Dr. Ismail Razak, SE, MS - Rektor Universitas Krisnadwipayana

Dr. Ismail Razak – Banyak Alumni yang Sukses Jadi Jenderal dan Menteri

Share

Universitas Krisnadwipayana (Unkris) didirikan pada Februari 1952 sebagai cabang Jakarta dari Balai Perguruan Krisnadwipayana di Bandung, yang awalnya menyelenggarakan kuliah tertulis untuk jurusan hukum serta membuka sekolah menengah dan kejuruan di beberapa kota.

Untuk mendukung pembangunan pasca kemerdekaan, di Bandung didirikan Badan Usaha Rakyat yang memiliki program di bidang pendidikan dan kesehatan, serta membentuk Balai Perguruan Krisnadwipayana sebagai sarana operasionalnya.

Perguruan ini terus berkembang hingga terbentuk Perguruan Tinggi Krisnadwipayana dengan Fakultas Hukum dan Ekonomi yang mengadakan kuliah lisan di Jl. Ambon No. 3 Bandung, dengan kuliah tertulis yang diikuti oleh 1.200 mahasiswa dari berbagai daerah.

Selama ini dinyatakan bahwa Unkris berdiri (Dies Natalis) Pada 1 April 1952, Akademi Hukum Sosial Krisnadwipayana resmi berdiri di Jakarta dengan 300 mahasiswa di bawah pimpinan Dr. R. Sadikun. Akademi ini kemudian berkembang menjadi Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomi pada 1 Juli 1952, menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat akan pendidikan tinggi. Untuk mendukung penyelenggaraan pendidikan pada 1954 didirikan Yayasan Universitas Krisnadwipayana.

Fakultas Pertama

Fakultas Ilmu Tata Praja didirikan pada 1957 di bawah kepemimpinan Prof. Dr. Prayudi Atmosoedirdjo dan menjadi fakultas pertama di Indonesia di bidang ini. Fakultas tersebut kemudian berkembang menjadi Fakultas Ilmu Administrasi Negara dan Niaga, sebelum akhirnya berubah menjadi Fakultas Ilmu Administrasi pada 1985. Selain itu, pada 1963, Unkris mendirikan Fakultas Teknik, yang kini memiliki berbagai program studi di bidang keteknikan.

Rektor Unkris, Ismail Razak, mengatakan sejak 1978, kampus utama Unkris berlokasi di Jatiwaringin, Bekasi, di atas lahan seluas 16 hektar. Terus berkembang dengan membuka program Magister dan Doktor di berbagai bidang. Pada 2018, Unkris mulai menyelenggarakan blended learning untuk memfasilitasi pendidikan jarak jauh. Saat ini, Unkris memiliki empat fakultas, yaitu Fakultas Hukum, Ekonomi, Ilmu Administrasi, dan Teknik.

“Jadi, sebelumnya kami pernah menyewa di beberapa tempat di Jakarta, termasuk Gedung Adhuc- Staat, yang sekarang menjadi kantor Bappenas,” katanya.

Filosofi Kampus

Nama Krisnadwipayana, menurut Ismail Razak, diambil dari sosok Resi atau Begawan Krisnadwipayana, seorang Mahaguru yang mendalami ilmu agama, filsafat, ilmu pemerintahan, dan usaha. Dalam kisah Mahabharata, ia awalnya dikenal sebagai Resi Abiyasa, seorang yang memiliki ilmu tinggi dalam aspek lahir dan batin. Namun, karena keadaan, ia didorong untuk menjadi raja.

Unkris mengadopsi nama ini dengan harapan agar lulusannya menjadi pemimpin yang arif, bijaksana, dan berpengetahuan luas, sebagaimana seorang resi atau begawan. Lulusan Unkris diharapkan tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual, tetapi juga kebijaksanaan dalam mengambil keputusan dan menjalankan kepemimpinan di berbagai bidang.

Unkris berkomitmen mencetak insan Illahi yang memiliki enam nilai utama: beriman dan bertakwa, berbudi luhur, cerdas, tekun, terampil dan inovatif, serta memiliki semangat pengabdian tinggi kepada masyarakat, bangsa, dan negara.

“Nilai-nilai ini menjadi pedoman dalam setiap aspek pendidikan di Unkris, para lulusan tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat,” katanya.

Lulusan Handal

Unkris memiliki 13 program studi S1, yaitu Ilmu Hukum (Baik Sekali), Akuntansi (Baik Sekali), Manajemen (Unggul), Administrasi Publik (Baik Sekali), Administrasi Bisnis (Baik), Teknik Mesin (Baik Sekali), Teknik Industri (Baik Sekali), Perencanaan Wilayah dan Kota (Baik Sekali), Teknik Elektro (Baik Sekali), Teknik Sipil (Baik Sekali), Arsitektur (Baik Sekali), Teknik Informatika (Baik Sekali), dan Sistem Informasi (Baik Sekali).

Untuk jenjang S2, Unkris memiliki 5 program magister, yaitu Magister Manajemen (Baik Sekali), Magister Ilmu Hukum (B), Magister Ilmu Administrasi (A), Magister Teknik (Baik Sekali), serta Magister Manajemen Teknologi (B). Sementara itu, pada jenjang S3, tersedia program doktor Ilmu Hukum (Baik Sekali).

“Saat ini kami juga sedang mengajukan dan sudah ada di Dikti usulan untuk membuka program S3 Ekonomi, ini dalam proses,” katanya.

Mahasiswa aktif saat ini berjumlah sekitar 5.048 orang. Sementara itu, Unkris telah meluluskan banyak alumni yang sukses dalam berbagai bidang, termasuk Menteri, Wakil Menteri, Hakim Agung, Duta Besar, anggota DPR RI, pejabat di BUMN, bankir, serta pengusaha.

Ismail Razak menyampaikan, sudah banyak alumni Unkris yang berhasil dalam kariernya, antara lain Prof. Dr. Gayus Lumbuun yang pernah menjadi Hakim Agung, Jenderal TNI (Purn.) Dudung Abdurachman yang pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Zulkifli Hasan yang saat ini menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Pangan, serta Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto.

“Banyak juga alumni yang sukses sebagai pengusaha, baik sebagai direktur utama maupun pemilik perusahaan, seperti Abdul Latif, pemilik Sarinah Jaya” katanya.

Bentuk Unit Bisnis

Ismail Razak menyampaikan untuk mengatasi kendala keuangan mahasiswa dalam membayar biaya kuliah, terutama bagi mahasiswa reguler yang masih bergantung pada orang tua, Yayasan Unkris mengambil langkah strategis dengan membentuk unit bisnis dalam bentuk perusahaan, yaitu PT Krishna Dwipayana Perdana Sakti.

Diharapkan, perusahaan ini dapat berkontribusi dalam membantu pembiayaan kuliah mahasiswa S1. Jika berkembang di masa depan, bukan tidak mungkin mahasiswa yang benar-benar tidak mampu bisa mendapatkan keringanan, bahkan pembebasan biaya kuliah.

Perguruan tinggi tidak bisa sepenuhnya bergantung pada pemasukan dari mahasiswa, terutama mereka yang berasal dari keluarga dengan keterbatasan ekonomi. Oleh karena itu, diperlukan usaha bisnis yang dapat mendukung keberlangsungan pendidikan tanpa membebani mahasiswa.

“Ke depan, unit bisnis ini akan dikelola oleh para profesional, bukan dosen, agar bisa berkembang dengan baik,” katanya.

Bertaraf Internasional

Ismail Razak menjelaskan, Unkris memiliki target jangka panjang yang dituangkan dalam Rencana Induk Pengembangan (RIP) yang akan segera diterbitkan.

RIP ini terdiri dari empat tahap yang akan dijalankan secara bertahap untuk membawa Unkris menuju status universitas bertaraf internasional.

Tahap pertama, yang berlangsung pada 2025-2030, menargetkan Unkris menjadi Teaching University. Fokus utama pada tahap ini adalah pengembangan sumber daya manusia (SDM), terutama dengan mendorong dosen untuk melanjutkan pendidikan hingga jenjang doktoral (S3). Dalam kurun lima tahun ke depan, diharapkan sebagian besar dosen Unkris telah bergelar doktor untuk meningkatkan kualitas pengajaran.

Pada tahap kedua, yaitu 2031-2035, Unkris bertransformasi menjadi Universitas Pembelajaran Unggulan. Ciri utama pada tahap ini adalah penguatan kompetensi institusi, peningkatan keunggulan akademik, serta pengembangan kerja sama dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun luar negeri. Tridharma perguruan tinggi tetap menjadi pijakan utama, dengan penekanan pada sinergi antara pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Tahap ketiga, yang berlangsung pada 2036-2040, menargetkan Unkris menjadi Universitas Penelitian Unggulan. Pada fase ini, penelitian akan menjadi elemen utama dalam proses pembelajaran, di mana dosen diwajibkan untuk melakukan riset dan melibatkan mahasiswa dalam penelitian mereka. Hasil penelitian tidak hanya menjadi materi pengajaran, tetapi juga digunakan dalam bimbingan skripsi serta kegiatan pengabdian masyarakat.

Tahap terakhir, 2041- 2045, merupakan puncak dari transformasi Unkris, yaitu menjadi Universitas Bertaraf Internasional. Pada tahap ini, Unkris diharapkan memiliki reputasi global, terutama dalam lingkup ASEAN. Saat ini, upaya menuju internasionalisasi telah dimulai dengan kerja sama dengan berbagai institusi luar negeri, seperti University Teknologi Malaysia (UTM) dan Russian State Pedagogical Ural University. Beberapa mahasiswa Unkris juga telah mengikuti program magang di UTM, sementara dosen asing turut diundang untuk memberikan kuliah di Unkris.

“Proses perintisan telah dimulai, dengan langkah awal menjalin kerja sama dengan Malaysia dan Rusia, serta rencana ekspansi ke Singapura dan negara ASEAN lainnya. Diharapkan pada 2045, Unkris benar-benar mencapai status sebagai universitas bertaraf internasional,” tambahnya.

Tonton Video Selengkapnya

Artikel Terkait