Andrei Angouw, BSc, MSc - Walikota Manado

Walikota Manado – Laksanakan Misi Presiden Tata Kota, Rakyat Sejahtera

Share

Dengan latar pendidikan tinggi dari Amerika Serikat dan pengalaman panjang di legislatif, Andrei Angouw tampil sebagai pemimpin teknokratis yang membawa semangat kolaborasi dan visi pembangunan berbasis data.

Terpilih dua kali sebagai Wali Kota Manado, ia tidak hanya menata kota secara fisik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai keberagaman, pertumbuhan ekonomiusif, dan konektivitas global.

Manado diarahkan menjadi kota jasa modern yang nyaman dihuni, terbuka terhadap dunia, dan kuat dalam harmoni sosial, sebuah prototipe Indonesia masa depan yang dimulai dari utara Sulawesi.

Setelah lulus kuliah, Andrei sempat bekerja selama dua tahun Jakarta. Namun, panggilan untuk kembali ke kampung halaman membawanya pulang ke Manado, membantu usaha keluarga.

Pada 2005, mulai aktif di dunia politik sebagai peng DPD PDI Perjuangan Sulawesi Utara, berkat ajakan dari Ketua DPD saat itu yang juga Wakil Gubernur, Steven Kandouw.

Pada tahun 2009, ia memutuskan maju sebagai DPRD Provinsi Sulawesi Utara dari Dapil Kota Manado dan terpilih. Pada periode berikutnya, 2014, ia terpilih kembali dan dipercaya menjadi Komisi III.

Ketika Ketua DPRD saat itu, Steven Kandouw, maju sebagaiil Gubernur, iauk oleh partai untuk menggantikannya sebagai Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Utara pada 2016.

Andrei kembali terpilih sebagai anggota DPRD Provinsi pada 2019, dan lagi dipercaya untuk melanjutkan peran sebagai Ketua DPRD. Namun, pada tahun 2020, partai memberikan tugas baru, ia diminta maju sebagai calon WaliKota Manado.

“Dengan izin Tuhan dan dukungan masyarakat, saya terpilih untuk periode 2021–2024 dan kembali dipercaya periode kedua 2025–2030,” ucapnya.

Misi Presiden
Sebagai wali kota, ia memegang prinsip bahwa kepala daerah adalah pelaksana tugas Presiden di daerah. Tugasnya adalah menata kota ini bertujuan memastikan masyarakat hidup nyaman dan sejahtera, serta mendukung program nasional.

“Kami tidak bekerja atas nama pribadi, melainkan menjalankan konstitusi” ujar Andrei.

Dalam melaksanakan tugasnya, Andrei fokus pada upaya meningkatkan Produk Domik Regional Bruto (PDRB) per kapita, sebagai indikator objektif kesejahteraan masyarakat.

Manado bukan hanya ibu kota provinsi, tetapi juga ikon wilayah utara Sulawesi dan destinasi penting nasional. Oleh karena itu, ia berupaya keras menjadikan kota ini nyaman bagi warga, wisatawan, maupun pelaku usaha. Kota yang bersih, tertata, dan terbuka menjadi prioritas utama dalam setiap kebijakan.

“Saya percaya bahwa kepemimpinan bukan soal kekuasaan, tetapi tentang menghadirkan perubahan nyata. Sebagai putra daerah, saya kembali bukan hanya membangun, tetapi memastikan Manado sebagai kota maju, adil, dan membanggakan,” ungkapnya.

Menata Peradaban
Dalam pandangan Andrei Angouw, jabatan kepala daerah adalah amanah negara untuk menjalankan tugas konstitusional.

“Wali kota ditugaskan oleh Presiden untuk menata kota agar masyarakat hidup nyaman dan sejahtera,”ujarnya.

Pada periode pertama, visi ini diwujudkan melalui penataan kota secara menyeluruh, mulai dari optimalisasi infrastruktur, tata ruang digitalisasi layanan publik hingga peningkatan akses masyarakat terhadap fasilitas pendidikan dan kesehatan.

Manado, yang sebelumnya dikenal dengan kemacetan dan banjir, perlahan direformasi melalui pendekatan berbasis data dan sistem. Pendekatan ekologis dalam pengolaan sampah dan tata kelola air menjadi perhatian utama pemerintahannya.

Selain memukan aspek teknis, Andrei juga memperhatikan nilai sosial kota. Ia menjaga keterukaan terhadap kritik dan partisipasi warga dalam setiap kebijakan.

“Saya ingin Manado menjadi kota yang nyaman, bukan hanya untuk ditinggali, tapi juga untuk dikunjungi dan diinvestasikan” tutupnya.

Di Atas Nasional
Bagi Andrei Angouw, indikator keberhasilan pembangunan bukanlah pada banyak proyek fisik yang dibangun, melainkan pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat secara merata. Oleh karena itu, ia menjadikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita sebagai parameter utama.

“Kalau masyarakat sejahtera, itu tercermin dari PDRB per kapita. Jadi itu indikator yang paling objektif,” tegasnya.

Ia ingin memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi di Manado tidak hanya menguntungkan kelompok elite, tetapi benar-benar menyentuh kelas bawah dan menengah .

Pertumbuhan ekonomi Kota Manado dinilai berdasarkan indikator resmi dari BPS, khususnya Produkestik Regional Bruto (PDRB) per kapita. Ia menyebutkan bahwa PDR per kapita Manado mencapai sekitar Rp115 juta, jauh di atas rata-rata nasional maupun provinsi yang berada pada kisaran Rp80 juta.

“Dengan pertumbuhan mendekati 10% per tahun, ini menandakan laju perkembangan ekonomi daerah yang cukupisten dan solid,” jelasnya.

Dalam masa jabatan keduanya, program prioritas diarahkan untuk mensukseskan visi Presiden menuju Indonesia Emas 2045, terutama dalam mengejar target GDP (Gross Domestic Product) per kapita nasional sebesar USD 14.000

“Konsekuensinya, Manado perlu memperkuat investasi, konsumsi, dan ekspor, serta meningkatkan perputaran uang di wilayah perkotaan,” tambahnya.

Sektor Jasa
Andrei menyatakan bahwa struktur ekonomi Manado didominasi oleh sektor jasa, termasuk perbankan, perdagangan, dan pariwisata. Ia berharap aktivitas pariwisata meningkat dengan masuknya wisatawan yang membawa perputaran ekonomi ke kota.

Manado juga didorong menjadi tempat berkembangnya talenta lokal di sektor jasa modern, bahkan menargetkan ekspor layanan atau keahlian ke global. Meski industri perikanan lebih terpusat di Bitung, Manado tetap mendapatkan dampak ekonomi dari aktivitas tersebut karena kedekatan geografisnya.

Banyak nelayan dan pelaku industri perikanan tetap berbelanja dan melakukan aktivitas ekonomi di Manado. Hal ini memperkuat posisi Manado sebagai pusat konsumsi dan distribusi penunjang aktivitas kelautan regional.

Pada masa jabatan keduanya, juga menjadi fase konsolidasi sekaligus akselerasi. Andrei menargetkan penguatan sektor pariwisata berbasis budaya dan ekologi, memperluas ruang hijau publik, memperkuat layanan pendidikan berbasis teknologi, serta membuka ruang investasi yang transparan.

Visi besarnya adalah menjadikan Manado sebagai “Kota Pusat Peradaban Baru di Sulawesi Utara” — kota yang nyaman, digital, dan kompetitif di tingkat nasional maupun regional.

Infrastruktur Transportasi
Wali Kota Manado juga menekankan bahwa sektor perhotelan tetap menjadi tujuan utama investasi, karena kaitannya yang erat dengan pariwisata.

Namun, ke depan, ia menyatakan bahwa transportasi umum merupakan sektor penting yang perlu dibenahi, dengan harapan adanya keterlibatan swasta untuk mendukung transformasi infrastruktur ini.

Secara geografis, Manado memiliki posisi strategis sebagai pintu masuk dari utara ke Indonesia. Saat ini telah tersedia penerbangan langsung dari Guangzhou (China) dan Singapura,

dan pemerintah kota berharap agar rute-rute internasional semakin ditingkatkan. Hal ini tentu membutuhkan intervensi kebijakan dan fasilitasi dari pemerintah pusat, termasuk dari Kementerian Perhubungan.

Andrei menyebut bahwa ada dua BUMD utama di Kota Manado, yakni PD Pasar dan PDAM. Keduanya memiliki misi ganda—memberikan pelayanan publik sekaligus menghasilkan profit.

Namun, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana menyeimbangkan fungsi bisnis dan fungsi sosial, terutama karena sebagian besar pelanggan PD Pasar merupakan pelaku ekonomi mikro, bukan UMKM menengah atau besar.

Dalam masalah lingkungan, Andrei menyebut bahwa isu sampah dan kesadaran masyarakat masih menjadi perhatian utama. Ia mengakui bahwa manajemen sampah saat ini masih berada pada tahap pengumpulan, belum memasuki fase waste reduction atau pemilahan berbasis sumber.

Tantangan utama terletak pada budaya masyarakat, bukan hanya pada kapasitas teknis pemerintah. Edukasi dan kolaborasi menjadi aspek utama, di mana pengurangan volume dan pemilahan dari rumah tangga merupakan prasyarat agar pengelolaan sampah dapat lebih efektif.

Kota Maju Kalau Orang Kaya Mau Naik Kendaraan Umum

Manado saat ini berada di titik kritis transformasi kota jasa menjadi kota wisata dan kota modern. Tantangan utama bukan hanya pada aspek infrastruktur fisik seperti air bersih dan transportasi, tapi juga pada infrastruktur sosial seperti kesadaran lingkungan dan toleransi sosial.

Menurut Andrei, untuk menjadi kota maju, Manado harus menyediakan transportasi publik yang layak, aman, danisien. Hal ini penting untuk menekan pengeluaran masyarakat dan meningkatkan pendapatanibel yang secara langsung berdampak pada daya beli dan kesejahaan.

Ia menegaskan bahwa kota maju bukanlah kota di orang miskin memiliki mobil, melainkan di mana orang kaya mengandalkan transportasi umum, mengacu pada model negara seperti Singapura.

Masalah lain yang menjadi perhatian besar Andrei adalah infrastruktur air bersih serta kemacetan Ia menyatakan bahwa kualitas dan distribusi air bersih merupakan pekerjaan rumah penting lainnya, karena terkait langsung dengan kesehatan publik dan daya tarik investasi.

Untuk masalah kemacetan, solusinya adalah percepatan pembangunan sistem transportasi massal.emilikan kendaraan pribadi bukan solusi jangka panjang dan berpotensi menciptakan beban ekonomi serta risiko sosial seperti kecelakaan dan penurunan produktivitas.

Kota Toleran
Manado dikenal sebagai kota yang toleran. Andrei menegaskan bahwa toleransi bukan hanya kebijakan formal semata, melainkan hasil pembiasaan budaya dan sejarah lokal yang berlangsung turun-temurun.

Ia menyoroti pentingnya komunikasi antar-tokoh agama yang dapat menciptakan efek domino dalam memperkuat kerukunan masyarakat di tingkat akar rumput.

Dalam menjalankan roda pemerintahan, Andrei percaya bahwa kekompakan antara kepala daerah dan wakil kepala daerah merupakan prasyarat mutlak untuk menjaga stabilitas dan keberlanjutan program.

‘’Hubungan saya dengan Wakil Wali Kota sejauh ini terjalin dengan sangat baik, terbukti kami kembali maju bersama di periode kedua,’’ jelasnya.

Menurutnya, ini bukan hanya soal politik, tetapi soal komitmen yang sama terhadap pelayanan publik dan kesepahaman visi pembangunan. Manado juga dikenal luas sebagai kota yang toleran.

Andrei membenarkan hal itu karena ia lahir, besar, dan hidup dalam kebudayaan Manado yang egaliter dan terbuka. Sejak kecil, ia sudah terbiasa berteman tanpa membedakan latar belakang etnis maupun agama, karena nilai itu memang ditanamkan dari generasi ke generasi.

Kunci dari semua itu, menurut Andrei, ada pada komunikasi lintas tokoh agama dan masyarakat. Kami aktif memfasilitasi dialog antarumat beragama dan menjaga hubungan hangat antara para pemuka agama.

Ketika masyarakat melihat tokoh-tokohnya rukun, mereka pun akan mengikuti dengan hidup berdampingan secara damai. Kami tidak membiarkan toleransi hanya menjadi slogan.

Di Manado, toleransi adalah praktik keseharian. Ia tumbuh dari akar budaya dan terus kami rawat melalui kebijakan yang inklusif, pendidikan yang menghargai perbedaan, dan ruang publik yang terbuka bagi semua warga.

‘’Sebagai Wali Kota, saya hanya ingin memastikan satu hal,Manado tidak kehilangan jati dirinya sebagai kota damai, ramah, dan maju bersama. Kota ini bukan hanya tempat tinggal, tapi rumah besar semua orang – pun agamanya, sukunya, dan aspirasinya,’’ tegas Andrei Angouw.

Tonton Video Selengkapnya

Artikel Terkait