Pengalaman bekerja di Jakarta membuatnya bersentuhan dengan dunia yang jauh lebih luas ketimbang kampung halamannya. Kurniawan mengenal dinamika perusahaan, manajemen modern, hingga standar profesional yang mendekatkannya dengan praktik terbaik di tingkat nasional dan internasional.
Di balik kesibukan kariernya, ada kegelisahan yang terus menghantui, bagaimana dengan generasi muda di Sukabumi yang tidak memiliki akses pengalaman serupa. Pertanyaan itu membuatnya bolak-balik Jakarta–Sukabumi sambil mulai merintis kursus komputer sederhana.
Pulang ke Sukabumi di awal 2000, saat itu internet masih barang langka dan sebagian besar masyarakat daerah belum mengenalnya. Kurniawan melihat peluang strategis, akses digital sebagai pintu masuk pengetahuan. Oleh karena itu, dia mendirikan sebuah warung internet (warnet) kecil, kemudian disusul dengan kursus komputer. Dari warnet dan kursus sederhana tersebut, menjadi fondasi kuat bagi lahirnya lembaga pendidikan tinggi.
Lahir Perguruan Tinggi
Pada tahun 2006 lahir Sekolah Tinggi Teknologi Nusa Putra (STT-NSP). Program studi yang dibuka, antara lain, Teknik Sipil (S-1), Teknik Mesin (D-3), dan Teknik Elektro (D-3).
Pada tahun 2012 Nusa Putra memiliki gedung sendiri, lalu pada tahun 2014 mulai kedatangan mahasiswa asing untuk program magang. Dari sinilah jalan menuju pengakuan nasional dan internasional mulai terbuka.
Pada tanggal 2 Februari 2018, resmi bertransformasi menjadi Universitas Nusa Putra. Sejak saat itu, dikenal sebagai universitas dengan identitas dan visi yang lebih luas. Pada awalnya membuka dua fakultas, Fakultas Teknik, Komputer, dan Desain serta Fakultas Bisnis, Hukum, dan Humaniora, yang melengkapi kebutuhan pendidikan masyarakat modern.
Perkembangan fisik kampus juga sangat kontras. Jika dahulu bermula dari ruang sewa kecil untuk kursus komputer, kini kampus Nusa Putra berdiri di atas lahan hampir 3 hektare. Terdapat dua bangunan utama masing-masing 6 lantai, ditambah pembangunan gedung baru di seberang jalan yang juga memiliki lahan lebih dari 1 hektare.
NPU berhasil meraih status “Unggul” dalam waktu relatif singkat. Pada tahun 2020, NPU langsung mengajukan akreditasi internasional ke EQAR (European Quality Assurance Register for Higher Education) dan bermitra dengan lembaga AQAS Jerman. Sebanyak 10 program studi memperoleh akreditasi penuh.
Keunggulan NPU tidak hanya berhenti di tingkat nasional. Kampus ini mencatat prestasi unik, menjadi perguruan tinggi dengan jumlah mahasiswa asing terbanyak di Indonesia. Mereka datang dari 86 negara, mulai dari Yaman, Mesir, Maroko, hingga beberapa negara Afrika. Bukan hanya untuk program pertukaran, melainkan benar-benar kuliah reguler di jenjang sarjana. Prodi favorit di kalangan mahasiswa internasional adalah Teknik Sipil, Teknik Mesin, dan Informatika.
Diversitas ini menjadi identita khas Universitas Nusa Putra. Dr. Kurniawan menyebutnya sebagai “globality”, yakni keterbukaan dan keberagaman. Mahasiswa dari Papua berbaur dengan mahasiswa dari Mesir, mahasiswa Sukabumi berdiskusi dengan mahasiswa dari Nigeria. Kekhasan itu bahkan diakui oleh media internasional. Times Higher Education memberikan penghargaan untuk NPU dalam kategori “impact” karena berhasil menciptakan kampus dengan keragaman global yang berdampak nyata.
Kisah Inspiratif
Kisah inspiratif ini tertuang dalam “Buku 100 Rektor PTN/ PTS Inspirasi Indonesia* yang diterbitkan PT Citra Almamater Baru, 2025). D antara 100 tokoh itu, ada pula Rektor Universitas Mulawarman, Prof. Dr. Ir. H. Abdunnur, M.Si, IPU, ASEAN.Eng; Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nivember (ITS), Prof. Ir. Bambang Pramujati; Rektor Universitas Kristen Indonesia (UKI ), Prof. Dr. Dhaniswara K. Harjono SH, MH, MBA; Rektor Universitas Komputer Indonesia (Unikom), Prof. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, MT; Rektor Universitas Pelita Harapan, (HC) Jonathan Parapak; Rektor Universitas Negeri Makassar Prof. Dr. Karta Jayadi, M.Sn; Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. Muhammad Madyan, SE, M.Sc, M.Fin; Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof. Dr. Tatacipta Dirgantara, MT, Rektor UIN Raden Intan, Prof. Dr. Wan Jamaludddin Z, M.Ag; dan pimpinan perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta lainnya.
Buku setebal 736 halaman plus 40 lampiran yang berisi perjalanan sang tokoh ini bakal mengilhami generasi muda sekaligus membangun kesadaran bahwa mewujudkan Indonesia sebagai negara yang berdaulat, maju, adil, dan makmur pada tahun 2045, tidak semata-mata berada pada pundak pemerintah, tetapi semua komponen anak bangsa ikut serta dalam pelaksanaan Visi Indonesia Emas 2045.
Pengalaman para penanggungjawab pendidikan tinggi strategis tersebut juga bisa bermanfaat pada para pengelola perguruan tinggi Indonesia lain, yang jumlahnya lebih dari 4.000 PTN maupun PTS. Lembaga pendidikan tinggi menjadi andalan bangsa dan negara untuk menyediakan sumber daya manusia (SDM) unggul untuk mewujudkan cita cita bangsa, membangun masyarakat yang adil dan Makmur.
Informasi Buku
Judul: 100 REKTOR PTN/PTS INSPIRASI INDONESIA
Tebal halaman: 776 halaman
Penyunting : Bambang Sadono
Pengantar: Dirjen Pendidikan Tinggi Kemdiktisaintek, Ketua Umum APTISI
Harga: Rp 250.000