Perjalanan akademis dan profesionalnya dimulai setelah menyelesaikan studi di FK UGM dan bergabung sebagai dosen di Unej pada tahun 2001. Di awal karier, ia menjadi salah satu dari dua dosen anatomi.
Selama lima tahun pertama, pengembangan staf di bidang kedokteran dasar menjadi prioritas, sehingga pada tahun 2003 dr. Ulfa melanjutkan studi S2 di bidang Kedokteran Dasar Anatomi di Universitas Airlangga.
Seiring berkembangnya FK Unej, fokus pun bergeser ke pengembangan spesialisasi. Saat itulah dr. Ulfa melanjutkan pendidikan sebagai dokter spesialis bedah plastik di FK UGM dan lulus pada 2013.
Sejak 2014 menjadi Kepala Klinik Unit Medical Center (UMC) Unej selama dua periode hingga 2019, yang kemudian diperpanjang hingga 2023. Juga sebagai Kepala Laboratorium Anatomi dan Kepala Bagian.
dr. Ulfa menempuh pendidikan subspesialis berbasis hospital base yang diselenggarakan oleh kolegium di Universitas Udayana dan Rumah Sakit Sanglah, Denpasar, Bali, pada 2015 hingga 2017. Kemudian, melanjutkan studi S3 di Universitas Airlangga.
Puncaknya, pada Februari 2023, ditunjuk oleh Rektor Universitas Jember sebagai Dekan Fakultas Kedokteran.
Perjalanan Panjang
dr. Ulfa merasakan suka duka perjalanan panjang FK Unej. Pada masa awal pembukaan Program Studi S1 Pendidikan Dokter, fasilitas sangat terbatas, dan pembelajaran masih dibimbing oleh FK Unair sebagai pembina.
Tahun 2003, mulai memiliki gedung dan fasilitas baru untuk mendukung perkembangan dari program studi menjadi fakultas mandiri. Tanggal 2 Januari 2003, RSUD dr. Soebandi Jember diresmikan sebagai Rumah Sakit Pendidikan bagi Program Studi Pendidikan Dokter Unej, dan pada 19 Juni 2006, SK pembentukan FK Unej resmi diterbitkan.
Pada akreditasi pertama di tahun 2011, FK Unej meraih peringkat B, yang meningkat pada tahun 2016 menjadi Akreditasi A dari LAM-PTKes. Kemudian, pada tahun 2022, mencapai Akreditasi Unggul.
dr. Ulfa mengatakan tahun 2023, FK Unej erhasil meraih akreditasi internasional dari ASIIN (Akkreditierungsagentur für Studiengänge der Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik).
Animo Tinggi
FK Unej menerima sekitar 150-160 mahasiswa baru setiap tahunnya. Penerimaan ini dilakukan dengan mempertahankan rasio dosen dan mahasiswa yang ideal, yaitu 1:10 hingga 1:11. Saat ini, memiliki 61 dosen di tingkat sarjana dan 53 dokter pendidik klinis, dengan jumlah mahasiswa aktif mencapai sekitar 965 orang.
Animo masyarakat terhadap FK Unej sangat tinggi, dengan jumlah pendaftar lebih dari 3.000 orang setiap tahun. Tingginya minat ini menunjukkan reputasinya sebagai institusi pendidikan kedokteran yang berkualitas, sehingga tingkat keketatan penerimaan mahasiswa baru pun cukup tinggi.
Sejak berdiri hingga 2024, FK Unej telah meluluskan sekitar 1.535 alumni. Para lulusan berkontribusi dalam berbagai bidang kesehatan di seluruh Indonesia, termasuk sebagai spesialis di berbagai bidang, manajer rumah sakit, dan peneliti.
“Sampai saat ini, FK Unej memiliki Program Studi S1 Pendidikan Dokter dan tengah mengembangkan program spesialisasi,” katanya.
Pusat Agromedis
FK Unej memiliki kekhususan dengan visi untuk menjadi lembaga pendidikan unggul di bidang Agromedis di Asia Tenggara pada tahun 2025. Agromedis, sebagai cabang ilmu kedokteran terapan, bertujuan untuk memahami dan mengatasi masalah kesehatan yang terkait dengan kegiatan pertanian dan dampak lingkungan sekitarnya.
Pemilihan Agromedis sebagai fokus FK Unej sejalan dengan visi dan misi Unej, yang mendukung pengembangan pendidikan, penelitian, dan pengabdian di kawasan Agroindustrial.
Walaupun Agromedis cakupannya luas, FK Unej telah membaginya ke dalam beberapa sektor, seperti perkebunan, pertanian, perikanan, dan kelautan. “Namun, fokus kami lebih pada pertanian dan perkebunan,” katanya.
dr. Ulfa menambahkan, salah satu aspek penting yang menjadi perhatian FK Unej adalah penyakit yang timbul secara spesifik di daerah Agroindustrial, baik yang terkait langsung dengan pekerjaan maupun tidak langsung.
Penyakit langsung berkaitan dengan keselamatan kerja buruh tani dan perkebunan, sementara penyakit tidak langsung muncul akibat faktorfaktor lain di wilayah tersebut, seperti budaya.
Saling Menguntungkan
Menjaga hubungan baikdengan RSUD dr. Soebandi sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama bagi FK Unej menjadi prioritas utama. Meski di awal kerja sama terdapat beberapa perbedaan, hubungan ini dapat terjalin baik karena banyak pionir FK Unej berasal dari dokter – dokter di RSUD tersebut.
dr. Ulfa menyampaikan bahwa FK Unej sebenarnya sudah ada sejak tahun 1950-an hingga 1960-an, namun sempat ditutup karena keterbatasan sarana dan prasarana. Selama masa penutupan tersebut, mahasiswa FK Unej dititipkan di Universitas Brawijaya dan Universitas Airlangga.
Beberapa alumni FK Unej, yang kemudian menjadi direktur atau dokter spesialis di RSUD dr. Soebandi, berupaya untuk menghidupkan kembali fakultas ini. Hingga kini, FK Unej secara rutin mengadakan pertemuan dengan pimpinan RSUD dr. Soebandi, termasuk direktur, wakil direktur, kadiklat, dan komkordik.
Pertemuan ini bertujuan untuk menyelesaikan berbagai persoalan terkait pembelajaran mahasiswa profesi, terutama dalam hal unit cost yang harus dibayarkan. Semua rincian dituangkan dalam butir-butir kerja sama atau MoU, termasuk besaran yang harus dibayarkan.
“Kolaborasi ini perlu berjalan dengan komitmen bersama demi kelancaran proses pendidikan yang saling menguntungkan,” ungkapnya.
Program Afirmasi
Mencermati perkembangan pembukaan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) dan program transformasi yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan untuk meratakan layanan kesehatan, dr. Ulfa menyatakan masalah terbesar terletak pada distribusi tenaga medis.
Contohnya, di bidang bedah plastik, terdapat hampir 400 lulusan setiap tahunnya dengan enam pusat pendidikan seperti UI, Unpad, Unair, UB, Unesa, dan Udayana yang telah membuka program PPDS bedah plastik.
Namun, kendalanya adalah setelah menyelesaikan pendidikan, banyak dokter memilih untuk bekerja di kota besar dan lebih fokus pada praktik estetika yang lebih menguntungkan secara ekonomi, dibandingkan dengan rekonstruktif.
Di sisi lain, masyarakat masih cenderung merasa bangga jika menjalani prosedur tersebut di kota besar. “Masyarakat untuk menjalani operasi estetika masih rendah. Banyak yang lebih memilih untuk melakukannya di Surabaya, Jakarta, atau bahkan luar negeri,” katanya.
Persoalan yang muncul adalah terkait kesejahteraan dan keamanan dokter spesialis yang ditempatkan di daerah tersebut. Oleh karena itu, pemerintah perlu mempertimbangkan aspek ini dengan lebih serius.
Berdasarkan kondisi tersebut, Rektor Unej memberikan amanat agar program pendidikan dokter spesialis di FK Unej dilengkapi dengan program afirmasi untuk kabupaten atau daerah yang membutuhkan spesialis.
dr. Ulfa mengatakan Pemerintah bisa mempertimbangkan dua pendekatan untuk mendorong penyebaran tenaga medis di daerah yaitu melalui kebijakan kewajiban penempatan atau insentif.
Salah satu opsi adalah mewajibkan dokter spesialis untuk bekerja beberapa tahun di daerah tertentu sebelum memilih lokasi kerja baru. Alternatifnya, pemerintah dapat memberikan insentif berupa fasilitas saat pendidikan, seperti beasiswa, atau jaminan penghasilan minimal setelah bekerja,
sehingga dokter tidak perlu terlalu khawatir meskipun ditempatkan di wilayah yang kurang potensial dari segi ekonomi.
Menurut dr. Ulfa, kedua pendekatan ini perlu berjalan beriringan. Ada wilayah yang kekurangan calon dokter, sehingga penempatan perlu diprioritaskan. Di sisi lain, wilayah yang memiliki calon dokter potensial untuk spesialisasi tertentu bisa dibantu melalui kesejahteraan yang lebih baik.
“Insentif yang sesuai akan membantu tenaga medis di daerah terpencil untuk fokus pada pelayanan tanpa khawatir akan kesejahteraan,” tambahnya.
Dr. dr. Ulfa Elfiah, Sp.BP-RE, Subsp. LBL(K) sendiri merupakan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Jember yang Menyelesaikan S1-nya di FK UGM pada tahun 2001. S2 Kedokteran Dasar Anatomi di FK Universitas Airlangga lulus 2006,
spesialisasi bedah plastik di FK UGM lulus 2013. Menempuh subspesialis berbasis hospital-based di Universitas Udayana. S3 di Universitas Airlangga lulus 2024.
Mengawali karier sebagai dosen di FK Universitas Jember pada tahun 2001, pernah menjabat sebagai Kepala Laboratorium Anatomi, Kepala Klinik Unit Medical Center, dan saat ini menjadi Dekan FK Universitas Jember untuk periode 2023-2027