Jurnal Ilmiah, Formalitas dan Kontribusi Nyata

Share

Jurnal ilmiah merupakan pilar utama dalam dunia akademik, berfungsi sebagai media pertukaran ilmu pengetahuan, membangun landasan teori, serta mendorong inovasi lintas disiplin. Dalam The History and Meaning of the Journal Impact Factor, Garfield menekankan bahwa jurnal ilmiah seharusnya menjadi motor penggerak pemikiran kritis dan kemajuan intelektual.

Henk Floribert Moed, pakar analisis kuantitatif dalam evaluasi penelitian, juga menegaskan bahwa jurnal ilmiah idealnya menjadi alat penyebaran pengetahuan, menjaga standar kualitas melalui peer review, serta membangun reputasi akademik peneliti.

Realitas di Indonesia menunjukkan bahwa jurnal ilmiah lebih sering diperlakukan sebagai sekadar formalitas administratif daripada sebagai sarana pertukaran gagasan inovatif. Studi Setyowati (2021) mengungkapkan bahwa relevansi penelitian terhadap manfaat nyata bagi masyarakat sering kali diabaikan, membuat banyak publikasi hanya berakhir sebagai arsip akademik tanpa dampak konkret.

Alih-alih menjadi ajang penyebaran ide dan solusi, jurnal ilmiah justru sering kali terjebak dalam tuntutan birokrasi, seperti persyaratan kenaikan jabatan dosen dan akreditasi perguruan tinggi.

Ketimpangan Implementasi

Salah satu permasalahan utama dalam sistem publikasi akademik di Indonesia adalah lemahnya proses peer review. Banyak artikel diterbitkan tanpa seleksi ketat, sehingga kualitas dan kontribusi ilmiahnya minim. Studi kasus Widyasari (2020) menemukan bahwa banyak penelitian yang diterbitkan tidak disertai strategi implementasi yang jelas, sehingga publikasi hanya menjadi tujuan akhir, bukan awal dari perubahan nyata. Akibatnya, penelitian yang berpotensi besar untuk memberikan solusi bagi persoalan nyata justru hanya berakhir di atas kertas.

Tidak hanya itu, tekanan administratif untuk memenuhi target publikasi turut mendorong maraknya jurnal predator, yaitu jurnal yang menawarkan penerbitan cepat tanpa seleksi kualitas.

Studi Tella (2021) mengungkap bahwa Indonesia termasuk salah satu negara dengan tingkat publikasi di jurnal predator yang cukup tinggi. Kurangnya pemahaman akademisi mengenai kredibilitas jurnal, ditambah dengan tekanan institusional untuk mempublikasikan penelitian, menjadi faktor penyebab di balik kecenderungan ini. Dampaknya, banyak penelitian dengan nilai ilmiah yang lemah masuk ke dalam sistem publikasi, yang pada akhirnya merusak kredibilitas akademik Indonesia di mata dunia.

Peningkatan Kuantitas

Data Kementerian Riset dan Teknologi Indonesia (2022) menunjukkan bahwa jumlah publikasi internasional Indonesia meningkat 8% per tahun, namun pertumbuhan kuantitas ini tidak selalu dibarengi dengan implementasi praktis.

Minimnya kolaborasi antara akademisi, sektor publik, dan industri semakin memperlebar lagi, maraknya jurnal predator justru mengancam integritas penelitian nasional, menjadikan publikasi sebagai sekadar angka administratif tanpa dampak nyata bagi masyarakat dan industri.

Dampak dari kecenderungan ini tidak bisa dianggap remeh. Ketika publikasi hanya dijadikan alat pemenuhan kewajiban administratif, beberapa konsekuensi negatif yang muncul antara lain: (1) Menurunnya Kredibilitas Akademik: Artikel yang diterbitkan di jurnal predator atau jurnal dengan kualitas rendah mengurangi reputasi akademik peneliti dan institusi pendidikan di tingkat global; (2) Pemborosan Anggaran Riset: Dana penelitian yang seharusnya digunakan untuk riset berkualitas dan inovatif sering kali terbuang sia-sia dalam publikasi tanpa dampak nyata; (3) Terhambatnya Inovasi: Ketika penelitian tidak diarahkan pada solusi nyata, dunia akademik kehilangan perannya sebagai motor penggerak perubahan dan kemajuan masyarakat.

Laporan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 2020 bahkan mengungkapkan bahwa hanya sekitar 20% penelitian yang diterbitkan di jurnal nasional benar-benar memiliki aplikasi nyata bagi masyarakat atau industri. Data ini menegaskan adanya kesenjangan besar antara produksi pengetahuan dan penerapannya di dunia nyata.

Berbasis Dampak

Untuk mengembalikan esensi jurnal ilmiah sebagai alat pengembangan ilmu pengetahuan yang bermakna, langkah-langkah strategis yang perlu diambil meliputi: (1) Memperketat Standar Kualitas Jurnal: Pemerintah dan lembaga akademik harus memperkuat standar kualitas jurnal lokal dengan sistem peer review yang lebih ketat dan transparan; (2) Mendorong Penelitian Berbasis Dampak: Perguruan tinggi harus mengarahkan riset agar tidak hanya bertujuan untuk publikasi administratif, tetapi juga memiliki nilai aplikatif bagi masyarakat dan industri; (3) Memperkuat Kolaborasi Multisektoral: Kerja sama antara akademisi, dunia industri, dan sektor publik harus diperkuat agar hasil riset dapat menjawab kebutuhan nyata di lapangan: (4) Meningkatkan Literasi Akademik terhadap Jurnal Predator: Akademisi harus lebih selektif dalam memilih wadah publikasi yang kredibel untuk menghindari jebakan jurnal predator, dan (5) Menerapkan Regulasi yang Ketat: Pemerintah harus memperketat regulasi terhadap publikasi di jurnal predator guna menjaga kredibilitas akademik nasional.

Langkah-langkah ini, diharapkan dapat mengembalikan jurnal ilmiah di Indonesia kembali ke fungsi utamanya sebagai sarana pertukaran ilmu pengetahuan yang berkualitas, mendorong inovasi, dan memberikan manfaat nyata bagi kemajuan masyarakat luas. Ilmu pengetahuan bukan sekadar angka di laporan administratif, melainkan harus menjadi alat untuk membangun masa depan yang lebih baik.

Referensi:

  • Garfield, E. (2006). The History and Meaning of the Journal Impact Factor. JAMA, 295(1), 90-93.
  • Moed, H. F. (2010). Measuring contextual citation impact of scientific journals. Journal of Informetrics, 4(3), 265-277.
  • Setyowati, D., et al. (2021). Academic Publishing and Research Impact in Indonesia: A Systematic Review. Indonesian Journal of Research and Development, 9(1), 45-63.
  • Tella, A., et al. (2021). The Influence of Predatory Publishing in Academic Research: A Global Perspective. African Journal of Library, Archives and Information Science, 31(2), 135-152.
  • Widyasari, R. (2020). Academic Research and Its Real-World Implications: A Case Study from Indonesia. Asian Research Journal, 14(3), 78-92.

Artikel Terkait