Prof. Jamhari Makruf, MA, Ph.D. - Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (foto: UIII)

Prof. Jamhari Makruf – Sejak Berdiri Sudah PTNBH Hanya Ada Program S2 dan S3

Share

Perjalanan karier Prof. Jamhari Makruf, MA, Ph.D mulai terlihat setelah menempuh pendidikan program doktoral di Australian National University (ANU). Dia oleh kawan-kawannya dipercaya memimpin Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Lembaga yang diharapkan melahirkan riset-riset bermutu tinggi sebagai rujukan akademik, baik dalam dan luar negeri. Kegiatannya antara lain menerbitkan jurnal ilmiah dalam bahasa Inggris dan Arab.

Di eranya, banyak program-program riset dan penelitian, juga survei dilakukan. Jurnal studi Islamika yang dikelola PPIM, sampai sekarang masih eksis. Bahkan saat ini menjadi salah satu jurnal kajian Islam dan humaniora terbaik di Indonesia dan Asia Tenggara.

“Nah setelah itu, dipercaya menjadi wakil rektor dua kali. Periode pertama di bidang akademik, kemudian yang kedua di bidang kerjasama dan kelembagaan,’’ ungkapnya.

Alternatif Belajar Islam

UIII atau biasa dieja UI3 merupakan perguruan tinggi yang dilahirkan sebagai program strategis nasional. Hal itu tidak terlepas dari posisi Indonesia yang terkenal sebagai satu negara dengan penduduknya mayoritas muslim terbesar di dunia. Bahkan kalau penduduk semua negara Teluk disatukan, jumlah penduduk muslimnya masih kalah dari Indonesia.

Satu pertanyaan besarnya, menurut Prof Jamhari, banyak perguruan tinggi Islam, tetapi mengapa belum bisa berkontribusi dan menggebrak dunia internasional. Persoalan, itu yang kemudian membuat pemerintah dan beberapa penggagas berkeinginan mendirikan sebuah perguruan tinggi yang bisa menjadi kiblat, menjadi alternatif bagi masyarakat internasional belajar Islam di Indonesia.

Di sisi lain, katanya, selama ini banyak mahasiswa Indonesia belajar Islam ke negara lain seperti Timur Tengah, Mesir, Arab Saudi, hingga ke negara-negara Afrika Utara. Mereka mendapat beasiswa dari negara-negara tersebut. Padahal secara ekonomi, negara-negara tersebut seperti Mesir, Sudan, dan Yaman, tidak lebih baik dari Indonesia. Bahkan sosial politik negara tersebut juga tidak stabil.

Sejatinya, kondisi tersebut tidak nyaman untuk pendidikan. Tapi banyak sekali mahasiswa Indonesia belajar di sana. Para penggagas UI3 pun berpikir untuk membalik keadaan itu, bagaimana mengubah dari tangan di bawah mencari atas memberi beasiswa kepada mahasiswa muslim di seluruh dunia untuk di Indonesia.

“Mereka bisa melihat bagaimana Islam berinteraksi di Indonesia yang toleran, dan damai,” katanya.

Empat Menteri

Menurut Jamhari para inisiator UI3, adalah beberapa kelompok kecil di UIN Jakarta yang dipimpin Prof. Bahtiar Effendy, Prof. Komaruddin Hidayat, dan kawan-kawan. Proposal awalnya adalah membawa UIN Jakarta ke tingkat internasional. Proposal tersebut disampaikan ke Menteri Agama Lukman Hakim. Kemudian mereka diajak bertemu Jusuf Kalla.

“Wakil presiden ke-10 dan ke-12 itulah yang sesungguhnya bisa dianggap sebagai orang yang menjadi motor penggerak UI3. Begitu menerima proposal, bahkan sepertinya ia mempunyai gagasan yang sudah lama.” katanya.

UI3 semula bakal diletakkan di bawah kementerian luar negeri karena fungsi diplomasi internasionalnya lebih besar. Tapi lantaran kementerian luar negeri, tidak punya portofolio menangani pendidikan, kemudian ditetapkan menginduk kementerian agama.

Menurut Prof Jamhari, UI3 memang spesial. Wali amanahnya, empat menteri yaitu menteri agama, menteri pendidikan dan kebudayaan, menteri keuangan, dan menteri luar negeri. Jadi empat menteri itu ex officio menjadi anggota dari Wali Amanat UI3.

“Sejak lahir UI3, sudah PTNBH. Supaya larinya lebih cepat, menjadi kebanggaan nasional,” katanya.

Hanya S2 dan S3

Salah satu perbedaan mencolok dengan perguruan tinggi lain, ungkap Prof Jamhari, UI3 hanya membuka program master dan Ph.D dalam empat fakultas, yaitu Fakultas Islamic Studies, Fakultas Ilmu Sosial, Fakultas Pendidikan, serta Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Selanjutnya akan membuka Fakultas Sains dan Teknologi. Semua S2 dan S3, tidak ada program S1. Sehingga jumlah mahasiswanya saat ini kecil. Semisal menerima 1.000 mahasiswa, turun naiknya juga kecil.

Tujuan awal UI3 adalah untuk mempromosikan Indonesia ke dunia internasional. Fakultas tersebut punya kelebihan-kelebihan yang bisa diambil pelajaran negara-negara lain. Misalnya dari Islamic Studies, Indonesia punya pemikiran yang luar biasa baik dari hukum Islam maupun dari kekayaan-kekayaan intelektual, kiai-kiai atau ulama-ulama. UI3 mencoba mensinergikan atau mengaplikasikan Islam sesuai dengan keadaan budaya Indonesia.

Menurut Jamhari, hanya sedikit negara yang mempunyai keunikan tersebut. Indonesia merupakan laboratorium pengkajian Islam yang sangat besar. Sehingga orang luar, bisa belajar keragaman dan keunikan Islam di Indonesia.

Kualitas perguruan tinggi, juga dilihat konsentrasinya yang lebih fokus ke program-program pasca sarjana. Apalagi, kalau meneguhkan diri sebagai perguruan tinggi riset atau research university.

“Kami sempat kewalahan karena untuk membuka S3, harus ada dua profesor. Tidak ada guru besar yang nganggur. Kalaupun meminjam dari kampus lain, belum tentu diizinkan,”katanya.

Ribuan Pelamar

Status PTNBH, menurutnya, menguntungkan perguruan tinggi karena memiliki otonomi atau kemandirian untuk membuka program studi. Hanya saja, selain kemandirian mengelola diri sendiri dan kemandirian akademik, ada tambahan dari pemerintah,

 

atau kemandirian finansial. Itu sangat berat. Karena bagaimana pun juga, pendidikan sangatlah mahal. Sehingga kalau tidak dari pemerintah, pasti masyarakat harus membayar.

UI3 mendapat dukungan beasiswa dari banyak pihak, di antaranya Kementerian Agama, LPDP, negara sahabat seperti Belanda, dan Norwegia, kemudian orang-orang yang secara pribadi berdonasi. Jadi semakin lama semakin baik, dan semakin banyak memberikan beasiswa kepada UI3.

Pada tahun pertama, tahun 2021, yang melamar hampir 1.000 mahasiswa dari luar negeri. Kemudian tahun kedua, lebih dari 1.000 pelamar, tahun ketiga, naik lagi menjadi 2.500 pelamar, dan tahun keempat pelamarnya mencapai 3.500, baik dari dalam maupun dari manca. Mereka berasal dari 79 negara. Padahal mahasiswa yang diterima hanya sekitar 250.

Sampai saat ini, UI3 baru meluluskan mahasiswa program S2. Sedangkan program S3, belum ada yang lulus. Para alumni menyebar ke berbagai negara. Ada yang meneruskan kuliah di perguruan tinggi bergengsi, dan beberapa kampus-kampus besar di dunia. Ada melapor bekerja di lembaga-lembaga riset ternama di Hongkong, Malaysia, Singapura, bahkan di Uni Emirat Arab.

Kampus Strategis

Terkait kemandirian finansial, Jamhari mengatakan, sejak lahir U3 langsung membuka rekening dana abadi. Pihaknya menyadari bahwa sebuah kampus kalau ingin besar harus mempunyai dukungan dana yang luar biasa. Kemudian, merancang membuka beberapa usaha, karena UI3 mempunyai lahan yang cukup luas, 140 hektar. Lokasinya persis diapit jalan tol Cijago, Cinere, dan Jagorawi. Tepatnya di Cimanggis. Pinggir jalan tol, sangat mudah diakses, tidak jauh dari Perumahan Cibubur. Tidak jauh dari kampus UI yang sekitar 3,5 KM.

Tanah tersebut semula dipakai RRI sebagai tempat pemancar stasiun internasional. Karena siaran internasional, dan analog, butuh pemancar-pemancar radio yang tinggi dan masih memakai aliran listrik. Jadi butuh tanah luas untuk pemancar. Sekarang zaman digital, tidak butuh antena analog.

Mengelola lahan yang begitu luas, tentu menjadi persoalan tersendiri. Namun UI3 sudah menyiapkan master plan yang didesain PUPR dan masukan berbagai pihak. Ada lahan yang dipersiapkan untuk kawasan hijau yang akan menjadi hutan bagi masyarakat sekitar, tanaman-tanaman khas, juga tanaman-tanaman besar yang menjadi paru-paru kota.

Ada kawasan yang dikembangkan untuk bisnis. Ada usulan untuk mendirikan sebuah hotel, convention center, bahkan museum, sehingga produktif, dan menghasilkan uang untuk membantu perkembangan UI3.

“UI3 ini punya misi yang besar, mempromosikan Indonesia di dunia akademik internasional dan bagaimana Islam di Indonesia rahmatan lil alamin, menjadi inspirasi bagi dunia muslim,” tambahnya.

Tonton Video Selengkapnya

Artikel Terkait