1. Layanan Primer dan Sekunder
Layanan primer dan sekunder menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan yang melayani sekitar 272 juta orang di seluruh Indonesia.
Di mana pemanfaatan teknologi informasi di bidang kesehatan sudah digunakan cukup luas.
Namun akibat dari beragamnya fungsi dari aplikasi atau sistem informasi kesehatan yang dikembangkan terjadi fragmentasi sistem informasi kesehatan,
sehingga data kesehatan pasien tidak dapat saling dipertukarkan dan sulit diakses oleh tenaga kesehatan secara mudah, berkesinambungan, dan real time.
2. Layanan Farmasi dan Alat
Kesehatan (Farmalkes) Masalah pelayanan kesehatan pada sektor farmalkes semakin terlihat pada saat wabah pandemi COVID-19 merebak di Indonesia pada Maret 2020.
Di mana rantai pasok pelayanan kesehatan menjadi sorotan karena sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan menghadapi peningkatan permintaan farmalkes
di bawah hambatan-hambatan operasional yang belum pernah terjadi sebelumnya.
3. Pelayanan Ketahanan Kesehatan
Menurut organisasi kesehatan dunia WHO, ketahanan kesehatan berperan sangat penting bagi suatu negara.
Sebab, ketahanan kesehatan masyarakat global atau global public health security merupakan kegiatan yang sangat penting, baik praktis maupun reaktif.
Untuk meminimalkan bahaya dan dampak peristiwa kesehatan masyarakat yang membahayakan kesehatan masyarakat lintas wilayah geografis dan batas internasional.
Ketahanan kesehatan adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah negara maupun daerah. Serta publik dan mitra swasta,
lembaga swadaya masyarakat, akademisi, asosiasi profesi, komunitas, relawan, keluarga, dan individu
4. Skill SDM Kesehatan
Secara keseluruhan, sumber daya manusia kesehatan (SDMK) menjadi salah satu variabel utama ketahanan kesehatan nasional dan sistem kesehatan secara umum.
Namun, kebutuhan akan peranperan tersebut saat ini belum dapat diakomodasi dengan optimal oleh sistem yang telah berlaku.
5. Pembiayaan Kesehatan
Pembiayaan kesehatan merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaan kegiatan kesehatan nasional yang berperan sebagai enabler dalam seluruh layanan kesehatan.
Rekaman transaksi, skema penjaminan, serta analisis strategis menjadi kunci kegiatan untuk memperoleh pengetahuan dan pertimbangan
yang terusmenerus memperbaiki keadaan kegiatan kesehatan nasional.
6. Manajemen Internal Kesehatan
Pengembangan sistem manajemen internal bidang kesehatan yang tepat dapat meningkatkan efisiensi untuk setiap kegiatan dan laporan yang harus pemerintah tangani.
Adapun beberapa tujuan dalam pengembangan sistem manajemen internal yaitu untuk mengintegrasikan semua aplikasi yang ada menjadi satu kesatuan.
Sehingga, sistem manajemen dapat berguna secara efisien dan efektif.
7. Layanan Bioteknologi
Perkembangan bioteknologi di Indonesia telah terlaksana sejak lama. Pelaksanaannya cenderung lambat karena beberapa faktor.
Dari minimnya dana penelitian di bidang bioteknologi. Hingga rendahnya sumber daya manusia, fasilitas, dan kebijakan pemerintah
yang memperpanjang proses pemasaran produk rekayasa genetika.