Lahir pada 26 September 1969 di Tanjung Alam, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. Dony menempuh pendidikan dasar di kampung halamannya dan melanjutkan pendidikan menengah di Padang serta Jakarta.
Menyelesaikan S1 Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran. Meraih gelar Master of Business Administration (MBA) dari The Asian Institute of Management, Filipina.
Awalnya dia bercita-cita menjadi diplomat dan ingin masuk Kementerian Luar Negeri. Namun, karena belum lulus sepenuhnya, ia mulai bekerja di Jakarta sambil menyelesaikan skripsi. Ia diterima bekerja di perbankan sebagai call center.
“Pekerjaan ini saya jalani hingga akhirnya skripsi saya selesai lebih lambat, yaitu di tahun keenam,” katanya.
BUMN Pariwisata
Karier di dunia perbankan diawali di Bank Universal, yang saat itu merupakan bank modern pada zamannya. Namun, setelah krisis perbankan, bank ini merger menjadi Bank Permata, Dony kemudian bergabung dengan Bank Mega.
Di Bank Mega, terinspirasi Chairul Tanjung pernah menjadi Vice President, kemudian Direktur. Keterlibatan Dony di sektor BUMN dimulai ketika ia dipercaya sebagai perwakilan CT Corp di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk.
Pada akhir tahun 2014, menjadi anggota Dewan Komisaris Garuda Indonesia hingga tahun 2019, dan sebelumnya menjabat sebagai Wakil Direktur Utama maskapai tersebut.
Pada tahun 2016, ia mendapat kepercayaan dari Presiden Jokowi untuk membantu di Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), khususnya dalam merancang peta jalan industri pariwisata Indonesia.
Ketika pemerintah membentuk holding Aviasi dan Pariwisata, Dony diminta untuk membangun ekosistem pariwisata Indonesia yang menyatukan sektor aviation, airport, tourism destination, perhotelan, dan heritage sites seperti Taman Mini Indonesia Indah, Borobudur, Mandalika, dan Labuan Bajo.
Tujuan utama dari holding ini adalah mempercepat kemajuan industri pariwisata nasional, baik dari segi wisatawan domestik maupun mancanegara. Selain itu, ia juga aktif dalam pengembangan industri pariwisata Indonesia.
Pada Januari 2016, Presiden Joko Widodo menunjuknya sebagai anggota Dewan Penasihat Presiden Bidang Ekonomi dan Industri di Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), dengan fokus pada pengembangan sektor pariwisata.
Bersama Muhammad Lutfi, Dony mengembangkan berbagai hotel, restoran, dan resort di Jakarta dan Padang, serta berkontribusi dalam pengembangan agroindustri di Sumatera Barat.
Pada tahun 2021, Dony dipercaya sebagai Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (InJourney), holding BUMN yang membawahi beberapa perusahaan di bidang pariwisata. Di bawah kepemimpinannya, InJourney berfokus pada integrasi dan sinergi antara sektor aviasi dan pariwisata untuk meningkatkan daya saing Indonesia di kancah internasional.
Diawasi Ketat
Dony Oskaria mengungkapkan, bahwa seluruh perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan bergabung ke dalam Danantara sebelum Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada Maret 2025. Juga menegaskan bahwa Danantara akan mengelola aset dari seluruh perusahaan BUMN, dengan tujuan meningkatkan efisiensi dan nilai tambah bagi negara.
Menanggapi kekhawatiran publik terkait pengelolaan dana, ia memastikan bahwa akan diawasi secara ketat oleh berbagai lembaga pemerintah, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir mengenai keamanan dana yang dikelola.
Dengan pengalaman dan komitmennya, optimis bahwa Danantara akan berkontribusi signifikan dalam transformasi pengelolaan investasi strategis Indonesia. Danantara diproyeksikan akan membiayai proyek-proyek berkelanjutan di berbagai sektor seperti energi terbarukan, manufaktur canggih, industri hilir, dan produksi pangan.
Dengan pengalaman luas di sektor perbankan, pariwisata, dan BUMN, Dony akan terus berkontribusi dalam pengembangan ekonomi dan industri Indonesia melalui berbagai peran strategis yang diembannya.
Sumber: Bisnis.Com, CNN.Indonesia