Martono, S.E., M.M. - Ketua Pengurus Koperasi CU Pancur Kasih & Ketua Pengurus Puskop CU Borneo

Ketua Pengurus Puskop CU Borneo – Universitas Tanjungpura Strategis di Kalimantan Barat

Share

Sebagai salah seorang alumni kebanggaan Program studi S1 dan S2 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, Martono, S.E., M.M. mengapresiasi pengaruh positif almamaternya. Kampusnya berada di tengah-tengah Kota Pontianak. Memiliki fasilitas cukup lengkap, didukung para dosen yang andal dari sisi keilmuan dan tenaga kependidikan yang ramah memberikan pelayanan.

Untan merupakan unggulan dan favorit di Kalimantan Barat, menyediakan suasana perkuliahan yang menyenangkan. Martono mengakui, hampir semua dosennya sangat berpengaruh dalam perkembangan kariernya. Kini Martono menjadi Ketua Pengurus Koperasi Simpan Pinjam Credit Union (KSP CU) Pancur Kasih, sekaligus Ketua Pengurus Pusat Koperasi (Puskop) CU Borneo.

“Semua dosen Untan dengan kualifikasi pendidikan dan keahlian masing-masing telah memperkaya dan mengubah cara berpikir mahasiswa dan alumni,” katanya.

Implementasi Ilmu

Martono memperoleh amanah kepercayaan dari lima KSP CU sebagai koperasi primer, untuk menduduki posisi di koperasi sekunder yang menaunginya, Puskop Borneo, sebagai ketua pengurus. Kelima KSP CU tersebut, yaitu Lantang Tipo, Keluarga Kudus, Sahabat Sejahtera, Semarong. Dan satu lagi, KSP CU Pancur Kasih.

KSP Pancur Kasih, ungkapnya, kini memiliki 55 kantor cabang dan 8 kantor cabang pembantu yang tersebar di Kalimantan Barat. Pengelola, pengurus, pengawas, dan manajemen hampir 600 orang.

Selain itu, KSP Pancur Kasih mempunyai 513 kelompok inti orang. Jumlah ini termasuk pengurus dan pengawas. Mereka melayani 223.309 orang anggota. Tak dapat dipungkiri, dalam pengelolaannya diperlukan jaringan luas dan mitra yang baik. Selain itu, Martono mengakui, bekal S2 Manajemen di Untan, sangat berkontribusi mendukung tugasnya.

“Hampir semua teori relevan dalam upaya pengimplementasian ilmu dan fungsi manajemen. Hal ini sungguh sangat membantu,” tegasnya.

Tata Kelola

Martono mengemukakan, secara umum teori manajemen koperasi itu relatif hampir sama. Hanya yang berbeda, antara KSP CU dan koperasi pada umumnya, terletak pada tata kelola.

Perbedaan tata kelola koperasi kredit (CU) dengan koperasi lainnya, yaitu pada siapa yang membuat keputusan dan bagaimana keputusan itu dibuat.

Dalam CU, keputusan dibuat dengan mempertimbangkan kepentingan terbaik para anggota. Dewan direksi bertanggung jawab langsung kepada anggota. Dan, anggota memiliki suara pada cara menjalankan koperasi kredit. Juga menerapkan prinsip berkoperasi yang cerdas dan bijaksana. Konstruktif dan produktif guna membantu tumbuh kembang koperasi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya.

Martono menyebutkan, sebagai bagian dari tata kelola KSP CU, juga mengaplikasikan empat perspektif. Tujuannya, mengukur kinerja dengan berdasarkan perspektif keuangan, keanggotaan, bisnis internal, pertumbuhan dan pembelajaran.

“Termasuk di dalam perspektif keanggotaan adalah pemberdayaan anggota. Itu yang sedikit membedakan CU dengan koperasi secara umum. Selain ada jaringan CU internasional,” ujarnya.

Diperkuat Jejaring

Sebetulnya secara umum praktik-praktik perkoperasian itu memiliki kesamaan arah tujuan. Hanya yang menjadi pembeda, KSP CU memiliki jejaring yang mampu untuk berkembang. Ini tentu berbeda dari koperasi yang berdiri sendiri tanpa induk. Sebaliknya, dengan adanya induk yang mewadahi sejumlah koperasi, akan terjalin tindakan saling kolaborasi dan koordinasi.

Terikut di dalamnya saling mengingatkan lewat adanya tindakan pengauditan internal. Di samping itu, CU terdiri atas kumpulan orang yang saling percaya, mengumpulkan modal bersama, dan meminjamkan kepada para anggota.

Karena itu, pihaknya memulai dengan memberikan pendidikan kepada setiap anggota baru. Dengan demikian, akan terbentuk persepsi positif dari sisi pengelola dan anggota.

Jika terjadi persoalan, dapat dibicarakan misalnya di rapat anggota khusus. Pembahasan segala sesuatu dilihat dari segi urgensinya. Termasuk di rapat anggota tahunan (RAT), tempat pengurus menyampaikan pertanggungjawabannya kepada para anggota.

Lindungi Aset Anggota

Penguatan jejaring itu bermula dari praktik tata kelola yang mengutamakan komunikasi dan koordinasi. Serta, dengan menerapkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai koperasi secara optimal. Substansinya, CU merupakan lembaga yang menghimpun dana dari, oleh, dan untuk para anggotanya. Kumpulan orang yang saling memercayai itu menciptakan modal bersama. Ada regulasi diri atau self regulation yang diterapkan.

Berdasarkan pengalamannya mengelola KSP CU Pancur Kasih, senantiasa memastikan pengelolaan kredit harus berjalan dengan baik dan benar. Termasuk dalam melindungi aset para anggota. Juga memastikan pelayanan berkualitas. Memfokuskan pinjaman kepada kebutuhan para anggota.

Martonno meyakini, bila semua itu berjalan sebagaimana yang diharapkan, maka bisa dipastikan KSP CU Pancur Kasih dapat meningkatkan kualitas hidup para anggotanya.

“Untan terutama di Manajemen S2 FEB, telah memberikan bekal ilmu yang strategis untuk diimplementasikan dalam pengelolaan KSP CU,” ucapnya.

Pembelajaran Sejati

Sebagai salah seorang alumni Untan, Martono melihat telah banyak perubahan, telah mencapai kemajuan yang sedemikian pesat. Semakin strategis dalam membaca tuntutan zaman.

Baginya, agar alumni Untan dapat bersaing di dunia profesional, terutama Fakultas Ekonomi dan Bisnis, mahasiswa dan alumni perlu menjalani kegiatan belajar yang tidak semata hanya untuk mencari ilmu. Juga belajar demi kehidupan.

Ada kandungan makna filosofi yang mendalam. Pembelajaran sejati terjadi sepanjang rentang kehidupan. Keterampilan beradaptasi dan berinovasi menjadi senjata andalan bagi mereka yang mau dan mampu berkembang. Tantangan kehidupan, terutama sosial ekonomi terlebih dunia bisnis akan semakin kompetitif.

“Kondisi ekonomi tidak stabil, ketersediaan sumber daya terbatas. Persaingan kian ketat, dan perubahan teknologi sangat cepat,” katanya.

Bangga Almamater

Terkait dengan pembentukan jejaring dengan sesama alumni, bagi Martono hal itu merupakan salah satu upayanya untuk mendukung karier dan pengembangan profesionalitas. Ia selalu berusaha menjadi mitra kerja yang baik dengan para dosen. Kemudian memaksimalkan media sosial alumni untuk tetap menjalin komunikasi. Sembari terus menekuni profesi masing-masing.

Kepada mahasiswa yang kini tengah menempuh kuliah di Untan, dia berpesan, untuk selalu bangga pada almamater. Saat ini, diterima sekitar 6.000- 7.000 mahasiswa baru tiap tahun akademik. Jumlah yang mendaftar tentu lebih banyak lagi.

Kepada sesama alumni yang kini berjumlah sekitar 114.000 orang, dia juga berpesan untuk tetap dan selalu bangga menjadi bagian dari Keluarga Besar Untan. Berkat perguruan tinggi tersebut, sekarang mereka dapat memiliki profesi dan jabatan masing-masing.

“Ini semua bagian dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang ketiga, pengabdian kepada masyarakat,” tandasnya.

Tonton Video Selengkapnya

Artikel Terkait