Direktur Politeknik Pariwisata Bali – Mengabdi dalam Karya Menuju World University

Share

Politeknik Pariwisata (Poltekpar) Bali resmi meraih akreditasi Unggul berdasarkan Surat Keputusan BANPT No. 2634/SK/BAN-PT/Ak/PT/VIII/2025. Pencapaian ini menjadi bukti komitmen institusi dalam menjaga mutu pendidikan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, serta memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan pariwisata nasional maupun internasional.

Direktur Poltekpar Bali, Dr. Drs. Ida Bagus Putu Puja, M.Kes., menyatakan bahwa prestasi ini merupakan hasil kerja keras seluruh civitas akademika, dukungan mitra, dan kepercayaan masyarakat yang terus memperkuat langkah lembaga.

“Terakreditasi Unggul bukan hanya memenuhi standar minimal, tetapi juga menunjukkan keunggulan serta kualitas terbaik di antara jenjang akreditasi yang ada,” ungkapnya.

Akreditasi Unggul mencerminkan adanya sistem penjaminan mutu yang berkelanjutan, adaptif terhadap perkembangan zaman, dan siap bersaing di tingkat global.

Status ini tidak hanya memberikan jaminan mutu kepada mahasiswa dan masyarakat, tetapi juga mempertegas komitmen Poltekpar Bali untuk terus berinovasi, menjaga reputasi, dan membawa nama Indonesia ke panggung internasional.

Proses akreditasi, menurut Ida Bagus Putu Puja, dilakukan melalui tahapan sistematis. Tahap awal meliputi persiapan internal seperti pembentukan tim akreditasi, pelaksanaan evaluasi diri,

serta pengumpulan data dan bukti fisik terkait tridharma perguruan tinggi, tata kelola, sumber daya manusia, sarana prasarana, keuangan, dan capaian luaran.

Selanjutnya, penyusunan dokumen akreditasi berupa Laporan Evaluasi Diri (LED) yang memuat analisis kondisi internal., serta Laporan Kinerja Program
Studi (LKPS) atau Laporan Kinerja Perguruan Tinggi (LKPT) yang memuat data kuantitatif sesuai instrumen BAN-PT.

“Kedua dokumen ini harus disusun secara lengkap, konsisten, dan sesuai format yang berlaku sebelum diajukan melalui Sistem Akreditasi Perguruan Tinggi Online (SAPTO),” jelasnya.

Tahap berikutnya adalah asesmen kecukupan, di mana tim asesor BAN-PT menilai dokumen secara daring. Jika memenuhi syarat, proses dilanjutkan ke asesmen lapangan, baik secara langsung maupun virtual.

Pada tahap ini, asesor melakukan verifikasi data, mewawancarai pimpinan, dosen, mahasiswa, alumni, serta mitra industri, dan meninjau sarana prasarana kampus.

Hasil asesmen lapangan kemudian dituangkan dalam laporan asesor yang berisi rekomendasi peringkat. Selanjutnya, BAN-PT melakukan validasi akhir dan menetapkan status akreditasi dengan kategori Unggul, Baik Sekali, atau Baik.

Secara sederhana, akreditasi Unggul yang diraih Poltekpar Bali bukan sekadar pengakuan administratif, melainkan simbol kualitas dan kepercayaan.

Pencapaian ini menegaskan bahwa Poltekpar Bali telah memenuhi bahkan melampaui standar pendidikan tinggi nasional dalam bidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, tata kelola, maupun capaian lulusannya.

Prestasi Internasional
Di tingkat internasional, Poltekpar Bali juga berhasil menorehkan prestasi gemilang di kancah global. Dalam Times Higher Education (THE) Impact Rankings 2025, kampus ini masuk dalam peringkat 1501+ dunia sekaligus menempati posisi Top 70 perguruan tinggi di Indonesia.

Keberhasilan tersebut terlihat pada capaian di berbagai indikator Sustainable Development Goals (SDGs). Poltekpar Bali meraih peringkat 1001–1500 untuk Gender Equality (#5) dan posisi 601–800 pada Decent Work and Economic Growth (#8),

Poltekpar Bali meraih peringkat 601–800 untuk Sustainable Cities and Communities (#11) dan posisi 1501+ pada Partnership for the Goals (#17). Selain itu, Poltekpar Bali telah memperkuat jaringan kerja sama internasional.

Bersama Institute of Tourism and Hotel Management (ITHM) Salzburg, Austria, diselenggarakan International Summer School in Bali 2025 yang menawarkan pengalaman belajar lintas budaya melalui warisan budaya dan praktik perhotelan dalam konteks global.

Kolaborasi juga terjalin dengan Jiangxi Science and Technology University melalui pendirian China Center, serta dengan Daewoong Foundation untuk menyediakan pendidikan bahasa Korea gratis dengan tutor profesional langsung dari Korea Selatan.

Inisiatif ini menegaskan posisi Poltekpar Bali sebagai pusat pendidikan pariwisata kelas dunia.

Profil Akademik
Poltekpar Bali didirikan pada 23 Maret 1978 dengan nama Pusat Pendidikan Perhotelan dan Pariwisata Bali (P4B). Pada 1983, lembaga ini berganti nama menjadi Balai Pendidikan dan Pelatihan Pariwisata (BPLP) Bali,

kemudian pada 1993 menjadi Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Nusa Dua Bali berdasarkan Peraturan Presiden No. 102. Terakhir, pada 23 September 2019, institusi ini resmi bertransformasi menjadi Politeknik Pariwisata Bali.

Ida Bagus Putu Puja menyatakan bahwa sebagai kampus vokasi pariwisata, Poltekpar Bali menempatkan diri sebagai pusat unggulan di bidang budaya (Centre of Excellence of Culture) dan hospitality.

Fokus ini menghasilkan tenaga kerja terampil sekaligus lulusan yang memahami nilai-nilai budaya dan memiliki daya saing tinggi di industri pariwisata global.

Saat ini, Poltekpar Bali memiliki 3.135 mahasiswa yang tersebar di 9 program studi, termasuk S2 Terapan Manajemen Pariwisata Terapan (MTP), Pengelolaan Perhotelan (PPH), dan Destinasi Pariwisata (DEP).

Manajemen Akuntansi Hospitaliti (MAH), Usaha Perjalanan Wisata (UPW), Pengelolaan Konvensi dan Acara (PKA), Divisi Kamar (DIK), Tata Hidang (TAH), serta Seni Kuliner (SKU).

“Dari sembilan program tersebut, yang paling diminati adalah PPH, TAH, dan SKU,” katanya.

Dari sisi tenaga pendidik, Poltekpar Bali memiliki 122 dosen tetap dan 69 dosen tidak tetap. Dosen tetap terdiri atas 119 Aparatur Sipil Negara (ASN) dan 3 Pegawai Tidak Tetap (PTT).

Sementara itu, dosen industri berjumlah 69 orang yang turut memperkuat praktik pembelajaran berbasis kebutuhan industri pariwisata.

Motor Penggerak
Sebagai destinasi wisata kelas dunia, Bali memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pendidikan pariwisata global. Dalam konteks ini, Poltekpar Bali berperan strategis sebagai motor penggerak.

Melalui pendidikan vokasi berbasis learning by doing, kampus ini melahirkan sumber daya manusia yang terampil, berdaya saing internasional, dan berakar pada kearifan lokal.

“Poltekpar Bali menjadi Centre of Excellence dalam pengembangan kurikulum, riset, dan inovasi pariwisata berkelanjutan yang relevan dengan kebutuhan industri,” ujarnya.

Posisi kampus ini semakin kuat melalui jejaring kerja sama dengan dunia usaha, pemerintah, dan mitra internasional. Kolaborasi tersebut menempatkan Bali bukan hanya sebagai tujuan wisata, melainkan juga pusat pembelajaran dan inovasi pariwisata global.

Menurut Ida Bagus Putu Puja, riset dan pengabdian masyarakat menjadi pilar penting. Penelitian yang dilakukan dosen dan mahasiswa mendorong lahirnya inovasi di bidang hospitality, kuliner, dan pengelolaan destinasi, sekaligus memastikan kurikulum selalu selaras dengan kebutuhan industri.

Di sisi lain, program pengabdian masyarakat berkontribusi pada pemberdayaan UMKM, pembangunan daerah, serta penguatan sinergi antara kampus, industri, dan komunitas.

Berbagai inisiatif telah dijalankan, mulai dari pelatihan pengolahan produk lokal, digitalisasi UMKM, green & smart
hospitality, hingga pelestarian kain tenun tradisional di Klungkung.

Kegiatan riset juga diarahkan pada isu-isu strategis seperti daya dukung destinasi, transformasi digital, dan kebutuhan tenaga kerja masa depan yang berorientasi pada kebijakan berbasis data.

Pendekatan inklusif yang melibatkan perempuan, pemuda, dan kelompok rentan memperkuat terciptanya ekosistem pariwisata yang adil dan berkelanjutan.

“Peran Poltekpar Bali tidak hanya sebagai institusi pendidikan vokasi, tetapi juga katalisator perubahan sosial sekaligus agen transformasi pembangunan daerah berbasis pengetahuan,” tambahnya.

Punya Kelas PSDKU Di Manado dan Sragen

Alumni Poltekpar Bali banyak menempati posisi manajerial di hotel dan resor bintang lima. Beberapa jabatan yang diraih antara lain General Manager, Hotel Manager, Executive Chef, Food & Beverage Manager, hingga Front Office Manager. Kiprah ini menunjukkan kemampuan lulusan dalam mengelola industri perhotelan dengan standar pelayanan kelas dunia.

Selain itu, banyak alumni yang sukses sebagai wirausahawan di bidang pariwisata dan kuliner. Mereka mendirikan restoran, katering, biro perjalanan wisata, event organizer, hingga homestay dan vila.

Kreativitas dan keberanian berinovasi menjadikan mereka penggerak pencipta lapangan kerja baru yang mendukung pertumbuhan ekonomi pariwisata.

Di tingkat internasional, alumni Poltekpar Bali dikenal sebagai chef profesional yang bekerja di kapal pesiar, restoran Michelin Star, dan jaringan hotel global.

Banyak juga yang meniti karier di industri MICE (Meetings, Incentives, Conferences, Exhibitions) dengan posisi penting seperti Event Director, Convention Manager, Wedding Planner, dan Exhibition Organizer.

Sebagian lainnya berkontribusi sebagai akademisi dan konsultan pariwisata, baik sebagai dosen, trainer, maupun konsultan pengembangan destinasi dan hospitality.

Bahkan, ada yang berkarier di ranah birokrasi, mulai dari inspektur, asisten deputi, hingga menduduki jabatan publik seperti wakil gubernur dan bupati.

“Alumni Poltekpar Bali memiliki kiprah luas, tidak hanya di industri pariwisata, tetapi juga dalam pembangunan daerah dan nasional,” ujarnya.

Target Strategis
Saat ini, Poltekpar Bali memiliki Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) yang terletak di Manado, Sulawesi Utara, dan Sragen, Jawa Tengah. Kedua kampus tersebut masih berstatus kelas jauh dengan pendanaan serta penyediaan dosen tetap yang terpusat di kampus utama.

Menurut Ida Bagus Putu Puja, target strategis ke depan adalah memperkuat peran Poltekpar Bali sebagai Centre of Excellence di bidang budaya dan pariwisata.

Hal ini dilakukan melalui optimalisasi laboratorium hidup, seperti teaching hotel, restoran, spa, dan event, sebagai model pembelajaran global, sekaligus menjadikan Poltekpar Bali sebagai rujukan riset dan inovasi pariwisata berkelanjutan.

Kampus ini juga berkomitmen untuk mendorong konsep Sustainability & Green Campus dengan menerapkan praktik pariwisata berkelanjutan di lingkungan kampus maupun kegiatan akademik.

“Selain itu, reputasi dan peringkat Poltekpar Bali di tingkat global harus terus ditingkatkan,” tegasnya.

Artikel Terkait