tonggak sejarah penting yang ia capai adalah peresmian Fakultas Kedokteran Ummat pada Mei 2025.
Peresmian ini tidak hanya menjadi bukti nyata kontribusi Ummat dalam menjawab kebutuhan sumber daya manusia di sektor kesehatan, tetapi juga menjadi momentum strategis dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan dan layanan kesehatan yang inklusif di wilayah NTB dan kawasan timur Indonesia.
Abdul Wahab merasa bersyukur dan bangga atas berdirinya Fakultas Kedokteran Ummat yang telah diperjuangkan selama lebih dari satu dekade. Ia menyebut bahwa ide pendirian fakultas kedokteran pertama kali diusulkan oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah NTB pada tahun 2012.
Setelah mendapat izin pada 1 Maret 2024, Abdul Wahab bekerja keras siang malam untuk mewujudkan mimpinya, bahkan sampai tidur di kampus.
“Akhirnya, pada 8 April 2025, SK operasional dari Kemendikbudristek diterbitkan,” ujarnya.
Ia menargetkan dalam enam tahun ke depan, Fakultas Kedokteran Ummat bisa meraih akreditasi unggul dan menjadi pusat pengembangan ilmu kedokteran berbasis nilai-nilai Islam,
didukung fasilitas modern serta tenaga medis profesional yang tidak hanya kompeten secara akademis, tapi juga memiliki semangat pengabdian masyarakat.
Berdiri 1980
Ummat didirikan pada 25 Juni 1980 dan dikelola oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Nusa Tenggara Barat melalui Majelis Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan.
Awalnya, universitas ini memiliki empat fakultas, yakni Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol), Fakultas Teknik, dan Fakultas Pertanian.
Pada masa awal, perkuliahan dilakukan sore hingga malam hari, bukan karena tidak memiliki gedung sendiri, tetapi karena kelas hanya dibuka untuk pegawai yang bekerja di siang hari, seperti guru, pegawai negeri, dan pegawai pemerintah daerah.
Saat ini, Ummat memiliki 37 program studi dari delapan fakultas dengan jumlah mahasiswa lebih dari 10.000 orang. Mereka dididik oleh pengajar yang sebagian besar bergelar doktor, termasuk dua guru besar.
Saat ini, meskipun masih baru, minat terhadap Fakultas Kedokteran sangat tinggi. Sebelumnya, program studi yang juga diminati adalah teknik, FKIP terutama PGSD, kesehatan, dan farmasi. Bahkan, untuk S1 Farmasi, jumlah peminat hampir mencapai 400 orang, sementara yang diterima hanya 150 orang.
Kelas Internasional
Saat banyak perguruan tinggi swasta yang mengeluhkan penurunan jumlah mahasiswa baru, Abdul Wahab menyatakan bahwa Ummat tidak mengalaminya.
Menurutnya, ada tren peningkatan jumlah mahasiswa. Biasanya, pada periode Juli sebelum adanya Fakultas Kedokteran, jumlah calon mahasiswa baru yang mendaftar ulang berkisar antara 600-700 orang. Namun, saat ini sudah melebihi 1.500 orang.
Abdul Wahab menargetkan pada tahun 2028, Ummat memiliki minimal 15.000 mahasiswa. Ia juga mempersiapkan Ummat untuk menjadi perguruan tinggi internasional setara dengan universitas lain di dunia.
Upaya yang telah dilakukan termasuk bekerja sama dengan perguruan tinggi luar negeri seperti di Inggris dan Amerika Serikat.
Saat ini, Ummat memberikan beasiswa kepada 16 mahasiswa dari empat negara, yaitu Sudan, Nigeria, Ghana, dan Yaman. Ummat juga berpartisipasi dalam program ‘Kampus Berdampak’ yang dicanangkan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemdiktisaintek RI).
Dalam program ini, mahasiswa terjun langsung ke masyarakat, dibimbing dosen untuk berbagi ilmu pengetahuan, misalnya di bidang pertanian.
“Mereka tidak hanya belajar di kampus, tetapi juga terjun langsung ke masyarakat dengan bimbingan dosen, sehingga dampaknya bukan hanya di kampus tetapi juga dirasakan oleh masyarakat,” katanya.
Ummat tengah dipersiapkan untuk meraih akreditasi unggul. Bahkan, Ummat diproyeksikan menjadi perguruan tinggi pertama dengan akreditasi unggul di NTB.
Untuk mewujudkan hal ini, Abdul Wahab bersama sivitas akademika Ummat pun bekerja keras. Mereka Memulai dari prodi-prodi untuk memeroleh
status unggul.
Selama dua setengah tahun kepemimpinannya, lima program studi telah meraih status unggul. Saat ini, program studi lainnya sedang berupaya mencapai status unggul sesuai permintaan LL Dikti Bali dan NTB.
Selain meningkatkan kualitas SDM, Abdul Wahab juga melengkapi sarana dan prasarana perkuliahan. Bahkan, untuk menyediakan 41 televisi 85 inci sebagai media pembelajaran di kelas, ia langsung mencarinya ke negara produsen.
“Enggak perlu pakai whiteboard lagi. TV-nya bisa digunakan sebagai whiteboard dan bisa ditulis dengan jari. Itu saya pesan langsung dari China,” katanya.
Ummat didukung gedung representatif di tiga lokasi. Fakultas Kesehatan memiliki gedung enam lantai, Fakultas Teknik tiga lantai, FKIP tiga lantai, Fakultas Agama empat lantai, dan Fakultas Hukum empat lantai.
Saat ini, Fakultas Teknik juga sedang membangun gedung empat lantai di kampus tiga. Karena kampus induk tidak mencukupi, perluasan kampus dilakukan di luar.
Selain mengandalkan pembiayaan dari pemasukan mahasiswa, Ummat juga menerima donasi dari lembaga amal. Beberapa di antaranya adalah gedung empat lantai, gedung tiga lantai, masjid dua lantai, dan asrama dari Dubai.
Bangun Karakter Alumni Melalui Baitul Arqam
Mata kuliah Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) adalah mata kuliah wajib di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTMA). Bahkan secara khusus di Ummat ada Lembaga Pengkajian Pengembangan Pengamalan Al- Islam dan Kemuhammadiyahan (LP3IK).
Mata kuliah tersebut diajarkan dalam bentuk teori dan praktik. Dahulu teori diberikan selama delapan semester sejak awal perkuliahan, namun sekarang hanya empat semester.
Materi teorinya mencakup akidah, ibadah, akhlak, dan kemuhammadiyahan. Dalam akidah, diajarkan penerapan akidah yang benar, seperti larangan syirik dan khurafat, sesuai konsep Muhammadiyah. Untuk ibadah, mahasiswa mempelajari praktik salat, wudhu, dan tata cara ibadah lainnya.
Selain itu, ada program Baitul Arqam, yaitu pembinaan mental dan kepribadian, di mana mahasiswa diinapkan selama tiga hari tiga malam. Dalam kegiatan ini, mereka diajak melaksanakan salat malam dan tadarus.
“Baitul Arqam wajib diikuti setiap mahasiswa. Selain itu, mereka juga harus memiliki sertifikat baca Alquran bagi muslim sebagai syarat untuk KKN, wisuda, dan lainnya,” ujarnya.
Pembinaan mental dan kepribadian ini sangat bermanfaat untuk mempersiapkan mahasiswa terjun ke masyarakat, sehingga ketika lulus mereka benar-benar siap.
Hal ini terbukti dari banyaknya alumni Ummat yang sukses di berbagai bidang pekerjaan, seperti menjadi PNS, kepala dinas di pemerintahan kabupaten atau provinsi, pejabat negara, hingga politisi. Saat ini, Wahab sedang mengupayakan pendirian Fakultas Ekonomi dan Fakultas Kedokteran Gigi.