Menjadi dosen di FK Unisba sejak 2008, ia sempat menduduki jabatan ketua unit pendidikan dokter, wakil dekan bidang akademik, hingga dipercaya sebagai dekan.
Perjalanan Dr. Santun Bhekti Rahimah, dr., M.Kes di dunia kedokteran, diawali pada tahun 1994 saat diterima di FK Pajajaran, Bandung. Enam tahun dia menamatkan pendidikan dokter. Lulus tahun 2000, ia memulai tugas dokter PTT sebagai Kepala Puskesmas Cihurip, Garut Selatan. Kemudian lanjut menjadi Kepala Puskesmas Cimareme, Kabupaten Bandung Barat.
Setelah merampungkan PTT-nya, Santun justru mendaftar sebagai Pegawai Negeri Sipil di Kopertis Wilayah 4 (saat ini berubah LLDikti Wilayah 4). Karena pada dasarnya, ia lebih tertarik di dunia pendidikan. Penugasan pertamanya di Akper Bidara Mukti. Di akademi keperawatan tersebut, ia sempat menjadi wakil direktur II di bidang SDM dan keuangan.
Kemudian karena secara linear merasa lebih pas di Fakultas Kedokteran, ia mengajukan pindah, dan ditempatkan di Unisba. Di Unisba, ia mengawali sebagai dosen. Selanjutnya pernah menjadi bagian assesment untuk profesi, ketua medical education unit, hingga Wakil Dekan I, dan Plt Dekan. Ia ditetapkan sebagai dekan definitif periode 2024-2028.
Di dalam rentang tersebut, ia sempat melanjutkan studi S-2 di Universitas Pajajaran, masuk tahun 2007, lulus pada 2009. Sedangkan program doktoral ditempuh di Unpad pada tahun 2017. Secara resmi gelar doktor ia sandang pada tahun 2020.
Akreditasi Unggul
Fakultas Kedokteran Unisba berdiri pada tahun 2004. Jadi saat Santun masuk, FK Unisba bisa disebut masih sangat muda, sekitar lima tahun. Namun perkembangannya sangat cepat. Setelah lima belas tahun, atau berusia 20 tahun, kondisinya sangat berbeda dibanding pada masa awal berdiri. Bahkan di Jawa Barat, FK Unisba termasuk fakultas kedokteran swasta yang berhasil mencapai akreditasi unggul dalam usia yang relatif muda.
FK Unisba pertama kali mendapatkan akreditasi unggul pada usia 15 tahun. Status tersebut berhasil dipertahankan, dan mendapatkan reakreditasi unggul dari Lam- PTKes untuk periode 5 tahun ke depan. Pencapaian tersebut, pasti membanggakan. Betapa tidak dalam usianya yang baru 15 tahun, FK Unisba langsung mendapatkan akreditasi unggul.
“Jadi perubahannya jauh sekali, karena saya alhamdulillah mengikuti perjalanan FK Unisba dari usia yang muda, menengah, sampai sekarang, biar pun belum bisa disebut usia yang matang sekali, karena kami baru 20 tahun,” katanya.
Progresnya sudah sangat signifikan, baik dari sarana prasarana kemudian pendidikannya, penelitiannya, pengajarannya, SDM-nya, itu semua sudah sangat berbeda.
Hal itu menurutnya ditunjang oleh kelebihan, prestasi, dan keunggulan yang sudah ditunjukkan FK Unisba. Sebagai perguruan tinggi Islam, otomatis salah satu keunggulannya adalah secara konsisten menerapkan implementasi nilai-nilai keislaman di dalam Tri Dharma perguruan tingginya. Nilai-nilai keislaman itu dijabarkan dalam 3M, yakni Mujahid, Mujtahid dan Mujaddid. Menurutnya banyak fakultas kedokteran lain yang juga berlandaskan nilai-nilai Islam, tapi karakter 3M rasanya hanya di FK Unisba.
Masyarakat Industri
Keunggulan yang kedua adalah secara konsisten menerapkan keunggulan spesifik, yaitu kesehatan masyarakat industri. Kesehatan masyarakat industri tersebut adalah suatu ranah keilmuan yang fokus untuk melihat masalah kesehatan bukan hanya pada pekerja, tapi juga melihat dampak yang ditimbulkan industri terhadap masyarakat. Hal itu sangat relevan dengan kondisi sekarang bahwa industri sangat berkembang, baik di Indonesia maupun di dunia.
“Kesehatan masyarakat industri ini, juga menjadi salah satu pengembangan keilmuan kedokteran yang kami berikan kepada seluruh mahasiswa fakultas kedokteran,” kata Santun.
Keunggulan tersebut berjalan linear dengan capaian prestasi. Ia menyebut raihan prestasi FK Unisba, bisa dipilah dalam dua hal, prestasi secara institusi yang dibangun oleh seluruh civitas akademika, dan prestasi dosen serta mahasiswa baik bidang akademik maupun nonakademik.
Pada usia yang ke-15, FK Unisba bisa meraih akreditasi unggul, dan berhasil mempertahankannya. Saat ini institusi, sedang mengupayakan akreditasi internasional dari ASIIN dan juga memperpanjang akreditasi ISO FK Unisba.
Dosen-dosen FK Unisba secara akademik terus berkiprah meningkatkan kualifikasi dan kompetensinya baik dengan pendidikan nasional maupun pendidikan luar negeri. Mereka sangat aktif berkiprah di seminar-seminar ilmiah nasional dan internasional, juga dalam publikasi ilmiah baik di jurnal yang berindek scopus maupun sinta. Banyak dosen juga terekognisi dan menjadi tenaga ahli di kancah nasional dan internasional sebagai invited speaker atau keynote speaker.
Mahasiswa tidak saja mampu mempertahankan prestasi akademik, tetapi juga mendapat penghargaan dalam sejumlah even. Di antaranya juara debat nasional, menjadi juara dan juga kandidat untuk mahasiswa berprestasi. Secara nonakademik, banyak juga yang berprestasi seperti di bidang musik, olahraga, dan juga bidang-bidang lainnya.
Dua Prodi
Mulai tahun 2023-2024, FK Unisba menjalankan dua program studi. Semula hanya satu program studi yaitu program studi pendidikan dokter. Tetapi mulai tahun 2024, ada yang baru dijalankan, yaitu program studi magister ilmu kedokteran.
Secara keseluruhan, baik tahap akademi maupun profesi, FK Unisba memiliki 1.200 mahasiswa. Mereka diampu oleh dosen tetap sebanyak 113 orang, dibantu dosen-dosen di tahap profesi yang jumlah totalnya, hampir 300 orang. Setiap tahun menerima sekitar 250 mahasiswa baru.
“Mahasiswa FK Unisba sesuai dengan kuota dari Dikti. Jadi kami menerima setiap tahunnya kurang lebih sekitar 250 maksimal. Tapi biasanya tidak pernah optimal sampai angka 250, karena ingin mengoptimalisasi proses jadi sekitar 240 sampai 250,” jelas Santun.
Setelah berakreditasi unggul, sebagaimana program Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pendidikan Tinggi, lewat Academic Health System (AHS), fakultas kedokteran didorong untuk membuka program studi spesialis, termasuk Unisba. Saat ini menurut Santun, FK Unisba masih mengkaji dan mengupayakan untuk membuka dua program studi spesialis. Ia berharap dua tahun ke depan bisa terwujud. Namun untuk saat ini FK Unisba masih fokus pada program studi magister ilmu kesehatan yang berjalan.
“Mudah-mudahan ke depan kami mempunyai program studi spesialis. Salah satunya sedang kami upayakan, “ katanya.
Dua Prodi yag dipersiapkan, pertama adalah untuk obstetri dan ginekologi. Kedua, okupasi. Okupasi ini relevan dengan visi dan keunggulan dari FK Unisba yaitu terkait kesehatan masyarakat industri. Mudah-mudahan segera terealisasi,” harap dia.
Skema Cicilan
Sudah menjadi rahasia umum bahwa pendidikan kedokteran biasanya mahal. Namun mahal atau tidak, menurut Santun, harus membandingkan apple to apple, antara fakultas kedokteran satu dengan yang lainnya. Karena kalau dibandingkan dengan fakultas lain pasti jauh berbeda. Baginya, biaya perkuliahan di FK Unisba untuk fakultas kedokteran swasta, masih sangat terjangkau.
Hal itu bisa bandingkan dengan fakultas kedokteran yang ada di Jawa Barat maupun daerah lain, bahkan dengan perguruan tinggi negeri yang sekarang mempunyai program mandiri dengan biaya tidak murah.
“Fakultas Kedokteran Unisb masih yang cukup relevan untuk biayanya. Hal itu juga ditunjang oleh universitas dan yayasan dengan skema cicilan yang lebih freksibel. Sehingga tidak memberatkan,” ungkap Santun.
Wajar jika sampai saat ini animo atau peminat FK Unisba masih sangat tinggi. Sebagaimana fakultas kedokteran lainnya, animo masyarakat sudah di atas angka 100. Apabila perguruan tinggi lain, targetnya sampai 300, FK Unisba masih mempertahankan rasio 1 banding 8. Jadi seleksinya masih sangat ketat.
Ada tiga skema penerimaan mahasiswa, yaitu lewat jalur PMDK, seleksi jalur reguler, dan skema UTBK. Lewat tiga skema yang berbeda itu, keketatan seleksinya tetap tinggi. Harapannya, tandas Santun, tidak hanya mendapatkan mahasiswa yang mampu secara ekonomi, tetapi juga berkualitas secara akademik.
Harus diakui, Indonesia saat ini masih kekurangan dokter dan dokter spesialis. Bahkan bisa dikatakan jumlahnya tidak merata antara di kota-kota besar dan daerah-daerah yang jauh dari kota. Santun pun prihatin dengan keadaan itu. Itu menjadi konsen dirinya. Karena itulah, FK Unisba terus berupaya untuk memenuhi kebutuhan tenaga dokter di Indonesia. Salah satu yang dilakukan adalah berusaha menerima mahasiswa sesuai dengan kuota maksimal yang ditetapkan.
Siapkan Kuota Afirmasi Untuk Daerah Terpencil
SK Unisba tidak berani melebihi kuota maksimal karena tidak diperkenankan Kemendikti. Selain itu, kalau melebihi kuota juga tidak sesuai dengan rasio dosen dan mahasiswa, demikian juga dengan kapasitas sarana dan prasarana. Pihaknya ingin memberikan yang terbaik pada mahasiswa.
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga dokter tersebut, pertama, FK Unisba sudah berusaha untuk meningkatkan penerimaan mahasiswa sesuai kuota. Kedua, selalu menghimbau kepada lulusan internship, bersedia ditempatkan di mana saja.
“Apalagi dengan regulasi sekarang kan sebenarnya sudah mulai tidak lagi dipilih, tapi ditetapkan. Sehingga anak-anak tidak hanya terpusat di kota saja, tapi juga dia harus siap terjun ke daerah-daerah pinggiran,” ungkap Santun.
FK Unisba juga mengkaji kemungkinan pemberian kuota khusus afirmasi atau prioritas bagi mahasiswa dari daerah-daerah yang jauh dari kota. Hal itu menjadi bahan analisis dan evaluasi sistem penerimaan mahasiswa dari tahun ke tahun. Dari hasil evaluasi, memang diperlukan kuota khusus untuk daerah-daerah afirmasi atau daerah-daerah terpencil, terutama di daerah Timur.
Karena ternyata peminat FK Unisba berasal dari seluruh Indonesia. Walaupun mayoritas berasal dari daerah Sumatera dan Jawa, tapi daerah-daerah afirmasi itu memang perlu diberi peluang khusus. Sebab kawasan tersebut juga sangat membutuhkan dokter dan situasinya berbeda. Jadi setelah lulus, mereka diharapkan kembali ke daerah asal.
“Insyaallah kami tetapkan kuota afirmasi ini sekitar 10 % maksimal 20 %. Tahun ini sudah mulai,” ujar Santun.
Sampai saat ini, FK Unisba sudah meluluskan 1.683 dokter. Mereka tersebar di seluruh Indonesia. Sebagian besar menjadi tenaga klinis. Tetapi ada juga yang menjadi akademisi. Ada yang menjadi praktisi, bahkan banyak pula yang menjadi influencer. Beberapa alumni yang konsen di bidang klinis, banyak yang menjadi konsultan di rumah sakit-rumah sakit pemerintah, baik konsultan jantung, konsultan anestesi, dan lainnya.
Sedangkan di bidang akademisi, banyak juga alumni yang menjadi dosen di beberapa perguruan tinggi. Bukan hanya di Unisba, bahkan mereka sudah studi lanjut S-2 dan S-3. Selain itu, cukup banyak yang menjadi direktur rumah sakit, baik di daerah Sumatera, maupun Jawa.
“Kalau menjadi kepala Puskesmas, sudah sangat banyak. Para alumni itu juga banyak yang membina klinik-klinik pribadi, sehingga mereka menjadi entrepreneurship,” ujarnya.
Mahasiswa Internasional
Sekalipun pencapaian FK Unisba sudah sedemikian membanggakan, terutama dengan status akreditasi unggul, itu tak membuat Santun berpuas diri. Dia berprinsip tidak ada kata selesai. FK Unisba akan terus berproses. Apalagi masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Prinsipnya, memperkuat ke dalam, dan harus melebarkan sayap keluar.
Salah satu yang dikejar, sesuai Permen tahun 2023, adalah akreditasi internasional. Karena itulah saat ini, FK Unisba mempersiapkan diri untuk mendapat status akreditas tertinggi, yaitu akreditasi internasional. Langkah terdekat adalah mendapat pengakuan akreditasi dari ASIIN. Kemudian fokus untuk perpanjangan akreditasi, sembari mengajukan akreditasi internasional dari Lembaga Akreditasi Mandiri Pendidikan Tinggi Kesehatan (LAM-PTKes).
“Jadi kami tidak lagi mengajukan perpanjangan akreditasi unggul tapi perpanjangan akreditasi internasional, dengan mendapat akreditasi internasional, tentu saja ranking kita di dunia juga akan naik,” tandas Santun.
Selain itu rekognisi juga meningkat. Kesempatan mahasiswa untuk mengenal institusi dan fakultas lain di luar negeri, serta melanjutkan studi lanjut di luar negeri, menurutnya juga semakin meningkat. FK Unisba juga bisa membuka diri untuk mahasiswa internasional. Saat ini memang ada mahasiswa dari Malaysia, namun dengan akreditasi internasional, kesempatan tersebut semakin luas. Santu menuturkan tahun ini mulai memberikan skema khusus, seperti halnya afirmasi atau kota khusus untuk daerah afirmasi.
“Kami juga memberikan kesempatan khusus untuk mahasiswa internasional karena mahasiswa internasional ini juga akan membawa atmosfer yang cukup baik untuk internal. Selain itu, PR kami, membuka program spesialisasi,” terangnya.
Sekalipun memberikan kuota khusus untuk mahasiswa internasional tersebut, ujar Santun, FK Unisba tetap mengikuti regulasinya kuota maksimal yang ditetapkan pemerintah. Porsi khusus tersebut tidak besar, tapi cukup untuk mahasiswa internasional. Keberadaan mahasiswa internasional tersebut, diyakini memberikan dampak positif terhadap mahasiswa internal dan akan memberikan peluang besar untuk lebih berkembang.
“Jadi insya Allah tidak berarti berkurangnya jatah mahasiswa dalam negeri. Karena biasanya kami terima maksimal 230 mahasiswa. Tapi mulai tahun kemarin dan juga tahun ini, kami optimalkan di 250 mahasiswa untuk menambah kesempatan pada skema-skema lain, termasuk mahasiswa luar negeri,” jelas Santun.