Endy Pattia Rahmadi Abdurrahman - Plt. Direktur Utama PT Pos Indonesia

Plt. Direktur Utama PT Pos Indonesia – Lakukan Transformasi Bisnis, SDM, dan Budaya Perusahaan

Share

Endy Pattia Rahmadi Abdurrahman memulai karier profesionalnya sebagai Chief Risk Officer di HSBC Indonesia, sebuah posisi yang menuntut kemampuan analitis tinggi dan kehati-hatian strategis. Dalam dunia perbankan yang dinamis, ia dikenal sebagai eksekutif yang teliti dan visioner.

Kemudian dipercaya memimpin PT Bank Muamalat sebagai Direktur Utama, menavigasi institusi perbankan syariah tersebut di tengah kompetisi sektor keuangan yang terus berkembang.

Selanjutnya, Endy bergabung dengan PT Pos Indonesia (Persero), sebuah institusi berusia lebih dari dua abad yang menghadapi tekanan disrupsi digital. Ia menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, dan kini merangkap sebagai Plt. Direktur Utama.

“Tantangan terbesar bukan hanya soal keuangan, tapi juga relevansi. Bagaimana institusi sebersejarah seperti Pos Indonesia mampu tetap menjadi pemain utama di era logistik digital yang serba cepat,” ujarnya.

Transformasi Bisnis
Saat pertama kali bergabung dengan jajaran manajemen Pos Indonesia, tantangan sudah terlihat jelas. Pendapatan perusahaan sempat turun dari Rp 5,4 triliun pada 2020 menjadi Rp 4,4 triliun di tahun 2021.

Namun, melalui berbagai inisiatif efisiensi dan digitalisasi, kondisi mulai membaik. Pada tahun 2024, pendapatan kembali meningkat hingga Rp 5,7 triliun.

Sedangkan Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) melonjak dari Rp 777 miliar menjadi Rp 1,56 triliun, dengan laba bersih yang tumbuh dua kali lipat.

Bagi Endy, angka-angka tersebut mencerminkan arah transformasi yang tepat, mencakup efisiensi operasional, digitalisasi platform, dan pembenahan proses. “Reformasi budaya organisasi dan tata kelola juga menjadi pilar kunci utama,” katanya.

Logistik Digital
Sebagai pemain yang bersaing di tengah maraknya startup logistik, Pos Indonesia menghadapi tekanan untuk meningkatkan kecepatan, fleksibilitas, dan efisiensi.

Keterlambatan dalam sistem digital sempat menjadi perhatian, namun kini langkah perbaikan telah dilakukan. Misalnya melalui integrasi platform, modernisasi gudang, hingga peluncuran layanan seperti STORI dan PosAja!.

“Di tengah kompetisi logistik digital, kami harus berpikir layaknya startup tetapi bergerak dengan fondasi BUMN,” ujarnya.

Namun, ia juga mengakui adanya keterbatasan birokrasi yang menghambat kelincahan, terutama dalam pengambilan keputusan.

Oleh karena itu, transformasi dilakukan secara menyeluruh, mencakup proses internal, sistem keuangan, hingga reorganisasi wilayah dan pengembangan fungsi inovasi.

Aset dan Jaringan
Pos Indonesia memiliki lebih dari 2.900 aset properti yang tersebar di seluruh Indonesia, mulai dari kota besar hingga wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar).

Banyak di antaranya berada di lokasi strategis, namun belum dimanfaatkan secara maksimal. Melalui anak perusahaan PT Pos Properti Indonesia, Endy mendorong skema kerja sama fleksibel.

Misalnya melalui sewa, sistem Bangun-Guna-Serah (Build-Operate-Transfer/BOT), hingga joint venture untuk menghidupkan kembali nilai ekonomi dari infrastruktur ini.

Di sisi lain, jaringan operasional Pos Indonesia yang mencakup ribuan titik layanan dimanfaatkan untuk mendukung sektor UMKM, e-commerce, dan layanan publik.

“Sinergi logistik BUMN diarahkan agar Pos Indonesia menjadi penggerak utama dalam membentuk holding logistik darat nasional,” ujarnya.

Logistik Cerdas
Transformasi PT Pos Indonesia bukan hanya tentang digitalisasi pengiriman, tetapi juga penyusunan ulang model bisnis. Dari layanan PosPay, pengembangan fintech, hingga kolaborasi dalam ekosistem marketplace seperti Tokopedia dan TikTok, Pos Indonesia mulai menyasar generasi baru pengguna.

Program transformasi juga mencakup integrasi logistik BUMN melalui platform Global Logistic Indonesia (GLID), penggunaan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) untuk identifikasi otomatis, dan mesin sortir otomatis.

Pendirian Universitas Logistik dan Bisnis Internasional (ULBI) juga berperan dalam pengembangan SDM unggul yang relevan dengan masa depan industri.

“Transformasi bukan hanya sistem, tapi pola pikir. Budaya baru kami dibangun di atas fondasi AKHLAK dan gaya kepemimpinan ambidextrous. Harus lincah namun tetap kuat di akar,” katanya.

Penyalur Bansos
Selama lima tahun terakhir, Pos Indonesia telah memainkan peran penting sebagai mitra pemerintah dalam menyalurkan bantuan sosial. Dengan jaringan distribusi yang mencapai pelosok,

Pos Indonesia berhasil menyalurkan lebih dari Rp 131 triliun kepada lebih dari 520 juta penerima manfaat. Peran ini tidak hanya menjadi sumber pendapatan baru, tetapi juga meningkatkan posisi sosial perusahaan di masyarakat.

Ke depannya, dengan visi menjadi perusahaan logistik global yang tangguh dan berfokus pada pelanggan pada tahun 2029, Endy membangun fondasi melalui delapan inisiatif strategis dan lima belas program utama.

Targetnya adalah masuk dalam lima besar penyedia logistik nasional dan menjadi tulang punggung distribusi BUMN yang efisien.

“Kami memiliki penumpang, jalur, dan sejarah. Sekarang, saatnya membangun kendaraan yang tepat untuk masa depan,” ujarnya.

Artikel Terkait

Scroll to Top