Eva Dwiana SE., M.Si - Walikota Bandar Lampung (Sumsel 24)

Walikota Bandar Lampung – Tambah Hotel Bintang Lima Bangun Pusat Kuliner Terbesar

Share

Pada awal karier politiknya, Eva membantu suaminya Herman Hasanusi, yang menjabat Walikota Bandar Lampung, 2010-2021. Saat ia juga menjadi anggota DPRD Provinsi Lampung. Kehilangan anak laki-laki pada 2006 menjadi titik balik yang mengubah pandangan politiknya.

Kejadian itu mengubah banyak hal dalam hidup saya, dan saya merasa bahwa cobaan itu juga membuka jalan bagi saya untuk lebih fokus mengurus masyarakat,” katanya.

Setelah itu, ia mendirikan Majelis Taklim Rachmat Hidayat pada 2007, yang sudah berjalan hampir 19 tahun dan kini menjadi pengajian terbesar di Lampung dengan jaringan di seluruh kabupaten dan kota.

Setelah suaminya menjabat 2 periode, Eva maju sebagai calon Walikota dan berhasil terpilih, meskipun sempat didiskualifikasi, namun akhirnya tetap menang dengan persentase 56% dalam pemilihan pertama.

Pada periode kedua, ia memenangkan pemilihan dengan 74% suara. Kini berfokus pada pembangunan dan kesejahteraan warga Bandar Lampung.

Periode Pertama
Salah satu faktor penting dalam perjalanan politik Eva adalah dukungan yang kuat dari suaminya. Misalnya dengan memperkenalkan pemberian insentif yang lebih tinggi bagi Rukun Tetangga (RT), Perlindungan Masyarakat (Linmas), Bintara Pembina Desa (Babinsa), dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas).

Dulu insentif RT hanya sekitar Rp 50.000 hingga Rp 200.000, kini meningkat menjadi Rp 1.700.000, sementara Linmas, Babinsa, dan
Babinkamtibmas mendapat insentif Rp 1-2 juta.

“Semua itu untuk mendorong semangat kerja mereka,” katanya.

Eva juga berhasil memperbaiki infrastruktur kota, termasuk pembenahan flyover, underpass, dan juga penataan drainase di beberapa area kota, melanjutkan
pencapaian suaminya.

Juga memfokuskan perhatian pada sektor pendidikan dan pemberdayaan masyarakat, dengan memberikan beasiswa untuk siswa SMK, SMA, perguruan tinggi, serta Aparatur Sipil Negara (ASN).

Selain itu, ia merealisasikan program insentif operasional bagi masjid dan membangun berbagai fasilitas publik seperti Gedung Olahraga (GOR) Siger dan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Milenial Bandar Lampung yang kini menjadi ikon kota.

Salah satu proyek penting yang sedang dikerjakan adalah revitalisasi Teluk Betung Town. Sempat banyak toko dan pasar di sana yang tutup. Kini, daerah tersebut sedang dibangkitkan kembali dengan pembangunan gerbang, gapura, Tugu Alquran, serta pembenahan jalan dan drainase.

“Proyek ini diharapkan selesai pada 2026 dan menjadikannya sebagai pusat kemajuan baru di Bandar Lampung, ” ujarnya.

Ekonomi dan Pendidikan
Bandar Lampung memiliki lima Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yaitu Bank Waway, Bank Syariah, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), Perusahaan Daerah (PD) Pasar, dan PD Kebersihan, yang berkontribusi besar dalam mendukung perekonomian dan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) kota.

Bank Waway memberikan pinjaman tanpa bunga kepada warga, sementara Bank Syariah membantu masyarakat dalam hal pembiayaan haji. PDAM berfokus pada penyediaan air, dengan rencana pemasangan 40.000 sambungan baru.PD Pasar dan PD Kebersihan juga berperan dalam meningkatkan PAD kota walaupun masih terbatas.

Bandar Lampung memiliki sejumlah lembaga pendidikan tinggi seperti Universitas Lampung (Unila), Institut Teknologi Sumatera (ITERA), dan Universitas Islam Negeri (UIN), yang menjadi tempat belajar bagi banyak mahasiswa, termasuk dari luar daerah.

Pemerintah memberikan beasiswa bagi warga kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan di tiga perguruan tinggi tersebut. Program bantuan pendidikan ini tidak hanya terbatas pada mahasiswa, tetapi juga menyasar pada siswa SD, SMP, SMA, dan SMK melalui program biling yang memberikan fasilitas seperti tas, seragam, dan sepatu.

Pemerintah juga bekerja sama dengan perguruan tinggi swasta untuk mendukung ASN yang ingin melanjutkan S1 atau S2. Ini adalah bagian dari upaya pemerintah dalam menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, yang pada gilirannya akan membantu meningkatkan perekonomian kota.

“Alhamdulillah, 500 orang penerima bantuan sudah menyelesaikan pendidikannya, dan tahun ini targetnya 1.000 orang,” ungkap Eva.

Kebudayaan dan Pariwisata
Bandar Lampung juga kaya akan potensi kebudayaan yang menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Kota ini memiliki berbagai tradisi yang masih dilestarikan. Berbagai egiatan selalu diwarnai dengan kegiatan budaya, serta festival kuliner dan tarian.

Salah satu tradisi khas yang sangat dikenal adalah Siger, yang menjadi simbol keindahan budaya Lampung. Siger Lampung adalah simbol khas Lampung. Simbol yang dikenal sebagai mahkota pengantin perampuan Lampung ini digunakan di sejumlah tempat.

Mengambil bentuk pegunungan dengan sembilan puncak. Sekolah-sekolah juga masih mengajarkan bahasa Lampung agar anak-anak tidak melupakan budaya lokal.

Untuk mempromosikan kuliner Bandar Lampung, pemerintah mengadakan festival seperti Seruit Massal yang pernah meraih penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Pariwisata dan budaya lokal dipromosikan dengan melibatkan masyarakat, misalnya dengan memutar lagu daerah di hotel dan rumah makan. Dengan gotong royong yang kuat, Bandar Lampung berusaha melestarikan dan memperkenalkan tradisi lokal kepada masyarakat dan wisatawan.

Sampah dan Infrastruktur
Seperti kota besar lainnya, Bandar Lampung menghadapi berbagai tantangan seperti sampah, banjir, dan kemacetan. Sampah menjadi masalah besar, dengan sekitar 700-800 ton sampah dihasilkan setiap harinya.

Pemerintah telah menyelesaikan tahap pertama pengelolaan dan sedang berfokus pada tahap kedua. Rencana ke depan adalah membuat briket dari sampah untuk dijual dan meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD), sekaligus mengurangi dampak lingkungan.

Banjir juga masih menjadi masalah utama yang mengganggu sejumlah wilayah, terutama yang berada di daerah rendah. Meskipun telah melakukan normalisasi sungai dan pembangunan drainase, banjir sering kali disebabkan oleh kiriman air dari Pesawaran dan Lampung Selatan.

Solusinya, pemerintah akan membuat kegiatan Grebeg Sungai, dan membangun embung di kedua wilayah tersebut untuk menampung air, yang juga akan dijadikan objek wisata. Diharapkan dengan upaya ini, masalah banjir di Bandar Lampung dapat teratasi dengan lebih baik.

Masalah mendesak lain yang perlu ditangani adalah kesehatan dan infrastruktur. Untuk kesehatan, terdapat layanan di rumah sakit negeri dan Puskesmas yang
diberikan gratis bagi warga tidak mampu.

Perbaikan infrastruktur, termasuk jalan, drainase, dan trotoar, tengah dilakukan, meskipun terkendala efisiensi anggaran dari pemerintah pusat. Pemerintah kota mengoptimalkan anggaran yang ada dengan memangkas pengeluaran untuk kegiatan yang kurang penting, seperti seminar atau dinas luar yang tidak mendesak.

Oleh karena itu, Eva mengharapkan adanya dukungan investor agar Bandar Lampung dapat berkembang menjadi kota besar di masa depan.

“Mudah-mudahan ke depan kota ini mendapatkan banyak bantuan dari pihak ketiga untuk menjadikan Bandar Lampung sebagai Kota Metropolitan,” katanya.

Teruskan Grebek Sungai Bangun Kereta Gantung

Selama periode kedua kepemimpinannya, Eva akan melaksanakan beberapa program, di antaranya Grebek Sungai. Kegiatan ini untuk membersihkan sampah dan sedimen yang menumpuk guna mencegah banjir.

Pengelolaan sumber daya air dilakukan melalui pembuatan embung untuk menampung air dari Pesawaran dan Lampung Selatan, yang pelaksanaannya dibantu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), dengan target selesai pada 2025.

Selain itu, Eva bercita-cita untuk menjadikan Bandar Lampung sebagai kota besar yang dikenal luas, dengan menambah jumlah hotel bintang lima serta menjadikannya sebagai pusat Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), belanja, dan kuliner terbesar di Sumatera, yang mendukung peningkatan PAD dan
kesejahteraan warga.

Dengan memberikan pinjaman tanpa bunga kepada para penggiat usaha, mereka berhasil bangkit pasca-COVID, bahkan berpartisipasi dalam berbagai event nasional dan internasional untuk mempromosikan produknya.

Sektor UMKM dan kuliner yang terus berkembang ini turut berkontribusi besar terhadap PAD kota yang kini mencapai sekitar Rp. 1,2 hingga 1,3 triliun.

Tambah Hotel
Pemerintah berharap UMKM dan sektor jasa dapat memberikan peluang besar bagi warga Bandar Lampung. Eva mengungkapkan bahwa pemerintah mempermudah izin bagi investor yang ingin berinvestasi di Bandar Lampung, dengan syarat bahwa 10-15% pekerjanya adalah warga lokal.

Beberapa hotel bintang lima juga sudah mendapat izin untuk dibangun di lokasi strategis, yang akan memberikan peluang kerja bagi warga Bandar Lampung.

“Banyak wisatawan yang datang hingga membuat hotel dan restoran penuh. Karena ini, pengusaha UMKM dan bahkan usaha rumahan juga turut menyumbang PAD yang luar biasa,” ujarnya.

Jika memungkinkan, Eva juga ingin membangun kereta gantung di Bandar Lampung untuk menunjukkan pemandangan indah kota, dengan dana dari pihak ketiga untuk mewujudkan impian tersebut tanpa membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Dengan berbagai program ini dan dukungan dari masyarakat serta pihak ketiga, Bandar Lampung berpotensi untuk terus berkembang pesat.

Artikel Terkait