Sehingga ketika ada kesempatan menjadi pengajar setelah lulus pada 1992, ia memutuskan untuk menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan mengabdikan diri sebagai dosen.
“Bukan cita-cita, tapi karena ilmu bisa memberikan manfaat bagi orang lain, jadi sesuai dengan prinsip saya selama ini,” ungkapnya.
Sejak saat itu, kontribusi Abdunnur untuk kemaslahatan tidak hanya diwujudkan melalui kegiatan mengajar, tetapi juga dalam keaktifannya menjabat dalam berbagai posisi struktural di kampus. Ia memandang jabatan bukan sebagai bentuk prestise, tetapi sebagai proses pembelajaran dalam hidupnya hingga berada di posisi saat ini.
Menurutnya, jabatan sebagai pemimpin harus mampu memberikan perubahan positif bagi diri sendiri maupun orang lain, termasuk kepada lembaga. Inilah
dasar pemikiran yang menjadi motivasinya dalam setiap peran yang dikerjakan.
Konsorsium ke Universitas
Universitas Mulawarman (Unmul) didirikan pada 27 September 1962 sebagai hasil inisiasi para tokoh di Kalimantan Timur (Kaltim) yang tergabung dalam suatu konsorsium guru dan memiliki kesamaan motivasi, persepsi, serta tujuan.
Tujuannya sederhana yakni menghadirkan perguruan tinggi bagi masyaraka Kalimantan Timur yang saat itu kesulitan mengakses pendidikan di luar pulau, termasuk mereka yang tinggal di daerah-daerah terpencil dengan fasilitas pembelajaran yang masih kurang memadai.
Terbatasnya akses pendidikan membuat Unmul terpanggil untuk memberikan kesempatan seluasluasnya, terkhusus bagi putra putri Kaltim agar memperoleh pendidikan tinggi yang layak dan berkualitas.
Komitmen ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas keilmuan dan pengetahuan generasi muda, tetapi juga untuk mempersiapkan mereka sebagai sumber daya manusia (SDM) unggul yang mampu berkontribusi secara aktif, baik di tingkat regional, nasional, maupun global.
Dengan dukungan pemerintah daerah, konsorsium tersebut mulai mendirikan beberapa fakultas di bidang eksakta dan sosial, seperti Pertanian, Kehutanan, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, serta Ekonomi.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang dahulu berasal dari IKIP di Samarinda juga turut memperkuat perkembangan kampus ini. Kini, Unmul telah mempunyai 14 fakultas dan 1 program pascasarjana yang menaungi total 108 program studi.
Jumlah ini mencakup berbagai bidang sosial humaniora, keguruan, ekonomi, hukum, kesehatan, sains dan teknologi, hingga ilmu pertanian dan kehutanan. Yang terbaru, Fakultas Kedokteran Gigi telah resmi berdiri sendiri setelah sebelumnya berada di bawah Fakultas Kedokteran.
Jumlah mahasiswa aktif di Unmul saat ini mencapai sekitar 35.000 orang. Setiap tahun, kampus ini menerima antara 5.000 hingga 6.000 mahasiswa baru dari berbagai jalur masuk. Hal ini menjadikan Unmul sebagai perguruan tinggi dengan jumlah mahasiswa terbesar di Kalimantan dan akan terus berkembang.
Unmul segera membuka empat fakultas baru, di antaranya Fakultas Teknologi Informasi, Fakultas Peternakan, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Keolahragaan, dan satu fakultas tambahan yaitu Fakultas Psikologi, yang dimulai dengan membentuk program studi baru sebagai syarat pendirian.
Pengembangan ini bukan hanya untuk menambah kuantitas, melainkan upaya mempersiapkan kebutuhan keilmuan baru, sekaligus memperkuat daya saing Unmul agar bisa sejajar dengan perguruan tinggi unggul lainnya di Indonesia.
“Itu menjadi motivasi kita ke depan untuk maju menuju World Class University,” kata Abdunnur.
Berbasis Hutan Tropis
Salah satu kekuatan utama Unmul adalah pola ilmiah pokoknya yang berorientasi pada Tropical Rainforest and Environment. Scientific oriented ini menjadi
identitas khas Unmul dan menjadi dasar dalam pengembangan seluruh program studi yang ada.
Setiap bidang keilmuan yang dikembangkan di Unmul diarahkan untuk terhubung dengan isu lingkungan tropis dan pelestarian alam secara berkelanjutan.
Fokus ini tidak hanya mencerminkan kekhasan geografis Kalimantan, tetapi juga memperkuat peran dalam pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi dan pembangunan bangsa.
Dengan pendekatan ini, memiliki kekuatan kompetitif tersendiri dan mampu berkontribusi secara signifikan, baik di tingkat nasional maupun internasional, khususnya dalam kajian dan pengembangan ilmu terkait hutan tropis dan lingkungan.
Unmul memandang kekayaan sumber daya alam (SDA) di Kalimantan Timur, seperti pertambangan, pertanian, perikanan, dan kelautan, bukan hanya sebagai potensi, tetapi juga tanggung jawab besar.
Oleh karena itu, orientasi belajar mengajar diarahkan untuk menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang mampu mengelola kekayaan alam ini secara bijak, ilmiah, dan berkelanjutan.
“Kami berusaha menyiapkan lulusan yang dapat berkontribusi tidak hanya dengan pemikiran, tetapi juga mampu mengembangkan dan memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dan sustainable,“ jelas Abdunnur.
Unmul juga aktif memberikan kontribusi ilmiah dan keahlian, baik melalui dosen-dosen sebagai tenaga ahli dalam analisis kelayakan pengelolaan dan pemanfaatan SDA, maupun melalui proses pembelajaran yang dikaitkan dengan persoalan nyata, seperti studi kasus tentang eksploitasi SDA di Kaltim.
Namun, implementasi pemikiran akademik tidak sepenuhnya dapat dilakukan di lapangan. Hal ini berpotensi memunculkan citra negatif bahwa pengelolaan sumber daya alam di Kaltim masih belum dilakukan secara optimal dan sustainability sesuai kaidah keilmuan.
Salah satu isu adanya inisiasi yang memberikan kesempatan bagi perguruan tinggi untuk mengelola langsung sumber daya alam, termasuk tambang. Abdunnur
menganggap ini sebagai peluang untuk membuktikan bahwa perguruan tinggi bisa menjadi contoh dalam pengelolaan yang baik dan benar,
baik secara teori maupun implementasinyya, sehingga mampu memperbaiki citra negatif yang ada. Hal ini akan membentuk standar baru yang menjadi prosedur dalam mengelola potensi alam tersebut.
Namun, ada kekhawatiran bahwa perguruan tinggi bisa kehilangan jati dirinya sebagai institusi akademik jika terlibat terlalu jauh dalam aspek bisnis. Menurut Abdunnur, penting untuk menjaga core akademik dalam fungsi perguruan tinggi,
sehingga setiap kebijakan dan praktik pengelolaan sumber daya alam tetap berdasarkan ilmu pengetahuan dan mendukung keberlanjutan lingkungan.
“Perguruan tinggi harus tetap menjadi center of excellence,” tegasnya.
Peningkatan Kualitas
Saat ini, Gubernur Kalimantan Timur memiliki program unggulan “Gratis Pol”, salah satunya berupa beasiswa untuk jenjang S1, S2, dan S3. Kebijakan tersebut membuktikan komitmen pemerintah untuk menunjang pengembangan SDM di Kaltim.
Semangat utama dari program ini adalah membuka kesempatan seluas-luasnya bagi masyarakat Kaltim untuk menempuh pendidikan tinggi. Bantuan pendidikan ditujukan tidak hanya pada mahasiswa Unmul, tetapi juga mencakup seluruh perguruan tinggi di dalam maupun luar Kalimantan, bahkan bagi yang melanjutkan studi ke luar negeri.
Namun, Abdunnur menekankan bahwa pemberian beasiswa saja tidak cukup. Untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi, perlu juga diperhatikan hal-hal lain seperti dukungan sarana prasarana pembelajaran, kualitas dosen, dan kesejahteraan mahasiswa.
Oleh karena itu, pemerintah juga mulai memberikan bantuan pendidikan untuk dosen, serta menaruh perhatian pada pendidikan menengah dan dasar sebagai
bagian dari sistem pendidikan yang berkelanjutan dan terintegrasi.
“Program ini tidak hanya tentang pembiayaan, tetapi juga bagaimana meningkatkan kualitas pengajar dan membangun sistem pendidikan terpadu yang didukung oleh semua komponen,” ujarnya.
Abdunnur juga menyoroti standar kelayakan kehidupan mahasiswa, yang turut mempengaruhi keberhasilan belajar dan kualitas mahasiswa. Oleh karena itu, Unmul menginisiasi program pembinaan tahun pertama perkuliahan.
Melalui sistem asrama atau dormitory, mengadopsi pendekatan di luar negeri, di mana mahasiswa baru dibina tidak hanya dalam aspek akademik, tetapi juga secara mental, spiritual, dan karakter kebangsaan, agar mereka siap hidup mandiri dan menjalani kehidupan kampus.
Ke depan, Unmul berencana membangun dormitori yang dapat menampung 5.000 hingga 6.000 mahasiswa.
Alumni Unmul
Unmul telah melahirkan puluhan ribu alumni yang kini tersebar di berbagai sektor strategis, baik di pemerintahan daerah dan pusat, swasta, hingga organisasi
internasional.
Salah satu contohnya adalah Gubernur Kalimantan Timur saat ini yang merupakan alumni Unmul, serta banyak alumni lain yang berperan aktif di berbagai bidang formal maupun informal.
Abdunnur mengungkapkan rasa bangganya terhadap alumni yang telah menunjukkan kualitas dan daya saing hingga menempati berbagai jabatan strategis. Namun, ia juga mengharapkan keluaran Unmul sebagai wirausaha yang menciptakan lapangan pekerjaan baru, sehingga tidak hanya berfokus
mencari pekerjaan.
Menurutnya, penting untuk membangun rasa bangga dan ikatan alumni terhadap almamaternya, sehingga alumni dapat berkontribusi dalam pengembangan kampus, baik melalui kerja sama formal maupun memfasilitasi mahasiswa dan lulusan dalam penyediaan lapangan kerja dan rekomendasi.
Di sisi lain, ia juga menyadari bahwa jejaring alumni bisa menjadi pedang bermata dua, yaitu menciptakan peluang bagi sebagian, tapi berpotensi memarginalkan kelompok lain jika tidak dijaga dengan semangat kebersamaan dan kesetaraan.
“Membangun kebersamaan dan rasa kepedulian alumni terhadap almamater sangatlah penting, karena itu menjadi semangat utama yang mendorong dukungan dan peran alumni dalam membesarkan kampus,” katanya.
Idealnya Ada Konsorsium International University
Kehadiran Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur memberikan dampak yang sangat positif bagi Universitas Mulawarman (Unmul). Sebagai bagian dari masyarakat Kaltim, Abdunnur merasa bersyukur dengan hal itu karena merupakan wujud nyata dari komitmen pemerintah pusat untuk melakukan pemerataan pembangunan di luar Pulau Jawa.
Perubahan dari konsep Jawa-sentris menuju pembangunan infrastruktur yang lebih merata di seluruh Indonesia memberikan semangat baru dan kebanggaan tersendiri, khususnya bagi perguruan tinggi di Kalimantan Timur.
Dalam proses Pembangunan IKN, Unmul mengambil peran aktif tidak hanya melalui kontribusi pemikiran, tetapi juga sebagai penghubung antara pemerintah pusat dan daerah dalam berbagai aspek, termasuk terlibat dalam tim pembangunan sosial kemasyarakatan.
Selain itu, keberadaan IKN membuka kesempatan bagi Unmul untuk menjalin kerja sama lebih luas dengan perguruan tinggi nasional dan internasional, yang
semakin memperkuat posisi dan reputasi Unmul secara regional dan global.
Abdunnur berharap, kehadiran IKN juga diikuti dengan peningkatan dukungan dan perhatian terhadap perguruan tinggi di Kaltim, khususnya dalam upaya
memajukan pendidikan tinggi dan mencetak SDM unggul.
“Kami berharap dengan adanya IKN, perguruan tinggi yang ada di Kalimantan Timur dengan sendirinya mendapatkan perhatian lebih,” ujarnya.
Unmul sebenarnya tidak perlu membangun kampus fisik di kawasan IKN demi menunjukkan eksistensinya, karena menurut Abdunnur, langkah tersebut
cenderung bersifat parsial dan hanya menunjukkan kehadiran sebuah instansi saja.
Ia justru mengusulkan pembangunan International University di IKN melalui model konsorsium, di mana semua program studi unggul dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dikelola bersama.
Dengan demikian, setiap perguruan tinggi merasa terlibat dan berkontribusi dalam membangun universitas bertaraf internasional tersebut. Abdunnur ingin menunjukkan bahwa pendidikan tinggi di Indonesia dapat dikelola secara kolaboratif, terstandar, dan mampu bersaing secara global.
Meskipun demikian, pendekatan semacam ini belum sepenuhnya dilakukan di Indonesia, sehingga perlu didiskusikan lebih lanjut agar pembangunan International University di IKN benar-benar menjadi representasi kualitas terbaik dari sistem pendidikan tinggi nasional.
Menjaga Ekosistem
Unmul menunjukkan komitmen yang lebih besar dari sekadar menegaskan eksistensinya sebagai perguruan tinggi di Kawasan IKN. Visinya tidak hanya berfokus pada keberadaan fisik kampus di IKN, tetapi juga pada peran aktifnya dalam menjaga ekosistem dan keberlanjutan lingkungan di kawasan tersebut.
Dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki, Unmul berupaya memastikan bahwa pengembangan IKN sejalan dengan konsep forest city, green city, dan
smart city.
Sebagai bentuk nyata, rehabilitasi telah dilakukan ke lebih dari 5.000 hektare lahan dari total 20.000 hektare di kawasan Taman Hutan Raya Bukit Soeharto yang berbatasan langsung dengan wilayah IKN, dan menjadikannya sebagai pusat studi serta pengembangan hutan tropis.
Selain itu, Unmul bekerja sama dengan Otorita IKN, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Dinas Kehutanan Kalimantan Timur, serta mitra dari sektor swasta, untuk menjalankan fungsi laboratorium ekosistem dan melakukan restorasi lahan hutan seluas 2.571 hektare.
Dalam mendukung edukasi dan pelestarian lingkungan, Unmul juga berperan menghadirkan Miniatur Hutan Hujan Tropis (MHHT), yang menjadi prototipe pelestarian sekaligus pusat edukasi hutan hujan tropis di IKN.
Sebagai bagian dari penguatan kelembagaan dan kemandirian pengelolaan, Unmul yang telah berstatus Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTNBLU) sejak 2009, pada 2024 telah mengajukan perubahan status menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) dan kini tengah menunggu keputusan resmi dari pemerintah.
Universitas Kelas Dunia
Ke depan, Universitas Mulawarman memiliki visi besar untuk tidak hanya menjadi center of excellence, tetapi juga center of civilization, sekaligus center of innovation.
Abdunnur menekankan pentingnya kampus sebagai suatu peradaban dimulainya penanaman nilai-nilai etika, kebangsaan, dan sosial sebelum diadopsi ke masyarakat luas.
Untuk itu, Unmul mengembangkan berbagai program, seperti pembangunan dormitory dan education center bagi mahasiswa baru, yang bertujuan membentukkarakter kebangsaan dan meningkatkan rasa persatuan generasi muda di tengah kemajuan teknologi.
Unmul juga terus bertransformasi menjadi kampus digital dengan membangun sarana prasarana teknologi informasi, serta mengembangkan konsep berbasis artificial intelligence (AI) untuk menunjang proses pembelajaran, riset, dan inovasi.
Dalam menyiapkan SDM unggul untuk mewujudkan generasi emas 2045, Unmul telah menyiapkan Rapid Rural Appraisal (RRA) dan master plan yang telah disampaikan ke Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) dengan harapan dapat memperoleh dukungan anggaran yang sebanding dengan kontribusi strategisnya.
Sebagai perguruan tinggi yang berada di kawasan IKN dan memiliki posisi strategis dalam menunjang pembangunan IKN, Unmul layak difasilitasi dan didukung dalam berbagai aspek, seperti infrastruktur, sarana prasarana, proses pembelajaran, peningkatan kualitas mahasiswa, dosen, dan pengelolaan program studi.
Selain itu, strategi pengembangan ini juga telah disampaikan ke Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) dan berhasil masuk ke dalam rencana strategis pendidikan tinggi nasional periode 2026–2029, khususnya terkait pembangunan sarana penujang pembelajaran di perguruan tinggi.
Menurut Abdunnur, Unmul terus membangun kerja sama di tingkat regional, nasional, dan internasional sebagai bagian dari upaya peningkatan mutu perguruan tinggi dan program studi menuju akreditasi unggul. Saat ini, lebih dari 55% dari 108 program studi telah terakreditasi unggul dan A, naik dari yang sebelumnya di bawah 25%.
Target selanjutnya adalah akreditasi internasional, di mana 7 program studi telah terakreditasi dan 18 lainnya baru diajukan tahun ini. Selain itu, Unmul juga mendorong semua unit, termasuk laboratorium, untuk memperoleh sertifikasi nasional dan internasional,
serta mempersiapkan lulusan yang tidak hanya berbekal ijazah, tetapi juga sertifikasi kompetensi, soft skills, dan keahlian profesi sesuai bidang studi masing-masing.
“Harapannya, Unmul menjadi perguruan tinggi strategis yang akan mendukung pengembangan pendidikan tinggi dalam menunjang pembangunan IKN dari berbagai aspek, khususnya SDM,” tambahnya.