Tahun 2012, kembali ke Indonesia, menjadi direktur di Indonesia Center for Green Economy, dan ketua Prodi Green Economy di Surya University. Pernah bertugas di Kantor Staf Presiden, kemudian menjadi Komisaris PT PLN (Persero) pada 2018-2019. Sempat Wakil Direktur sebelum akhirnya menjadi Direktur Utama PT PLN tahun 2021.
Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Darmawan Prasodjo, Ph.D mendukung konsep ekonomi hijau, terutama dalam penyediaan energi, yang akan diteruskan oleh pemerintah lima tahun ke depan, bahkan sampai tercapai Indonesia Emas 2045. Dalam proses itulah disiapkan ekonomi sirkular, yaitu ekonomi yang mampu menggerakkan ekonomi masyarakat. Tujuannya menciptakan energi yang bersih, membangun kemakmuran nasional, dan otomatis memerangi kemiskinan.
Untuk kepentingan itu, pemerintah telah menggerakkan no carbon economy dan menggeser ekonomi berbasis fossil fuel dan green energy yang pada gilirannya menggiatkan ekonomi sirkuler.
“Ini mimpi yang luar biasa dan menjadi fondasi menjadi negara maju menuju Indonesia Emas 2045. Generasi masa datang harus lebih berkualitas dari generasi masa kini,” katanya.
Program listrik yang smart, green, dan beautiful ini telah menjadi platform PLN sejak di launching target Indonesia Nett Zero Emmision 2060.
Konsolidasi Pembangkit
Menghadapi proses transisi energi ini, PLN dalam penyediaan tenaga listrik ke depan, 60 persen penambahan pembangkit listrik akan bekerjasama dengan pihak ketiga baik domestik, regional dan internasional.
PLN juga telah melakukan konsolidasi aset pembangkit dalam subholding Indonesia Power dengan kapasitas 23 Gigawatt, dan Nusantara Power dengan 21 Gigawatt. Keduanya merupakan perusahaan pembangkit yang terbesar di Asia Tenggara mengalahkan perusahaan listrik milik Malaysia yang hanya memiliki 17 Gigawatt.
Hal tersebut akan membuat ekosistem di lingkungan PLN kondusif untuk berkolaborasi dan berinvestasi.
“Karena itu PLN mengajak semua untuk melihat ini sebagai business opportunity dan memperkokoh PLN dan mitranya.” tambahnya.
Energi Hijau
Menurut Darmo, pernah ada paradigma yang menyatakan bahwa energi itu harus kotor karena energi yang bersih itu mahal. PLN telah melakukan inovasi untuk menggeser anggapan bahwa energi bersih itu mahal.
Salah satu inovasi tersebut adalah perjuangan untuk mengganti ekonomi berbasis fossil fuel ke ekonomi berbasis green energy.
“Salah satu misi pemerintahan Prabowo-Gibran nanti adalah mengganti energi berbasis fosil ini dengan energi hijau,” katanya.
Darmo meyakini energi hijau ini akan mewujudkan ekonomi sirkuler, karena PLN menyiapkan Pembangkit Listrik Tenaga Batubara (PLTB) yang bahan bakarnya dicampur dengan biomasa. Biomasa sebagai co-firing ini berasal dari tanaman kayu.
Produksi biomasa ini termasuk jenis ekonomi kerakyatan karena akan melibatkan rakyat dalam proses produksi energi. Bahan utama biomasa dari jenis tanaman seperti indigovera, gamal, dan kaliandra yang bisa hidup di tanah kering.
PLN akan melibatkan masyarakat untuk menanam bahan baku biomasa, sehingga PLTB yang awalnya memiliki kontrak dengan korporasi akan beralih kontrak dengan rakyat.
“Kita akan menghasilkan ketahanan energi rakyat semesta. Ini adalah contoh dari ekonomi sirkuler, dan semua akan berdampak bagi kemakmuran masyarakat sekitar,” ujarnya.
Energi Nuklir
Sementara untuk nuklir sebagai potensi energi, Darmo menyebut dalam visi misi Prabowo-Gibran pernah menyebut bahwa nuklir bisa dimanfaatkan untuk kemaslahatan manusia. Indonesia membutuhkan nuklir karena nuklir tidak menimbulkan efek rumah kaca.
Di sisi lain, Indonesia harus membuat percepatan transisi energi di Sumatra dan Jawa karena pada tahun 2035 sudah habis. Kelangkaan tersebut akan di support dari Kalimantan.
Dalam joint modeling PLN dan International Nuclear Energy Agency, kebutuhan energi nuklir akan dipenuhi pada tahun 2034- 2035.
Over Supply
Darmo mengatakan beberapa waktu lalu listrik di Jawa dan Sumatera pernah mengalami over supply. Karena itu, PLN melakukan renegosiasi dengan para pengembang pembangkit listrik dan renegosiasi kontrak terhadap pembangkit yang akan masuk, sehingga keuangan PLN menjadi lebih baik.
“Kami memilih untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi pelanggan domestik lebih dulu. Sebab jika pasokan listrik kurang, maka pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran rakyat akan melambat,” katanya.
PLN akan membangun interkoneksi di negara-negara Asean sehingga sistem kelistrikan di Asean lebih handal dan biaya listrik akan turun. Dengan demikian, listrik murah akan mengalir di wilayah listrik yang sebelumnya bebannya lebih mahal.
Sejauh ini, kerja sama internasional berupa ekspor listrik sudah terjadi di Papua Nugini. Presiden Jokowi bahkan menyepakati untuk dibangun penerangan di sebuah desa Papua Nugini yang dekat Indonesia.
Saat ini, PLN mengembangkan dengan mulai mempelajari interkoneksi listrik antara Indonesia-Malaysia meliputi Sabah- Serawak, Semenanjung Malaysia, kemudian dari Singapura ke Thailand.
Saat ini masih pada tahap penyelarasan dalam kebijakan, komersial dan teknis. Interkoneksi di dalam negeri juga digiatkan. Kedepannya, transisi energi akan lebih lancar lagi.
“Sistem kelistrikan akan jauh lebih handal sehingga listrik dapat dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia,” tambahnya. GNA/BS