Dr. Herry Rachmat Widjaja, A.Md, S.Sos, MM.Par., CHE. - Direktur Politeknik Pariwisata Makassar

Direktur Politeknik Pariwisata Makassar – Fokus Pasca Akreditasi Unggul Barometer Pendidikan Vokasi

Share

Dr. Herry Rachmat Widjaja, A.Md., S.Sos., MM.Par., CHE. membangun kariernya di Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Makassar. Ia bukan asli orang Makassar, melainkan putra Sunda kelahiran Bandung. Kariernya dimulai sebagai CPNS pada tahun 1992, saat itu lembaga ini masih bernama Balai Pendidikan dan Latihan Pariwisata (BPLP) Ujung Pandang, cikal bakal Poltekpar Makassar yang berdiri pada tahun 1991, dan sedang membutuhkan tenaga PNS sebagai pengajar.

Ia diangkat sebagai CPNS dan memulai kariernya sebagai tenaga administrasi di bidang akademik sekaligus tenaga pengajar. Pada saat itu, belum ada status dosen atau yang serupa, karena awalnya berstatus sebagai PNS biasa, kemudian menjadi tenaga pengajar, widyaiswara, dan akhirnya dosen.

Jenjang kariernya meliputi posisi sebagai tenaga pengajar, tenaga administrasi, Ketua Program Studi, Ketua Jurusan, Direktur Lembaga Sertifikasi Profesi, Kepala Bagian Akademik, hingga Wakil Direktur Bidang Akademik.

Pada tahun 2019, ia dipindahkan ke Jakarta untuk bertugas sebagai pejabat eselon 3 di Kementerian Pariwisata, menjabat sebagai Kepala Bagian Krisis Kepariwisataan.

Kementerian ini telah mengalami beberapa kali perubahan nama, dari Kementerian Pariwisata kemudian menjadi Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif, lalu kembali menjadi Kementerian Pariwisata. Ia bertugas di birokrasi kementerian hampir selama satu tahun.

Kembali Ke Poltekpar
Awal tahun 2020, saat pandemi COVID-19 dimulai dan terjadi perampingan jabatan struktural (eselon 3 dihapus), Herry diminta oleh kementerian untuk memilih arah penugasan baru.

Karena belum tersedia jabatan eselon 2 dan 1 saat itu, ia memutuskan kembali ke Poltekpar Makassar. Ia kembali pada Maret 2020, di awal pemberlakuan PSBB. Karena pembatasan mobilitas, ia belum sempat masuk kampus secara langsung, dan proses pembelajaran berlangsung secara daring.

Pada Desember 2020, ia diminta menjadi Plt. Direktur di Poltekpar Lombok, yang juga berada di bawah Kementerian Pariwisata. Kemudian, pada Juni 2021, ia mengikuti proses seleksi (bidding) untuk jabatan Direktur Poltekpar Lombok.

Setelah melalui tahapan seleksi, ia ditetapkan dan dilantik sebagai Direktur definitif pada September 2021. Ia menjabat hingga September 2023, hampir tiga tahun memimpin di sana.

Setelah masa jabatan Direktur Poltekpar Makassar berakhir, Herry diminta menggantikan posisi tersebut dan langsung dilantik sebagai Direktur Poltekpar Makassar.

“Di Lombok saya sempat menjabat sebagai Plt. terlebih dahulu, sedangkan di Makassar langsung diangkat sebagai direktur definitif,” ujarnya.

Perjalanan Panjang
Dari enam Politeknik Pariwisata di bawah Kementerian Pariwisata, Politeknik Pariwisata NHI Bandung menjadi yang pertama meraih akreditasi Unggul pada tahun 2023. Capaian ini memotivasi Poltekpar Makassar untuk mengikuti jejaknya.

Setelah proses penyusunan dokumen sepanjang tahun 2024 dan asesmen lapangan dari BAN-PT pada Mei 2025, Poltekpar Makassar berhasil meraih akreditasi Unggul.

“Jadi baru dua politeknik di bawah Kementerian Pariwisata yang terakreditasi Unggul, yaitu NHI Bandung dan Makassar,” ujar Herry.

Ia menjelaskan bahwa capaian ini bukan hasil dari proses singkat. Sejak kampus berdiri pada 18 September 1991, budaya mutu selalu menjadi prioritas utama untuk memenuhi kaidah dan standar nasional maupun internal kementerian. Hal ini menjadi pemicu dan penggerak utama.

Sebagai Direktur Poltekpar Makassar, Herry memetakan indikator kerja utama dan sasaran strategis yang harus dicapai. Untuk meraih akreditasi Unggul institusi, delapan program studi harus lebih dulu terakreditasi Unggul pada tahun 2024.

Program studi tersebut meliputi D3 Divisi Kamar (DIK), D3 Tata Hidang (TAH), D3 Seni Kuliner (SKU), D4 Pengelolaan Perhotelan (PPH), D3 Perjalanan Wisata (PEW), D4 Usaha Perjalanan Wisata (UPW), D4 Destinasi Pariwisata (DEP), dan D4 Pengelolaan Konvensi dan Acara (PKA).

Unggul Paripurna
Herry menyebutkan bahwa sebelumnya hanya satu program studi yang terakreditasi Unggul, yaitu Program Studi Seni Kuliner pada tahun 2022.

Sementara itu, empat program studi lainnya—Divisi Kamar, Tata Hidang, Perjalanan Wisata, serta Pengelolaan Konvensi dan Acara—telah terakreditasi A. Sedangkan tiga program studi sisanya masih berstatus Terakreditasi Baik.

“Kami mulai bergerak di akhir tahun 2023 untuk mempersiapkan semuanya. Sejujurnya, ini proses yang panjang karena setiap prodi juga sudah melalui beberapa kali akreditasi,” ujarnya.

Akhirnya, seluruh program studi di Poltekpar Makassar berhasil meraih akreditasi Unggul. Tujuh program studi mencapainya pada tahun 2024, melengkapi satu program studi yang sudah unggul sejak 2022.

Hal ini menjadi bekal penting dalam proses akreditasi institusi. Selain menyiapkan tim pelaksana untuk menghadapi akreditasi institusi, bekal lainnya adalah visi dan misi Poltekpar Makassar untuk menjadi perguruan tinggi kepariwisataan unggulan dan berdaya saing internasional.

Herry juga mendorong seluruh tim di Poltekpar Makassar untuk mengajukan sertifikasi akreditasi ke United Nations World Tourism Organization (UNWTO). Hasilnya, seluruh program studi telah memperoleh Sertifikasi Internasional Tourism Education Quality (TedQual) dari UNWTO.

Banyak pencapaian lain yang diraih, termasuk jurnal terbitan kampus yang terindeks SINTA 2, serta penghargaan dari Asia Pacific Institute for Events Management (APIEM) yang diterima salah satu program studi.

“Sehingga paripurna, seluruh program studi telah tersertifikasi internasional karena visinya menuju internasional, dan seluruhnya terakreditasi Unggul karena merupakan perguruan tinggi unggulan di bidang pariwisata,” ungkapnya.

Potret Akademik
Jumlah mahasiswa di Poltekpar Makassar saat ini sebanyak 2.398 orang pada tahun 2025. Dari jumlah tersebut, mahasiswa aktif yang mengikuti perkuliahan sebanyak 2.082 orang.

Sementara itu, terdapat 8 mahasiswa yang sedang cuti, 27 mahasiswa mengikuti program Kampus Merdeka (MBKM), dan 281 mahasiswa berstatus nonaktif.

Herry menjelaskan bahwa setiap tahun terdapat dinamika jumlah mahasiswa, di mana ada yang terdeteksi aktif dan ada pula yang tidak. Beberapa mahasiswa pindah, mengundurkan diri dari perkuliahan, atau bahkan meninggal dunia, semuanya tercatat dalam data mahasiswa nonaktif.

Program Studi Seni Kuliner menjadi salah satu program yang paling diminati. Sebagian mahasiswa aktif saat ini sedang menjalani praktik nyata atau magang sebagai bagian dari kurikulum vokasi,

yang terdiri dari 70% praktik dan 30% teori. Mahasiswa diwajibkan melaksanakan praktik kerja, magang, atau program intensif selama satu hingga dua semester.

Poltekpar Makassar memiliki sekitar 139 pegawai, termasuk ASN dan pegawai kontrak, dengan harapan beberapa pegawai kontrak dapat menjadi PPPK pada bulan September.

Saat ini terdapat sekitar 75 dosen, dan pada 2025 akan ada satu dosen yang pensiun, disusul oleh empat dosen lainnya pada tahun berikutnya. Beberapa pegawai administrasi direncanakan beralih menjadi dosen, sekitar enam orang, yang akan tersebar di delapan program studi.

Dalam hal jabatan akademik, Poltekpar Makassar memiliki satu guru besar di bidang pariwisata yang diangkat sejak Oktober 2024, menjadikannya kebanggaan institusi. Selain itu, ada 21 dosen lektor kepala, 29 dosen lektor, dan 24 asisten ahli yang tersebar di delapan program studi.

“Dan usulan-usulan terbaru pada tahun 2025 ini juga diharapkan akan melahirkan satu lagi guru besar,” katanya.

Rintis Program Pascasarjana Ingin Jadi Barometor Dunia

Setelah berhasil meraih akreditasi Unggul, Poltekpar Makassar kini memiliki peluang untuk membuka program pendidikan pascasarjana, baik S2 maupun S3. Herry menyampaikan, peluang ini akan dimanfaatkan, mengingat kebutuhan yang semakin besar serta posisi strategis kampus di Kawasan Timur Indonesia.

Masyarakat kini menjadikan Poltekpar Makassar sebagai pilihan utama berkat status akreditasinya. Namun, jumlah perguruan tinggi dengan program S2 dan S3 di wilayah ini masih terbatas.

“Untuk program S2 sudah dirintis, dokumen telah diserahkan, dan saat ini masih menunggu proses penilaian dari tim Dikti,” jelasnya.

Poltekpar Makassar juga membuka jalur Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) tipe A1 dan A2. RPL A1 ditujukan untuk alumni D3 yang ingin melanjutkan ke jenjang D4, sedangkan RPL A2 diperuntukkan bagi praktisi industri dengan jabatan strategis, seperti General Manager, yang belum menyelesaikan pendidikan formalnya.

Herry menyampaikan bahwa alumni Poltekpar Makassar telah menorehkan prestasi membanggakan. Sebagian besar berkarier sesuai bidang keilmuannya,

seperti menjadi General Manager di hotel-hotel besar di Makassar, atau berkontribusi di bidang tata hidang, seni kuliner, dan divisi kamar, serta menduduki posisi strategis dalam industri perhotelan.

Namun, banyak juga alumni yang berkarya di luar sektor pariwisata, seperti di perbankan, dinas pemerintahan, atau sektor swasta lainnya. Beberapa bahkan berwirausaha atau berkarier di luar negeri, seperti di kapal pesiar.

“Bahkan salah satu Ketua DPRD Kabupaten di Sulawesi Selatan merupakan alumni kami,” tambahnya.

Menjadi Barometer Dunia
Herry menyampaikan bahwa salah satu impian besar yang ingin diwujudkan sebelum masa jabatannya sebagai Direktur Poltekpar Makassar berakhir adalah menjadikan kampus ini sebagai barometer pendidikan vokasi pariwisata di dunia.

Indikator dan sasaran kinerja Poltekpar Makassar juga mengacu pada ketentuan Dikti, seperti program studi yang terakreditasi internasional dan kemitraan dengan institusi kelas dunia. Hal ini menjadi bagian dari target besar untuk menghadapi tantangan daya saing internasional.

Menurut Herry, tantangan terbesar ke depan akan muncul dalam pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra) Poltekpar Makassar periode 2025–2029. Salah satu arah strategisnya adalah menarik mahasiswa asing, terutama dari kawasan ASEAN, dan jika memungkinkan menjangkau lebih luas lagi.

Ia juga menambahkan bahwa mahasiswa dan alumni harus mampu berkiprah di kancah internasional. Walaupun saat ini sudah banyak yang bekerja di luar negeri, perjalanan masih panjang. Namun, target utamanya adalah agar lulusan Poltekpar Makassar dapat bersaing di pasar global,” tambahnya.

Artikel Terkait