RS Primaya Semarang

dr. Aditya Nugraha, M. Biomed – Sebagai RS Jaringan Banyak Kelebihannya

Share

Primaya Hospital, kini telah menjadi entitas terpisah dari Awal Bros Group setelah berganti nama pada 2020, dengan 18 cabang di seluruh Indonesia yang berpusat di Jakarta. Primaya sebagai perusahaan terbuka dengan kode emiten PRAY.

Menurut dr. Aditya Nugraha, M. Biomed, nama Primaya sendiri diambil dari nilai-nilai inti yang diterapkan di rumah sakit, yaitu prima yang mencakup Profesional, Ibadah, Mendengarkan, dan Asertif.

Ibadah dalam filosofi Primaya memiliki posisi sentral, yang berarti pelayanan yang baik dimulai dengan niat ibadah yang tulus, kemudian diikuti dengan
profesionalisme, komunikasi yang baik, dan kemampuan mendengarkan.

Meskipun kata “ibadah” seringkali dikaitkan dengan agama, di sini bersifat inklusif, tidak terbatas pada satu agama tertentu.

“Ini juga mencerminkan penerimaan terhadap karyawan dengan berbagai latar belakang dan kemampuan, termasuk mereka yang memiliki keterbatasan fisik,” katanya.

Primaya Hospital Semarang yang berlokasi di Kedungmundu menjadi rumah sakit swasta pertama di Semarang Timur, yang pada 2019 hanya memiliki rumah sakit umum daerah (RSUD) dan rumah sakit jiwa (RSJ).

Keterbatasan ini menjadi pertimbangan dalam pembangunan Primaya agar masyarakat bisa memiliki lebih banyak pilihan fasilitas kesehatan. Seiring dengan banyaknya rumah sakit yang tersebar di kota Semarang,

Aditya melihat adanya potensi besar untuk Primaya tumbuh dan berkembang dengan dan pelayanan berkualitas. Ia percaya rumah sakit harus saling melengkapi dengan kelebihan dan kekurangannya, agar dapat memberikan pelayanan yang lebih maksimal bagi masyarakat.

“Setiap rumah sakit memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, yang bisa saling melengkapi,” katanya.

Struktur Manajerial
Secara manajerial, Primaya terdiri dari Chief Executive Officer (CEO) sebagai pimpinan tertinggi yang mengawasi seluruh direktur cabang. Cabang-cabang ini terbagi menjadi tiga kluster, yaitu Bekasi, Tangerang, dan Makassar.

Primaya Hospital Semarang termasuk dalam kluster Makassar, dengan direktur kluster yang mengelola operasional di masing-masing wilayah. Saat ini, pemimpin rumah sakit tidak harus selalu seorang dokter.

Regulasi terbaru memungkinkan tenaga kesehatan atau profesional berpengalaman di bidang perumahsakitan untuk memimpin rumah sakit, asalkan memiliki
pemahaman yang baik tentang operasional rumah sakit, baik di lapangan maupun manajerial.

Pendekatan ini bertujuan untuk mendorong peningkatan keilmuan, keterampilan, dan pengetahuan, bukan untuk kompetisi.

“Dengan kompetensi yang baik, kita dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat maupun karyawan sendiri,” katanya.

Aditya juga menjelaskan bahwa rotasi jabatan di Primaya dapat dilakukan jika ada kebutuhan di cabang lain, tanpa batas waktu untuk menjabat di posisi tertentu, karena evaluasi didasarkan pada performa dan key performance indikator (KPI) yang ditetapkan korporasi.

Pencapaian dan Target
Sebagai perusahaan terbuka, Primaya memiliki KPI yang mencakup beberapa aspek, antara lain jumlah pasien, revenue, okupansi kamar, dan jumlah dokter spesialis. Memasuki tahun keempat operasionalnya,

Primaya Hospital Semarang telah berhasil melampaui 500 pasien rawat jalan per hari, mencapai sekitar 99% dari target yang ditetapkan pada tahun 2023.

Saat ini, Primaya Hospital Semarang memiliki 106 tempat tidur yang menjadikannya sebagai rumah sakit tipe C, dan berencana menambah kapasitas karena tingginya fluktuasi kebutuhan.

Selain itu, Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit sudah di atas 70%, sehingga pembangunan ruang rawat inap tambahan juga sedang dipertimbangkan. Rumah sakit ini memiliki 4 lantai, namun sesuai master plan awal akan berkembang menjadi 8 lantai, dengan pengembangan bertahap menyesuaikan kebutuhan.

Salah satu tantangan yang masih dihadapi saat ini adalah kurangnya ketersediaan dokter spesialis di berbagai kota. Sebagai solusi, Primaya bekerja sama dengan beberapa kampus seperti Universitas Padjajaran (Unpad), Universitas Hasanuddin (Unhas), dan Universitas Diponegoro (Undip) dengan mengirimkan dokter untuk melanjutkan studi atau menyediakan tempat praktik bagi dokter lulusan perguruan tinggi.

Keunggulan Layanan
Primaya Hospital Semarang unggul di beberapa bidang layanan. Di bidang woman and child, rumah sakit ini menyediakan dokter spesialis obstetri dan ginekologi dengan berbagai subspesialisasi,

seperti uroginekologi, onkologi, fetomaternal, fertilitas, dan dokter obgyn umum. Layanan spesialis anak juga tersedia, dengan dokter subspesialis dalam kegawatdaruratan, endokrin, dan alergi.

Keunggulan lainnya adalah trauma center yang menawarkan layanan bedah lengkap, mulai dari bedah digestif, torak kardiovaskuler, urologi, saraf, hingga ortopedi. Primaya juga sedang mengembangkan terapi sel, termasuk stem cell dan sel punca, khususnya dalam bidang ortopedi untuk mempercepat pemulihan cedera atau luka.

Selain itu, Primaya juga sedang mengembangkan center of excellence di bidang mata, dengan peralatan dan dokter spesialis retina yang dapat menangani berbagai kasus seperti katarak, retina, dan glaukoma.

Layanan BPJS
Primaya Hospital Semarang melayani berbagai jenis penjaminan kesehatan, termasuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, BPJS Ketenagakerjaan, asuransi perusahaan, pasien umum, serta Coordination of Benefit (CoB) antara BPJS dan asuransi perusahaan.

Persentase pasien BPJS fluktuatif, berkisar antara 50-60%. Primaya berkomitmen untuk memberikan pelayanan tanpa diskriminasi. Aditya menjelaskan bahwa dokter-dokter di Primaya diwajibkan melayani semua jenis pasien tanpa memandang status penjaminan kesehatan, sesuai dengan kebijakan grup.

Bagi dokter baru, mereka harus terdaftar di Health Facilities Information System (HFIS) dan diterima oleh BPJS sebelum dapat memberikan pelayanan kepada pasien BPJS.

Pelayanan antara pasien BPJS dan non-BPJS di Primaya Hospital Semarang tidak memiliki perbedaan signifikan, meskipun ada perbedaan aturan dari masingmasing penjamin, seperti BPJS

Kesehatan yang memiliki ketentuan obat tertentu dan asuransi yang mengharuskan mengikuti langkahlangkah tertentu. Dalam hal CoB, pasien dapat menggunakan 2 penjamin, seperti BPJS dan asuransi lain, sesuai aturan undangundang.

Keunggulan Jaringan
Sebagai bagian dari grup rumah sakit, Primaya Hospital Semarang memiliki banyak keuntungan dalam pengelolaan yang telah terstruktur dengan standar operasional prosedur (SOP) seragam di seluruh rumah sakit dalam grup.

Tim corporate juga membimbing manajer di setiap area, seperti keperawatan, pemasaran, medis, dan keuangan, memastikan pelayanan yang konsisten dan berkualitas sesuai standar internasional, seperti Joint Commission International (JCI).

Keuntungan lainnya adalah sistem rujukan antar rumah sakit dalam grup Primaya, seperti rujukan dari Sukabumi ke Semarang untuk perawatan luka dan terapi sel. Namun, rujukan pasien lebih sering mengikuti regulasi BPJS Kesehatan, di mana pasien dapat dirujuk ke rumah sakit tipe yang lebih tinggi jika ada keterbatasan layanan.

Misalnya, rumah sakit tipe C seperti Primaya Semarang dapat merujuk ke rumah sakit tipe B atau A seperti Rumah Sakit Umum Daerah Kanjeng Raden Mas Tumenggung (RSUD KRMT) Wongsonegoro atau Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi.

Aditya menambahkan bahwa dengan kelebihan ini, ada tanggung jawab untuk menjaga reputasi grup, karena setiap masalah di satu rumah sakit dapat memengaruhi citra grup secara keseluruhan.

“Bentuk tanggung jawab kami adalah menjaga kualitas mutu dan pelayanan terhadap pasien,” katanya.

Arah Pengembangan
Saat ini, Primaya masih beroperasi di tingkat nasional, meskipun sudah diakui secara internasional dalam hal mutu dan kualitas melalui standar JCI. Mesikpun cabang-cabangnya masih berada di Indonesia, ada kemungkinan untuk ekspansi internasional di masa depan.

Selama memimpin Primaya Hospital Semarang, Aditya masih ingin mengembangkan pelayanan kesehatan, terutama dalam bidang kanker dan obesitas, yang kini menjadi komorbid terbesar di Indonesia, terutama di kalangan usia muda.

Rencana penambahan layanan di bidang kanker meliputi berbagai spesialisasi seperti hematoonkologi, bedah onkologi, urologi onkologi, ortopedi onkologi, dan THT onkologi, yang akan diikuti dengan penambahan dokter.

Selain itu, sebagai bagian dari corporate social responsibility (CSR), Primaya melaksanakan bakti sosial operasi katarak gratis pada 2023 untuk masyarakat yang
kesulitan mengakses kesehatan.

Sebanyak 52 pasien, terutama guru veteran dan pejuang, menerima operasi katarak massal gratis. “Harapannya, rumah sakit dapat terus berkembang dan melayani lebih banyak pasien di Kota Semarang,” ujarnya.

dr. Aditya Nugraha, M. Biomed sendiri merupakan Direktur Primaya Hospital Semarang, menempuh S1 Kedokteran di Universitas Tarumanegara, S2 Biomedical Sciences di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), dan baru menyelesaikan S2 Magister Manajemen di Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata.

Setelah lulus, bekerja di Rumah Sakit Kristen (RSK) Tayu, dan ditunjuk sebagai direktur meskipun tanpa pengalaman manajerial. Kemudian pindah ke di Columbia Asia Hospital sebagai dokter jaga, tetapi kembali ke bidang manajemen untuk menggantikan manajer yang sakit, bertahan selama hampir 5 tahun.

Bergabung dengan Primaya Hospital, ditugaskan ke Palangkaraya serta Bekasi Timur untuk posisi direktur. Kemudian ke Primaya Hospital Semarang sebagai direktur, sampai saat ini hampir 7 tahun.

Tonton Video Selengkapnya

Artikel Terkait

Scroll to Top