Setelah penetapan, Dedi Mulyadi meminta kepada seluruh pendukungnya untuk tidak berlebihan dalam merayakan kemenangan dan segera fokus pada tugas-tugas yang akan diemban demi kemajuan Jawa Barat.
Pasangan Dedi Mulyadi dan Erwan Setiawan terncana akan dilantik pada 7 Februari 2025. Pasangan yang diusung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM), yakni Partai Golkar, Gerindra, PAN, Demokrat, PSI, Partai Buruh, Perindo, Gelora, PBB, Garuda, dan PKN ini, telah menyiapkan program kerja untuk memimpin Jabar lima tahun kedepan.
Program Unggulan
Program Infrastruktur Jalan, menurut Dedy sebagai program unggulan pertama. Ia punya rencana membangun infrastruktur jalan yang terintegrasi, mulai dari tol, jalan provinsi, kabupaten hingga jalan desa.
Program Pendidikan dan Air Bersih, menurutnya akan mengintegrasikan ruang dan fasilitas kelas dari tingkat SD, SMP sampai SMA/SMK. Dalam salah satu kesempatan ia mengatakan ruang kelas dari jenjang dasar hingga atas harus serupa dan berkualitas baik. Demikian pula program infrastruktur air bersih, semuanya harus terintegrasi maka tidak ada lagi masalah kekurangan air saat kemarau datang.
Dengan Program Ekonomi Berbasis Kawasan dan Infrastruktur Listrik, Dedi-Erwan juga akan menciptakan iklim investasi berbasis kawasan yang terintegrasi dengan sistem permukiman, menyiapkan tempat tinggal bagi pegawai yang tak jauh dari lokasi tempat mereka bekerja.
Investasi berbasis kawasan juga dinilai bisa mengefektifkan waktu bagi pegawai yang akan kerja dan menekan ongkos transportasi. Selain itu, program ini juga diharapkan bisa menyelamatkan gempuran permukiman ke area warga, hutan bambu, atau daerah hijau lain.
Kemudian dalam Program Kesehatan dan Pencegahan Stunting, pasangan Dedi-Erwan ini akan mengembangkan puskemas terintegrasi dengan semua layanan kesehatan dari tingkat desa, kecamatan sampai kabupaten benar terkoneksi. Pembangunan layanan Kesehatan harus diintegrasikan dengan beasiswa untuk dokter spesialis. Maka di 5 tahun ke depan, Jawa Barat tak lagi kekurangan dokter spesialis.
Dedi-Erwan juga akan membangun program pencegahan stunting dan kematian ibu hamil serta melahirkan yang terintegrasi. Ada juga program Rumah Layak Huni dan Pengamanan yang disesuaikan kultur daerah masing-masing.
Berkantor di 5 Wilayah
Untuk mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, Dedi berencana berkantor di lima wilayah berbeda di Jawa Barat.
Wilayah 1 yang meliputi Bandung, Cimahi, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Sumedang. Wilayah 2 meliputi: Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan. Wilayah 3: Subang, Purwakarta, Karawang, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi. Wilayah 4: Bogor, Cianjur, Sukabumi. Wilayah 5 meliputi Ciamis, Garut, Tasikmalaya, Banjar, Pangandaran.
Pengangguran, Kemiskinan dan Kemacetan Jadi PR Serius
Dedi Mulyadi lahir pada 12 April 1971 di Subang, Jawa Barat. Menempuh pendidikan di SD Sukabakti tahun 1984, SMP Kalijadi tahun 1987 selanjutnya sekolah di SMA Negeri 1 Purwadadi tahun 1990. Setelah lulus SMA, Dedi melanjutkan studinya di Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Purnawarman, Purwakarta tahun 1999. Lalu Dedi melanjutkan kuliah S2 di Universitas Widyatama dan lulus pada 2022.
Pria berusia 53 tahun ini merupakan anak bungsu dari pasangan Sahlin Ahmad Suryana dan Karsiti. Dedi Mulyadi pernah menikah dengan Anne Ratna Mustika. Namun hubungan keduanya kandas, Dedi Mulyadi digugat cerai oleh Anne di Pengadilan Agama Purwakarta pada 19 September 2022. Dari pernikahannya bersama Anne, Dedi memiliki dua anak kandung. Anak pertamanya bernama Yudistira Manunggaling Rahmaning Hurip dan anak keduanya bernama Hyang Sukma Ayu.
Karier Dedi Mulyadi di dunia politik dimulai sejak ia bergabungnya ke Partai Golongan Karya (Golkar.) Kemudian pada Pemilu tahun 1999, Dedi terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Purwakarta. Dedi menduduki posisi sebagai Ketua Komisi E di DPRD.
Namun tidak lama kemudian ia diangkat sebagai Wakil Bupati Purwakarta pada tahun 2003. Pada Pilkada Purwakarta 2008, Dedi mencalonkan diri sebagai Bupati bersama Dudung B. Supardi sebagai wakilnya. Dedi dan pasangannya memenangkan pemilihan tersebut, yang menandai dimulainya kepemimpinan Dedi di Purwakarta.
Kemudian di tahun 2019, ia terpilih sebagai anggota DPR RI periode tahun 2019-2024 di dapil Jabar VII dari fraksi partai Golkar. Dedi menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua Komisi IV DPR RI. Tahun 2023, Dedi memutuskan untuk tidak bersama dengan partai Golkar dan mundur sebagai anggota DPR RI.
Lalu Dedi melanjutkan perjalanan politiknya dengan bergabung bersama partai Gerindra. Dan pada tahun 2024 ini, Dedi kembali mencalonkan diri menjadi caleg Pemilu 2024. Mantan suami Anne ini terpilih sebagai anggota DPR RI tahun 2024-2029. Terakhir, Dedi Mulyadi terpilih sebagai Gubernur Jawa Barat bersama Erwan Setiawan pada tahun 2024 ini.
Dalam memimpin Jawa Barat lima tahun ke depan Dedi Mulyadi akan dihadapkan pada berbagai tantangan, antara lain: Kesenjangan Ekonomi yaitu mengatasi disparitas ekonomi antarwilayah di Jawa Barat menjadi prioritas untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata.
Pengangguran dan Kemiskinan: Peningkatan kesempatan kerja dan pengentasan kemiskinan merupakan isu krusial yang memerlukan perhatian khusus. Juga Kemacetan dan Pencemaran Lingkungan: Masalah transportasi dan lingkungan hidup, termasuk kemacetan lalu lintas dan pencemaran, perlu ditangani melalui kebijakan yang efektif dan berkelanjutan. (*) Bambang Sartono