Menurut Rektor Untan, Prof. Dr. Garuda Wiko, SH., M.Si, dukungan dari mitra- mitra strategis di Kalimantan Barat dan Kementerian Pendidikan juga menjadi faktor kunci dalam meraih akreditasi ini.
Keunggulan Untan terlihat dari prestasi dan produktivitas dosen dalam menulis, yang menunjukkan komitmen mereka terhadap penelitian dan pengembangan
ilmu pengetahuan. Juga prestasi mahasiswa di berbagai bidang, baik akademik maupun non-akademik, juga menjadi indikator penting dari kualitas pendidikan yang diberikan.
kualitas pendidikan yang diberikan. Tidak hanya dosen dan mahasiswa, tenaga kependidikan (tendik) juga berperan penting dalam mendukung tata kelola universitas. Tendik menjadi sistem pendukung yang krusial untuk kelancaran operasional universitas.
“Universitas Tanjungpura memenuhi sekitar sembilan standar yang ditetapkan dalam proses akreditasi. Standar-standar ini mencakup berbagai aspek, mulai dari kualitas pengajaran hingga manajemen sumber daya,” katanya..
40 Ribu Mahasiswa
Menurut Garuda Wiko, Untan merupakan salah satu perguruan tinggi yang memiliki sejarah panjang di Indonesia, didirikan pada tahun 1959. Saat ini, Untan memiliki 9 fakultas dan menawarkan 101 program studi. Dengan jumlah mahasiswa yang mencapai 40.000, universitas ini menjadi salah satu institusi pendidikan tinggi yang signifikan di Kalimantan Barat. Untuk mendukung proses belajar mengajar, Untan memiliki sekitar 1.200 dosen dan 800 tenaga kependidikan. Sekitar 7% dari jumlah dosen tersebut adalah guru besar, menunjukkan kualitas pengajaran yang tinggi.
Untan tidak langsung menjadi universitas negeri. Awalnya,universitas ini dimulai sebagai universitas swasta bernama Daya Nasional, yang kemudian berubah menjadi Universitas Dwikora sebelum akhirnya dinyatakan sebagai universitas negeri dengan nama Universitas Tanjungpura.
“Pada tahun 1959, saat banyak orang lebih fokus pada pembangunan infrastruktur, para tokoh masyarakat, agama,dan adat dari Kalimantan Barat justru meminta kepada Presiden Soekarno untuk membangun perguruan tinggi,” katanya.
Ini menunjukkan visi luar biasa dari para pendiri Untan, yang menyadari pentingnya pendidikan tinggi untuk mengelola kekayaan alam Kalimantan Barat demi kemakmuran daerah dan negara. Sejarah Untan mencerminkan semangat kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak. Meskipun tantangan seperti ketersediaan dosen dan infrastruktur ada, semangat yang tinggi dari pendiri dan civitas akademika Untan telah memungkinkan universitas ini untuk berkembang hingga saat ini.
Untan terus menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dalam jumlah mahasiswa baru yang diterima setiap tahunnya. Untan menerima antara 6.000 hingga 7.000 mahasiswa baru setiap tahun. Jumlah alumni telah melebihi 114.000. Dari berbagai program studi yang ditawarkan, beberapa fakultas menunjukkan peminat yang lebih tinggi dibandingkan yang lain.
Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) adalah yang paling banyak diminati. Selain itu, Fakultas Teknik juga mengalami pertumbuhan peminat yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun ada fakultas-fakultas lain yang juga berkembang, ketiga fakultas ini tetap menjadi favorit di kalangan calon mahasiswa.
Kekhasan Untan
Salah satu ciri khas dari Universitas Tanjungpura adalah komitmennya untuk menjadi
center of excellence di bidang yang relevan dengan kondisi lokal. Mengingat Untan berada
di daerah tropis, fokus penelitian dan pengembangan universitas ini berkaitan erat dengan kondisi alam Kalimantan Barat, terutama yang berhubungan dengan lahan basah.
Program studi dan penelitian di Untan mencakup berbagai aspek, seperti teknik yang berhubungan dengan pengelolaan lahan, kepastian hukum, farmakologi di bidang MIPA, serta pengembangan sistem perekonomian yang memanfaatkan keunggulan lahan tropis. Selain itu, kehutanan juga menjadi salah satu andalan, mengingat Kalimantan dikenal sebagai paru-paru dunia.
Pada program prioritas pemerintah mengenai swasembada pangan, Kalimantan Barat (Kalbar) diharapkan dapat berkontribusi secara signifikan, terutama melalui pengelolaan lahan sawit yang luas. Universitas ini memiliki fakultas dan program studi yang relevan untuk mendukung inisiatif tersebut. Fakultas Kehutanan dan Pertanian di Untan memainkan peran penting dalam mempelajari dan mengelola sumber daya alam di Kalbar.
Dengan luas lahan yang cukup besar, Kalbar memiliki sekitar 1,3 juta hektar lahan sawit yang sudah ditanami dari total 2 juta konsesi yang diberikan. Hal ini menunjukkan potensi besar untuk pengembangan sektor pertanian dan perkebunan di daerah tersebut.
perkebunan di daerah tersebut. Salah satu kekhawatiran yang muncul terkait dengan pengembangan perkebunan sawit adalah dampak terhadap lingkungan, termasuk deforestasi. Garuda Wiko menekankan pentingnya menjaga daya dukung lingkungan dalam penanaman sawit.
“Kita berharap penanaman sawit ini tetap mempertahankan daya dukung lingkungan,” ujarnya
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Kalbar merupakan penghasil CPO (Crude Palm Oil) nomor dua di Indonesia. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan sektor
ini agar lebih produktif, terutama dalam aspek downstreaming. Hal ini bertujuan agar dampak positif dari keberadaan perkebunan sawit dapat dirasakan oleh masyarakat setempat.
Universitas Tanjungpura telah berkontribusi melalui berbagai penelitian yang memberikan rekomendasi dan usulan untuk meningkatkan nilai tambah dari produk perkebunan sawit.
“Kami berusaha agar produk dari hasil perkebunan sawit bisa diolah menjadi produk- produk unggulan yang dapat meningkatkan nilai tambah dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat di Kalbar,” jelasnya.