Setelah menyelesaikan studi sarjananya, ia ditempatkan di Medan, tepatnya di IKIP Al Washliyah, pada tahun 1993. Penempatan ini menjadi titik awal pengabdiannya sebagai pendidik di institusi yang kelak akan dipimpinnya.
Pada tahun 1994, ia melanjutkan pendidikan S2 di Univers Gadjah Mada (UGM) dan menyelesaikannya pada tahun 1998. Sepulang dari studi pascasarjana, ia mulai dipercaya memegang berbagai posisi strategis di lingkungan kampus.
Ia pernah menjabat sebagai Kepala Tata Usaha (KTU) pada tahun 2003, kemudian menjadi Wakil Rektor II dari tahun 2004 hingga 2012. Selama periode ini, ia juga diberi amanah sebagai Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat dari 2012 hingga 2016.
Karirnya terus menanjak ketika pada tahun 2016 ia diangkat sebagai Wakil Rektor I, posisi yang diembannya hingga tahun 2023. Pada tahun yang sama, ia mendapat kepercayaan dari Pengurus Besar Al Washliyah untuk memimpin Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah sebagai rektor, jabatan yang akan dijalankannya hingga tahun 2027.
Semangat Al Washliyah
Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al Washliyah merupakan salah satu institusi pendidikan tinggi yang memiliki akar sejarah kuat dan perjalanan panjang di bawah naungan organisasi Al Washliyah, sebuah perkumpulan massa Islam yang berdiri di Medan sejak tahun 1930.
Awal mula UM Al Washliyah bermula dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Al Washliyah yang berlokasi berdekatan di Medan. Pada tahun 1983, fakultas ini berkembang menjadi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP), menandai langkah awal transformasi institusi pendidikan tersebut.
Seiring waktu, berdirilah pula Akademi MIPA Al Washliyah (AMIPA) yang dipimpin oleh tokoh penting saat itu, Pak Salim, yang juga memimpin STKIP.
Perjalanan berlanjut pada sekitar tahun 1990 ketika STKIP Al Washliyah meningkatkan statusnya menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP).
Pada masa itu, pemerintah memberikan kebijakan yang memungkinkan institusi keguruan seperti IKIP untuk bertransformasi menjadi universitas. Mengikuti jejak IKIP Medan yang menjadi Universitas Negeri Medan, IKIP Al Washliyah dan AMIPA kemudian bergabung pada tahun 1996 membentuk Universitas Muslim Nusantara (UMN).
Nama universitas ini kemudian mengalami penambahan pada tanggal 15 Agustus 2002, ketika secara resmi menjadi Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah, menegaskan identitasnya sebagai bagian dari organisasi Al Washliyah yang lebih luas.
Menariknya, di Medan terdapat dua perguruan tinggi yang memiliki nama serupa namun berbeda, yaitu Universitas Al Washliyah dan Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah (UMN Al Washliyah).
Kedua institusi ini berdiri berdampingan sebagai tetangga, namun memiliki manajemen dan sejarah yang berbeda. UMN Al Washliyah yang ini berlokasi di tempat yang sama dengan cikal bakalnya dan terus berupaya mengembangkan kualitas pendidikan serta kontribusinya bagi masyarakat.
Akreditasi Unggul
UMN Al Washliyah berhasil meraih akreditasi unggul dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) pada April lalu, sebuah pencapaian yang sangat membanggakan mengingat dari lebih 4.000 perguruan tinggi di Indonesia,
hanya sekitar 160 yang memperoleh status ini Keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras seluruh civitas akademika dan mitra institusi, bukan hanya usaha satu individu.
Akreditasi unggul ini merupakan pengakuan atas kinerja dan kualitas yang telah dibangun selama bertahun-tahun. Proses penilaian melibatkan penyampaian laporan dalam bentuk borang dan kunjungan verifikasi oleh tim BAN PT mengonfirmasi data yang disampaikan.
Hasilnya, UMN Al Washliyah dinyatakan memenuhi standar tertinggi yang ditetapkan, menandai tonggak penting dalam perjalanan institusi ini.
Dari sisi sumber daya manusia, UMN Al Washliyah memiliki dosen dengan kualifikasi mumpuni, termasuk guru besar, lektor kepala, dan lektor, meski sebagian kecil masih berstatus asisten ahli.
Kinerja dosen dan mahasiswa, termasuk prestasi akademik dan luaran penelitian, menjadi faktor penting yang menyumbang skor tinggi dalam penilaian akreditasi. Instrumen BAN PT tidak hanya menilai output, tetapi juga outcome, yakni dampak nyata dari proses pendidikan yang dijalankan.
Keberhasilan ini juga mencerminkan sinergi antara mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, alumni, dan para pemangku kepentingan lainnya yang bersama-sama berkontribusi dalam meningkatkan mutu pendidikan di UMN Al Washliyah.
Proses panjang dan berkelanjutan ini menunjukkan komitmen institusi untuk terus maju dan memberikan layanan pendidikan terbaik bagi masyarakat. Dengan status akreditasi unggul ini, UMN Al Washliyah semakin memperkuat posisinya sebagai pergur tinggi yang kompetitif dan terpercaya di Indonesia,
khususnya di wilayah Sumatera Utara. Pencapaian ini juga menjadi motivasi untuk meningkatkan kualitas akademik. riset, dan pengabdian kepada masyarakat demi mencetak lulusan yang unggul dan berdaya saing tinggi. UMN Al Washliyah terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan, baik dari segi jumlah mahasiswa maupun kualitas akademik.
Saat ini, universitas memiliki tujuh fakultas dan satu program pascasarjana yang menaungi 23 program studi. Dengan jumlah mahasiswa sekitar 5 ribu orang, UMN Al Washliyah berhasil mempertahankan tren peningkatan peminat yang signifikan, terutama setelah meraih akreditasi unggul.
Fakultas-fakultas di UMN Al Washliyah meliputi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Pertanian, Fakultas Farmasi, Fakultas Sastra, serta Fakultas Agama Islam yang baru berdiri.
Selain itu, terdapat program pascasarjana yang turut memperkaya pilihan akademik bagi calon mahasiswa dan profesional yang ingin melanjutkan studi.
Prodi Unggul
Dari 23 program studi yang dikelola, sebagian besar telah memperoleh akreditasi “Baik Sekali”, dan tiga program studi bahkan telah meraih status “Unggul”. Saat ini, universitas tengah mengajukan dua program studi tambahan untuk mendapatkan akreditasi unggul sebagai bagian dari upaya berkelanjutan meningkatkan mutu pendidikan.
“Peningkatan akreditasi ini sangat berpengaruh terhadap kepercayaan masyarakat, terutama pada program studi yang sudah unggul seperti PGSD, Manajemen, dan Akuntansi,” ujarnya.
Tren peningkatan jumlah mahasiswa di UMN Al Washliyah ini menjadi sebuah anomali positif di tengah kondisi umum perguruan tinggi swasta di Indonesia yang mengalami penurunan jumlah pendaftar.
Ia menjelaskan bahwa fluktuasi jumlah mahasiswa pada program studi tertentu adalah hal yang wajar, tergantung pada kebutuhan pasar tenaga kerja dan dinamika supply-demand.
Namun, secara umum, UMN Al Washliyah berhasil menarik minat calon mahasiswa dengan kualitas dan reputasi yang terus membaik. Salah satu program studi yang paling diminati adalah Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
“PGSD memang sedang naik daun karena kebutuhan Guru SD yang tinggi, terutama akibat banyaknya guru yang pensiun baik di sekolah
negeri maupun swasta,” jelasnya.
Program studi PGSD di UMN Al Washliyah telah meraih akreditasi unggul sejak tiga tahun lalu, menjadikannya magnet bagi masyarakat yang ingin menyiapkan
generasi pendidik berkualitas. Masyarakat melihat peluang besar di bidang ini, sehingga PGSD menjadi pilihan utama.
Utamakan Keberagaman, Bangun Kelas Internasional
Di tengah keberagaman perguruan tinggi Islam di Indonesia, (UMN) Al Washliyah memiliki ciri khas yang membedakannya dari institusi lain seperti UIN, IAIN, Universitas Muhammadiyah, dan universitas berbasis organisasi keagamaan lainnya.
Menurutnya, inti dari Washliy adalah “menghubungkan,” yaitu menjalin tali silaturahim dan persaudaraan, tidak hanya antar sesama Muslim, tetapi juga dengan pemeluk agama dan etnis lain demi membangun bangsa bersama.
“Al Washah itu adalah menghubungkan. Jadi menjalin tali silaturahim bersaudara. Tidak hanya kita sesama Muslim, tetapi juga dengan yang lain, dengan agama atau keperc lain, etnis lain, kita bersama untuk membangun bangsa,” ujarnya.
Semangat ini berakar dari cita-cita para pendiri Al Washliyah pada tahun 1930, yang ingin mengatasi perpecahan dan menguatkan persatuan bangsa Indonesia agar tidak mudah diadu domba oleh kekuatan luar.
Di Universitas Muslim Nusantara Al Washliyah, nilai-nilai tersebut ditanamkan secara nyata dalam kehidupan akademik dan sosial civitas akademika. Mahasiswa dan dosen berasal dari berbagai latar belakang agama dan etnis, mencerminkan keberagaman yang harmonis.
Dari sisi kurikulum, UMN Al Washliyah menambahkan mata kuliah khusus tentang nilai-nilai ke-Al Washliyahan serta kewirausahaan syariah sebagai bagian dari branding dan identitas institusi. Fokus pasar UMN Al Washliyah sangat kuat di Sumatera Utara, wilayah kelahiran Al Washliyah.
“Keuntungan kita memang warga Washliyah terbanyak di Sumatera Ut, karena lahirnya dulu di sini. itu yang menjadi market kita,” jelasnya. Meski demikian, univers juga membuka diri untuk merangkul masyarakat luas di luar wilayah tersebut
Kiprah Alumni
Salah satu aspek penting yang turut mengukuhkan reputasi UMN Al Washliyah adalah keberadaan alumni yang tersebar luas dan berprestasi. Sejak era STKIP, total alumni sudah mencapai lebih dari 20 ribu orang, dengan mayoritas berasal dari bidang keguruan.
Namun, belakangan ini, para alumni juga semakin banyak yang berkiprah di luar dunia pendidikan, termasuk dalam bidang manajemen dan akuntansi, bahkan ada yang berkarier hingga ke luar negeri seperti Malaysia.
Ia menyoroti beberapa alumni yang menonjol, seperti Dedi Iskandar Batu Bara, yang selain menjadi dosen di UMN Al Washliyah, juga merupakan contoh sukses lulusan yang berkontribusi kembali ke almamaternya.
“Kami berharap beliau bisa mencapai jabatan tertinggi sebagai profesor dalam waktu dekat,” ujarnya.
Keberagaman, fokus regional yang kuat, dan alumni yang berprestasi menjadi pilar utama yang memperkuat posisi UMN Al Washliyah sebagai institusi pendidikan tinggi yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga berperan aktif dalam membangun bangsa melalui pendidikan yang inklusif dan berwawasan luas.
UMN Al Washliyah terus menatap masa depan dengan berencana mengembangkan program-program internasional dan memperluas akses pendidikan melalui berbagai skema beasiswa yang inovatif dan inklusif.
Kelas Internasional
Dr. Firmansyah menjelaskan bahwa salah satu target utama ke depan adalah membuka kelas internasional, khususnya untuk program studi yang sudah meraih akreditasi unggul.
“Kami bercita-cita dan sedang berupaya untuk segera membuka kelas internasional,” ujarnya. Langkah ini sejalan dengan program pemerintah yang mendorong perguruan tinggi untuk mendapatkan akreditasi internasional.
Untuk mewujudkan hal tersebut, UMN Al Washliyah telah mulai menjajaki peluang dengan mengirimkan delegasi ke pameran pendidikan di Kuala Lumpur, Malaysia, guna merekrut mahasiswa dari negara-negara Asia Tenggara seperti Thailand, Malaysia, Filipina, Vietnam, dan Kamboja.
“Kami juga berharap dapat menarik mahasiswa dari luar Asia Tenggara di masa mendatang,” tambahnya.
Sebagai tahap awal, universitas menyediakan beasiswa dengan keringanan biaya untuk mahasiswa internasional yang direkrut. Selain fokus pada internasionalisasi. juga sangat memperhatikan kebutuhan mahasiswa,
terutama mereka yang berprestasi namun memiliki keterbatasan finansial, dengan menyediakan berbagai program beasiswa yang inklusif dan beragam. Diantaranya adalah beasiswa KIP (Kartu Indonesia Pintar) yang ditujukan bagi mahasiswa pintar dari keluarga kurang mampu sebagai bagian dari program pemerintah.
Selain itu, universitas juga memberikan beasiswa tahfiz bagi calon mahasiswa yang menghafal Alquran, di mana besaran beasiswa disesuaikan dengan jumlah hafalan, bahkan memungkinkan pembebasan biaya kuliah penuh hingga lulus.