Prof. Dr. Hj. Nilawati Uly, S.Si, Apt, M.Kes, CIPA. - Rektor Universitas Mega Buana Palopo

Prof. Dr. Hj. Nilawati Uly, S.Si, Apt, M.Kes, CIPA. – Fokus Pendidikan dan Kesehatan Juga Membuka Prodi Kedokteran

Share

Prof. Dr. Hj. Nilawati Uly, S.Si., Apt., M.Kes., CIPA mengawali karier sebagai Apoteker Penanggung Jawab Apotek di daerah Sorowako setelah menyelesaikan Profesi Apoteker di Universitas Gadjah Mada (UGM) pada tahun 2004. Pada tahun 2006 mulai aktif sebagai dosen di beberapa perguruan tinggi kesehatan dan diberi kepercayaan menjabat sebagai Plh. Ketua serta Wakil Ketua STIKes.

Pada tahun 2007, Nilawati membuka bimbingan belajar di Palopo melalui franchise Primagama. Melihat dedikasinya dalam bekerja dan mengelola perguruan tinggi milik orang lain, suaminya, H. Rahim Munir, S.P., M.M., yang dinikahinya pada tahun 2006, mengajaknya mendirikan perguruan tinggi sendiri.

Pada Mei 2008, berdirilah Yayasan Pendidikan Mega Buana Palopo. Pada Juni 2009, STIKes Mega Buana Palopo resmi memperoleh izin pembukaan Program Studi S1 Keperawatan, S1 Kesehatan Masyarakat, dan D4 Bidan Pendidik, sekaligus izin pendirian institusi tersebut.

Nilawati dipercaya sebagai Ketua, sementara suaminya menjabat sebagai Ketua Pembina Yayasan, dengan dukungan orang tua dan saudara yang turut menjadi pengurus yayasan.

“Jadi, saya dan suami mendirikan STIKes Mega Buana Palopo yang pada 24 Agustus 2020 resmi berubah bentuk menjadi Universitas Mega Buana Palopo,” jelasnya.

Perkembangan Pesat
Nilawati Uly menyampaikan bahwa pendirian perguruan tinggi yang dipimpinnya adalah wujud kepedulian terhadap pendidikan dan kesehatan di Kota Palopo.

Kampus ini menjadi solusi bagi masyarakat dari enam daerah, yaitu Kabupaten Luwu, Kota Palopo, Kabupaten Luwu Utara, Kabupaten Luwu Timur, Kabupaten Tana Toraja, dan Kabupaten Toraja Utara, untuk menempuh pendidikan tinggi di lingkungan yang representatif dengan biaya terjangkau.

Pada awal berdiri, perguruan tinggi ini hanya memiliki tiga program studi dengan 67 mahasiswa baru. Namun, setelah berubah bentuk dari STIKes Mega Buana Palopo menjadi Universitas Mega Buana (UMB) Palopo pada tahun 2020, jumlah mahasiswa baru meningkat signifikan seiring bertambahnya program studi.

Dalam tiga tahun berturut-turut, peningkatan jumlah mahasiswa tercatat di atas 100 persen.

“Tenaga dosen dan pengajar berasal dari kalangan akademisi, praktisi, dan profesional di bidangnya masing-masing dengan rasio yang sesuai standar,” ujarnya.

Perkembangan layanan pendidikan juga terlihat dari jumlah program studi yang semula hanya lima pada tahun 2020, berkembang menjadi 17 program studi pada tahun 2025, termasuk satu program doktor (S3)., 2 program magister (S2), 4 program profesi, dan 10 program sarjana (S1).

Dari segi fasilitas, UMB Palopo telah mengembangkan kampus di enam lokasi, dengan tiga yang sudah aktif dan tiga lainnya dalam tahap pembangunan.

Kampus 1 dikhususkan untuk Fakultas Hukum, Fakultas Bisnis, dan Fakultas Informatika. Kampus 2 digunakan untuk Rektorat dan Fakultas Kedokteran, sedangkan Kampus 3 difokuskan untuk Fakultas Kesehatan.

“Fasilitas terus dilengkapi agar mahasiswa dapat melakukan praktik di kampus dengan sarana yang memadai tanpa perlu keluar kota,” tambahnya.

Menjawab Kebutuhan
Sebagai perguruan tinggi baru di antara 12 kampus lain yang lebih dulu hadir di Kota Palopo, Universitas Mega Buana (UMB) Palopo sempat menghadapi tantangan, terutama dalam membangun kepercayaan masyarakat.

Namun, berkat komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, memperbaiki fasilitas, menjaga tata kelola yang baik, dan menawarkan biaya kuliah terjangkau, kampus ini semakin dipercaya.

Para pendirinya juga mampu membaca peluang kebijakan pendidikan, seperti pada tahun 2018 ketika regulasi mewajibkan bidan mengikuti Program Pendidikan Profesi Kebidanan.

Aturan ini dikuatkan oleh Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2019 yang mewajibkan bidan memiliki pendidikan profesi untuk praktik mandiri.

Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, UMB Palopo membuka Program Studi Profesi Bidan dan menjadi kampus pertama di Indonesia Timur yang menyelenggarakan program ini.

Mereka juga membuka Program Studi S1 Kebidanan yang terintegrasi dengan Profesi Bidan serta mendirikan CBT Center untuk uji kompetensi tenaga kesehatan secara gratis bagi lulusan, yang merupakan satu-satunya di wilayah Tana Luwu dan Tana Toraja.

Terobosan tersebut menarik minat pendaftar bukan hanya dari sekitar Palopo, tetapi juga dari luar provinsi. Sistem hybrid learning bagi kelas karyawan semakin memperluas akses, dengan mayoritas peminat berasal dari program studi kesehatan.

Seiring waktu, kualitas pendidikan yang ditawarkan telah mendorong meningkatnya ekspektasi masyarakat agar kampus ini tidak hanya berfokus pada bidang kesehatan.

Menjawab kebutuhan tersebut, pada tahun 2020 dibuka Fakultas Bisnis dengan Program Studi S1 Kewirausahaan dan S1 Perdagangan Internasional, bertepatan dengan perubahan status dari sekolah tinggi menjadi universitas.

Tak lama kemudian, dibuka pula program studi nonkesehatan lainnya, yaitu S1 Ilmu Hukum melalui alih kelola STIH Damarica yang bergabung dengan UMB Palopo.

Langkah serupa dilakukan pada Program Studi S1 Informatika dan S1 Sistem Informasi melalui alih kelola STIK Imanuel Toraja, yang kini sepenuhnya dikelola oleh Yayasan Pendidikan Mega Buana Palopo.

Berbagai Capaian
UMB Palopo adalah perguruan tinggi yang dikelola oleh dua pendiri dengan komitmen besar untuk memajukan dunia pendidikan. Kampus ini terus berusaha menjadi yang terbaik dalam memberikan layanan pendidikan berkualitas, dibuktikan dengan berbagai pencapaian penting.

Pada 2012, Program Studi D4 Bidan Pendidik menjadi yang pertama di Indonesia Timur meraih akreditasi B dari BAN-PT. Selain itu, UMB Palopo juga menjadi perguruan tinggi pertama di Tana Luwu dan Tana Toraja yang memperoleh akreditasi Baik Sekali dari BAN-PT, menunjukkan peningkatan kualitas pendidikan dan tata kelola institusi.

UMB Palopo adalah PTS pertama di wilayah timur yang membuka Program Doktor Kesehatan Masyarakat dan satu-satunya penyelenggara S3 Kesehatan Masyarakat di luar Makassar.

Kampus ini juga menjadi perguruan tinggi pertama dengan rumah sakit di luar Makassar dan menyediakan CBT Center untuk tenaga kesehatan di Tana Luwu dan Tana Toraja. Fakultas Kedokteran kampus ini dibina langsung oleh Universitas Hasanuddin.

“UMB Palopo adalah perguruan tinggi pertama yang membuka pendidikan kedokteran umum dan kedokteran gigi di luar Makassar, Sulsel,” ujar perwakilan kampus.

Respon masyarakat terhadap pendidikan kedokteran sangat positif, terlihat dari jumlah pendaftar yang mencapai 600 orang untuk 50 kuota yang tersedia. Antusiasme ini mendorong pembukaan Program Studi S1 Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi pada tahun 2025.

“Dengan adanya program studi ini, UMB Palopo menjadi rujukan bagi perguruan tinggi swasta lain yang ingin membuka program studi kedokteran. Bahkan, pemerintah daerah di luar Sulsel tertarik untuk bekerja sama dalam penyiapan SDM bidang kedokteran,” tambahnya.

Berusaha Berdampak Nyata Biaya Seminimal Mungkin

Tren minat calon mahasiswa terhadap UMB Palopo terus menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun ke tahun. Dalam tiga tahun terakhir, jumlah pendaftar melonjak tajam.

Pada tahun 2023, tercatat 2.488 peminat dengan 2.343 yang diterima. Tahun 2024, jumlah peminat meningkat menjadi 2.942 dengan 2.656 yang diterima. Di tahun 2025, peminat mencapai 5.307 orang, dan 3.316 mahasiswa diterima dari 170 kabupaten/kota di 32 provinsi.

“Untuk penerimaan mahasiswa baru tahun ini, program studi di bidang kesehatan mendominasi dengan total 11 program studi,” ujar Nilawati.

Sebagai institusi pendidikan, UMB Palopo berkomitmen hadir memberikan solusi di tengah masyarakat. Kampus ini aktif dalam pengabdian masyarakat bersama pemerintah,

seperti operasi celah bibir dan lelangit, renovasi posyandu, layanan kesehatan bagi anak-anak SLB dan nelayan, serta bantuan sosial dan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan secara rutin.

UMB Palopo juga mendorong dosen dan mahasiswa lebih produktif dalam penelitian dan pengabdian masyarakat dengan memberikan stimulus serta penghargaan tahunan.

Hasilnya terlihat dari kerja sama dengan pemerintah daerah, seperti aplikasi Mommy Be untuk kesehatan ibu hamil di Kota Palopo, pemantauan pasien diabetes mellitus di Kabupaten Luwu Timur, program hilirisasi ramah lingkungan di Kabupaten Luwu Utara, hingga kerja sama dengan pemerintah Papua untuk penyiapan sumber daya manusia.

“Sejak awal berdiri, UMB Palopo selalu selaras dengan program pemerintah dan berupaya memberikan kontribusi nyata,” ujarnya.

Kiprah Alumni
Nilawati menyampaikan bahwa perguruan tinggi tidak hanya berfungsi menghasilkan lulusan atau melakukan penelitian administratif, tetapi juga memiliki peran penting dalam mentransformasi kehidupan masyarakat dan memberikan manfaat nyata di berbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, sosial, hingga ekonomi.

UMB Palopo memberikan perhatian penuh kepada mahasiswa sejak awal studi hingga lulus, bahkan mendampingi alumni dalam mencari pekerjaan.

Saat ini, sekitar 80 persen alumni UMB Palopo telah bekerja sebagai ASN, TNI/Polri, karyawan swasta, wirausaha, atau pekerja migran di negara seperti Arab Saudi, Taiwan, dan Jepang.

Beberapa alumni juga meraih prestasi internasional, seperti Mawar Makkasau Andi Kanna, lulusan Prodi DIV Kebidanan Tahun 2016, yang mendapatkan penghargaan dari Ministry of Health, King Saud Medical City Hospital, Arab Saudi,

atas kinerjanya di bidang Maternity Nursing and Midwifery Administration, serta meraih peringkat pertama Top Performance Hospital di rumah sakit tersebut.

Biaya Terjangkau
UMB Palopo hadir sebagai solusi bagi masyarakat yang ingin menempuh pendidikan tinggi di kampus yang representatif dengan fasilitas lengkap namun tetap terjangkau. Sepanjang penyelenggaraannya, pendanaan dikelola secara bijak dengan mengoptimalkan aset yang dimiliki.

“Biaya kuliah ditetapkan seminimal mungkin dengan memperhatikan rata-rata biaya pendidikan di perguruan tinggi lain sebagai perbandingan,” jelas Nilawati.

Untuk meringankan beban mahasiswa, kampus bekerja sama dengan pemerintah melalui program beasiswa KIP Kuliah bagi mahasiswa berprestasi maupun kurang mampu, serta beasiswa dari pihak swasta.

Yayasan mengelola pendanaan dengan mengoptimalkan aset agar lebih produktif sekaligus mengembangkan sumber pendapatan baru, seperti mendirikan rumah sakit yang tidak hanya mendukung pelayanan kesehatan masyarakat tetapi juga bersinergi dengan pendidikan di kampus.

“Yayasan bahkan telah menyiapkan dana abadi untuk menjamin keberlanjutan layanan pendidikan UMB Palopo di masa depan,” tambahnya.

Komitmen untuk meringankan biaya mahasiswa juga terlihat nyata. Pada tahun akademik 2024–2025, yayasan menyalurkan beasiswa sebesar Rp5.568.000.000 melalui program UMB Care dan beberapa skema lainnya.

Dukungan beasiswa ini diberikan tidak hanya kepada mahasiswa tetapi juga dosen untuk mengikuti berbagai program penelitian dan pengembangan akademik.

Memasuki periode kedua kepemimpinannya, Nilawati menegaskan bahwa UMB Palopo akan mempercepat pengembangan di berbagai bidang.

Fokus utama diarahkan pada peningkatan mutu dan pencapaian indikator kinerja utama (IKU) untuk meningkatkan kualitas layanan pendidikan dalam lima tahun ke depan, sekaligus menargetkan peningkatan akreditasi.

Pada periode pertama (2020–2025), dari 17 program studi yang ada, status akreditasi meningkat signifikan.

Program studi yang sebelumnya belum terakreditasi kini secara bertahap telah mencapai status Baik, Baik Sekali, hingga Unggul. Saat ini, terdapat 3 program studi terakreditasi Unggul, 6 berstatus Baik Sekali, dan 8 program studi baru telah memperoleh akreditasi Baik.

Peningkatan sarana dan prasarana juga menjadi fokus utama, termasuk penyediaan fasilitas praktik yang lengkap, pengembangan rumah sakit menjadi rumah sakit pendidikan, penambahan laboratorium, serta penerapan digitalisasi di berbagai bidang.

Strategi lima tahun ke depan difokuskan pada peningkatan kualitas pendidikan, penguatan akuntabilitas, digitalisasi tata kelola, dan pengembangan kerja sama nasional maupun internasional.

“Sehingga UMB Palopo lebih siap dalam membangun karakter dan sumber daya manusia yang unggul dan sejahtera,” tambahnya.

Artikel Terkait