Marsekal TNI (Purn) Fadjar Prasetyo, SE, MPP, CSFA - Komisaris Utama PT Garuda Indonesia (Tribunews.com)

Marsekal TNI (Purn) Fadjar Prasetyo, SE, MPP, CSFA – Tingkatkan Kinerja Tambah Armada Baru

Share

Mengawali karier sebagai penerbang pesawat tempur A-4 Skyhawk di Skadron Udara (Skadud) 11 Pangkalan TNI Angkatan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin. Pindah ke Jakarta pada 1995 dan menjadi penerbang VIP dengan pesawat Fokker F28 dan Boeing 737, hingga menjadi Komandan Skadud 17 VIP.

Pernah bertugas sebagai Atase Udara di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur pada 2009 hingga 2013, lalu menjabat berbagai posisi di markas besar (mabes) TNI AU.

Melanjutkan pendidikan Strategic and Defence Studies Centre (SDSC) di Australia, dan menjadi Komandan Lanud Halim Perdana Kusuma. Kemudian menjadi Panglima Komando Operasi II di Makassar, Panglima Komando Operasi Udara I di Jakarta, Panglima Komando Gabungan Wilayah II di Balikpapan, dan Komandan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan II.

Diberi amanah sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) pada 2019. Setelah purna tugas EKONOMIINDONESIA 55 Marsekal TNI (Purn) Fajar Prasetyo, SE, MPP, CSFA lahir di Jakarta pada 9 April 1966. Menyelesaikan pendidikan di Akademi Angkatan Udara pada 1988.

Pernah mengikuti pendidikan Strategic and Defence Studies Centre (SDSC) di Australia. Jabatan terakhir Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) pada 2019. Setelah purna tugas pada 2023, ia diangkat sebagai Komisaris Utama PT Garuda Indonesia sejak Mei 2023. Pada 2023, ia diangkat sebagai Komisaris Utama PT Garuda Indonesia sejak Mei 2023.

“Masuk ke dunia airline industry ini sesuatu yang baru bagi saya, sehingga saya berusaha menyesuaikan diri dengan beberapa kali melaksanakan rapat dan berinteraksi dengan staf serta direksi untuk mempelajari sektor ini,” ujarnya.

Pasca Pandemi
Sejak bergabung dengan Garuda Indonesia, Fadjar mengatakan bahwa Garuda telah pulih dari masa-masa sulit pasca COVID-19 yang berdampak besar terhadap dunia penerbangan secara finansial maupun operasional, termasuk gangguan pada supply chain pesawat.

Saat ini ada optimisme baru berkat dukungan pemerintah melalui pembentukan Danantara, yang akan memberikan bantuan dalam bentuk penambahan modal. Modal baru tersebut akn digunakan untuk membeli atau menyewa pesawat baru.

Salah satu langkah strategis yang diambil oleh Garuda Indonesia adalah pengurangan rute penerbangan dengan menyeleksi rute yang tidak potensial serta merugikan, dan memprioritaskan rute yang memberikan profitabilitas terbaik kepada perusahaan.

Sebab, pendapatan dari ruterute tertentu tidak sebanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan, mengingat kondisi finansial yang belum stabil. Namun, masyarakat tetap dapat mengakses layanan beberapa rute yang dikurangi melalui anak perusahaan citilink atau maskapai lain dengan rute yang sama.

Meskipun sempat menghadapi tantangan pandemi, Garuda Indonesia, sebagai perusahaan yang sudah besar dan matang, telah menunjukkan pemulihan yang cukup signifikan.

Bahkan audit terbaru dengan PricewaterhouseCoopers (PwC), perusahaan jasa profesional multinasional yang berpusat di London, menunjukkan tidak adanya indikasi fraud.

Meskipun ada beberapa hal yang perlu dibenahi, Fadjar memastikan bahwa tidak ada tandatanda ke arah tindakan penipuan atau kecurangan dalam aktivitas bisnis yang melibatkan transaksi keuangan.

Misalnya dengan penyajian laporan keuangan yang tidak sesuai dengan kumpulan data dari pelaksanaan aktivitas bisnis secara nyata.

“Memang masih ada beberapa kekurangan yang pastinya akan kami perbaiki, tetapi masalah farud tidak ada,” katanya.

Strategi Era Baru Garuda Indonesia saat ini sudah tidak sepenuhnya milik pemerintah, meskipun pemerintah masih menjadi mayoritas pemegang saham sekitar 64%. Sisa kepemilikan saham dipegang oleh swasta dan masyarakat melalui Initial Public Offering (IPO).

Fadjar menyatakan bahwa keberadaan modal swasta dan masyarakat berfungsi sebagai kontrol untuk menjalankan roda perusahaan dengan lebih baik. Setelah pergantian direksi, Garuda Indonesia kini dipimpin oleh manajemen baru yang memberikan harapan dan energi baru untuk membenahi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan.

Garuda berencana meluncurkan strategi baru, seperti pengadaan dan penyewaan pesawat baru serta pengembangan rute penerbangan. Peningkatan armada dan frekuensi penerbangan akan dilakukan pada akhir 2025 atau awal 2026, dengan target 20 pesawat baru dan penambahan rute domestik dan internasional, termasuk rute ke Sydney, Melbourne, Seoul, dan Haneda.

Selain itu, pemanfaatan bandara-bandara baru akan dioptimalkan melalui kerja sama dengan Kementerian Perhubungan, disesuaikan dengan permintaan pasar. Meskipun transportasi darat, seperti kereta api, berkembang pesat,

Fajar berharap ekonomi Indonesia semakin baik, yang dapat mendorong peningkatan permintaan penerbangan, terutama untuk wilayah luar Jawa. Garuda juga terus mengevaluasi peluang bisnis di pasar haji dan umrah yang semakin berkembang.

Angkutan Haji menjadi salah satu sektor yang penting karena jumlah jamaah yang besar, hingga memiliki divisi khusus untuk pengelolaannya yang membutuhkan perencanaan matang berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya.

Selain itu, Garuda juga memiliki layanan Umrah dengan rute regular dan charter dari Jeddah ke Madinah. “Haji dan Umrah potensi pasarnya besar sekali,” kata Fajar.

Penurunan Harga Tiket
Garuda Indonesia dikenal sebagai maskapai dengan pelayanan premium yang membuat harga tiketnya cenderung tinggi. Tarif tersebut telah diatur oleh Kementerian Perhubungan dengan tarif batas atas (TBA).

Fadjar mengatakan bahwa sebenarnya harga tiket yang terlihat mahal seringkali dipengaruhi oleh faktor seperti high season. Sementara harga tiket yang lebih murah biasanya merupakan penerbangan malam atau pendaratan di bandara yang tidak berada di tengah kota.

Menghadapi Lebaran 2025, Garuda Indonesia menurunkan harga tiketnya untuk mendukung kebijakan pemerintah guna meringankan beban masyarakat, dengan tetap mempertahankan standar pelayanan tinggi sesuai kelasnya.

Garuda telah mempersiapkan pesawat dalam kondisi baik dan siap terbang. Beberapa rute akan dikurangi selama bulan puasa (low season) untuk mempersiapkan pesawat menghadapi puncak permintaan pada musim mudik (peak season) agar dapat memberikan pelayanan terbaik untuk mesyarakat.

“Tiket itu komponen harganya dari stakeholders, sehingga kami berusaha tidak merugikan perusahaan dengan mengurangi keuntungan untuk mendukung kebijakan pemerintah,” jelasnya.

Masa Depan
Dengan adanya langkah-langkah strategis dan perubahan dalam manajemen, Garuda Indonesia berharap bisa kembali bangkit dan menghadapi tantangan yang ada. Perusahaan juga banyak belajar dari sektor swasta dalam menghadapi berbagai persoalan bisnis, dan Garuda sebagai perusahaan terbuka (Tbk) mengadopsi praktik-praktik yang sama dalam menjalankan korporasi.

Garuda Indonesia akan terus berfokus pada peningkatan pendapatan dan profit dengan tetap menerapkan Good Corporate Governance (GCG), yang meliputi transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independen, dan fairness. Selain itu, Fajar juga menekankan pentingnya efisiensi agar perusahaan berjalan dengan lebih optimal.

Sebagai flag carrier Indonesia, Garuda memiliki tanggung jawab yang besar untuk memberikan pelayanan prima dan menjaga citra baiknya sehingga dapat menjadi kebanggaan negara. Fajar berharap dapat terus memanfaatkan dukungan dari pemerintah dan masyarakat untuk mengembangkan perusahaan.

“Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan agar dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat,” ujarnya.

Marsekal TNI (Purn) Fajar Prasetyo, SE, MPP, CSFA sendiri lahir di Jakarta pada 9 April 1966. Menyelesaikan pendidikan di Akademi Angkatan Udara pada 1988. Pernah mengikuti pendidikan Strategic and Defence Studies Centre (SDSC) di Australia.

Jabatan terakhir Kepala Staf TNI Angkatan Udara (Kasau) pada 2019. Setelah purna tugas pada 2023, ia diangkat sebagai Komisaris Utama PT Garuda Indonesia sejak Mei 2023.

Artikel Terkait

Scroll to Top