Sebagai pelaku usaha, Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A., memaknai target pertumbuhan ekonomi tersebut sebagai tantangan sekaligus peluang. Para pelaku usaha diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk mendorong inovasi dalam produk dan layanan yang sesuai dengan perkembangan tren pasar, membuka ruang bagi pengembangan bisnis yang lebih adaptif dan kompetitif.
Meski peluang tersebut terbuka lebar, pelaku usaha juga harus bersikap realistis dalam menghadapi tantangan yang ada. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan strategi mitigasi risiko yang dapat menghadapi ketidakpastian dan dinamika pasar.
Hal terpenting selanjutnya adalah kolaborasi dengan pemerintah, pelaku usaha perlu memanfaatkan berbagai kebijakan yang ada untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.
“Sinergi antara sektor usaha dan kebijakan pemerintah akan menciptakan iklim ekonomi yang kondusif dan saling menguntungkan bagi semua pihak,” katanya.
Rantai Pasok Global
Sandiaga sering menekankan pentingnya inovasi, digitalisasi, dan pengembangan sektor ekonomi berbasis kreativitas sebagai kunci untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang ekonomi yang ada.
Dengan terus mendorong inovasi dan digitalisasi, ia optimistis perekonomian Indonesia pada tahun 2025 akan semakin berkembang. Hal ini terlihat dari arah kebijakan yang telah digariskan oleh Presiden Jokowi dan kini diteruskan oleh Presiden Prabowo, yang fokus pada pembangunan infrastruktur, khususnya pada sektor-sektor strategis yang dapat mendukung pertumbuhan ekonomi.
Namun, tantangan utama yang diprediksi akan dihadapi dunia bisnis pada tahun 2025 adalah terkait regulasi, logistik, dan Sumber Daya Manusia (SDM). Selain itu, gangguan rantai pasok global kemungkinan masih menjadi kendala, yang dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti perubahan iklim, ketegangan geopolitik, dan perang dagang antara negara-negara besar.
Tantangan ini tentu berdampak pada ketersediaan bahan baku, pengiriman barang, serta harga barang dan jasa. Oleh karena itu, ia menggarisbawahi pentingnya inovasi dan adaptasi terhadap perubahan untuk menghadapi tantangan-tantangan ini, agar perekonomian Indonesia tetap dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di masa depan.
Digitalisasi
Saat memimpin Kemenparekraf, Sandiaga menjadikan digitalisasi sebagai pilar utama pengembangan ekonomi kreatif. Digitalisasi dianggap sebagai kunci untuk mendorong pertumbuhan sektor ini, terutama di kalangan pelaku UMKM.
Kemajuan digital membuka berbagai peluang untuk memperluas pasar, efisiensi, dan peningkatan daya saing. Pelaku UMKM dapat mengakses berbagai tools untuk beradaptasi dengan tren pasar, mempercepat produksi, serta meningkatkan kualitas produk dan layanan.
Beberapa peluang bisnis berbasis teknologi yang dapat dimanfaatkan pada tahun 2025 antara lain melalui marketplace dan media sosial. Melalui platform-platform tersebut, pelaku UMKM dapat memperluas jangkauan pasar, baik di dalam negeri maupun ke mancanegara.
“Oleh karena itu, digitalisasi UMKM harus terus didorong agar dapat lebih inovatif, berdaya saing, dan mampu bersaing di pasar global,” katanya.
Penyederhanaan Sistem
Bagi pelaku UMKM, akses perbankan dan sistem perpajakan sering kali dianggap kurang mendukung, karena kebijakan yang ada lebih berorientasi pada Business-to-Business (B2B). Hal ini menyebabkan banyak usaha kecil dan menengah kesulitan untuk bertahan, bahkan terpaksa tutup.
Menurut Sandiaga, untuk mengatasi masalah ini, beberapa langkah strategis perlu diterapkan. Salah satunya adalah penyederhanaan sistem perpajakan agar lebih mudah dipahami dan diakses oleh pelaku UMKM. Dengan begitu, mereka dapat memenuhi kewajiban perpajakan tanpa terbebani oleh prosedur yang rumit dan membingungkan.
Selain itu, akses terhadap perbankan juga perlu diperluas dengan mempermudah program pembiayaan khusus UMKM, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR). Program-program ini harus dapat diakses dengan mudah melalui platform online, sehingga pelaku UMKM bisa mendapatkan dukungan finansial yang dibutuhkan untuk berkembang, bersaing, dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.
Ekosistem Usaha
Kebijakan pemerintah memiliki pengaruh besar terhadap keberlangsungan bisnis, baik di tingkat makro maupun mikro. Kebijakan yang tepat dapat menciptakan iklim usaha yang kondusif dan mendukung pertumbuhan bisnis, sementara kebijakan yang kurang tepat bisa menghambat perkembangan sektor usaha.
Oleh karena itu, kebijakan harus dapat menyentuh semua lapisan pengusaha, khususnya UMKM, yang merupakan pilar penting perekonomian. UMKM memerlukan kebijakan yang mendukung untuk mengatasi tantangan dalam hal akses permodalan, regulasi, dan birokrasi yang kompleks.
“Dengan kebijakan yang tepat, pemerintah dapat menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan usaha, khususnya UMKM, yang merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia,” tambahnya. (*) Salahudin Surya Amin