Komjen Pol (purn) Ahmad Luthfi, S.St., Mk., S.H. - Gubernur Jawa Tengah

Ahmad Luthfi – Prioritas Infrastruktur Dan Layanan Dasar

Share

Menjabat sebagai Inspektur Jenderal Kementerian Perdagangan, Komjen Pol (purn) Ahmad Luthfi, S.St., Mk., S.H. hanya bertahan sekitar dua bulan, sebelumnya sebagai Kapolda Jawa Tengah. Kemudian mengajukan pensiun dini untuk mengikuti kontestasi politik yakni pemilihan Gubernur Jawa Tengah. Pasangan Ahmad Luthfi – Taj Yasin Maimoen terpilih dalam Pilkada Gubernur pada November 2024.

Meskipun terlahir di Jawa Timur, namun sepanjang kariernya, lebih banyak berkiprah di Jawa Tengah. Beberapa jabatan yang pernah dipegangnya sebagai Kapolres Batang, Kapolresta Surakarta, Wakapolda Jawa Tengah, dan Kapolda jawa Tengah. Pelantikannya sebagai Gubernur telah dilaksanakan secara serentak di Istana Kepresidenan oleh Presiden Prabowo Subianto pada Februari 2025. Malam harinya dilanjutkan serah terima jabatan dari Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M. sebagai pejabat gubernur. 

Luthfi yang dikenal sebagai sosok yang ramah dan kocak ini berjanji untuk tidak hanya memberikan janji saja, karena itu hanya akan membuat masyarakat sakit hati. Pemimpin harus memberikan sentuhan tangan dan senyuman untuk rakyatnya. 

“Sebagaimana disampaikan Bapak Presiden, bantulah banyak orang, kalau tidak bisa, bantulah sedikit orang kalau sedikit orang enggak bisa bantulah satu orang kalau tidak bisa membantu orang jangan merepotkan orang,” ujarnya.

11 Program Prioritas

Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Maimoen membawa visi “Jawa Tengah sebagai Provinsi Maju yang Berkelanjutan untuk Menuju Indonesia Emas 2045”. Untuk menjabarkan visi tersebut, ada 11 program prioritas yang diusungnya, dan akan diterjemahkan dengan berbagai program aksi yang lebih rigid.

“Kami prioritaskan pada infrastruktur dan layanan dasar yang mencakup seluruh aspek kepentingan masyarakat,” katanya.

Adapun 11 program tersebut adalah (1) Melahirkan Pemerintahan yang Good Clean Government dan Collaborative Governance melalui peningkatan kesejahteraan, profesionalitas dan kualitas ASN dan Perangkat Desa, (2) Pesantren Obah melalui penambahan dana pengembangan pesantren, (3) Melahirkan ekosistem ekonomi syariah melalui penguatan regulasi dan pengembangan wisata ramah muslim.

Berikutnya, (4) Desa maju dan berdaya melalui pembangunan lumbung kesejahteraan, produk unggulan go internasional, Sistem Informasi Desa (SID),dan Tim Tanggap Bencana, (5) Pembangunan infrastruktur melalui permukiman layak huni, pengembangan Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan, dan Gelanggang Olahraga Internasional, (6) Penanggulangan bencana dan keberlanjutan lingkungan melalui Mageri Segoro untuk mengamankan garis lantai.

Lima program prioritas lain yang diusung Gubernur Luthfi adalah, (7) Pupuk mudah bagi petani, subsidi solar bagi nelayan, dan ketersediaan daycare untuk buruh di Kawasan Industri, (8) Moderasi beragama dan wawasan kebangsaan melalui penguatan regulasi, pendidikan, dan pelatihan, (9) Pelayanan kesehatan yang paripurna melalui asuransi kesehatan gratis bagi warga miskin.

Berikutnya (10) Taruna karya mandiri melalui program kartu milenial untuk membuka lapangan kerja, dan (11) Pendidikan yang berkualitas dan merata melalui peningkatan kesejahteraan guru, pengajar agama dan beasiswa untuk siswa miskin, guru, santri, penghafal Qur’an, untuk sekolah ke dalam dan luar negeri bagi yang berprestasi.

“Peran gubernur sebagai wakil pemerintah pusat, maka visi kita harus sejalan, tidak saja keselarasan perencanaan pembangunan antara pemerintah pusat dan Provinsi, namun juga fungsi koordinasi dan supervisi yang lebih intens bersama kabupaten/ kota bahkan desa, termasuk adanya partisipasi masyarakat,” katanya.

Akselerasi Program

Ahmad Luthfi juga menyampaikan, dibutuhkan kesinambungan gerak untuk membangun Jawa Tengah. Salah satunya dengan rekonsiliasi dengan berbagai pihak, pasca kontestasi, demi membangun Jawa Tengah menuju Indonesia Emas 2045. Tidak ada patokan 100 hari kerja pertama, namun langsung melakukan akselerasi program. Fokus pertama adalah pada infrastruktur dasar dan layanan dasar, dengan prioritas pertama pada jalan.

Jawa Tengah adalah sentra gravitasi mudik. Karena itu penanganan arus mudik jelang libur Lebaran menjadi prioritas agar gelaran arus mudik dan balik berjalan lancar. Untuk itu pihaknya perlu berkoordinasi dengan pemerintah pusat, agar minimal saat menjelang arus mudik dan balik jalan-jalan di wilayah Jawa Tengah sudah mulus dan bagus.

Ngopeni, Nglakoni Ahmad Luthfi berterima kasih kepada PJ. Gubernur Jawa Tengah Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., yang selama satu setengah tahun menjabat sebagai PJ Gubernur telah berupaya keras untuk Jawa Tengah, sehingga berhasil mewujudkan perubahan peradaban, dari mulai penurunan angka kemiskinan, daya saing, dan beberapa program yang dinilainya luar biasa.

Karena itu ia akan melanjutkan program-program yang telah berhasil dilaksanakan dan memberikan manfaat kepada masyarakat, tentunya dengan modifikasi dan pembaharuan, sehingga Jawa Tengah akan mempunyai behavior perubahan untuk masyarakat.

“Saya sudah tidak sabar untuk ke lapangan bersama masyarakat di 35 kabupaten/kota. Kita harus berada di tengah-tengah masyarakat, kalau kita ngopeni itu kita memberikan pelayanan kepada masyarakat, dan nglakoni adalah menyelesaikan masalah yang ada di masyarakat,” ujarnya.

Ahmad Luthfi menegaskan komitmennya untuk membawa Jawa Tengah lebih maju dan berdaya saing, dan menjelaskan visinya menjadikan menjadikan Jawa Tengah sebagai lumbung pangan nasional yang menopang industri di tingkat nasional. Ini sejalan dengan apa yang telah dilakukan oleh para gubernur sebelumnya.

Ketuk Pintu

Dalam merealisasikan program- program yang diusungnya, bertekad untuk melakukan kolaborasi dengan pemerintah pusat melalui berbagai kementerian terkait. Saat ini hampir 21 Kementerian sudah disambangi untuk melakukan brainstorming dalam rangka eksplorasi Jawa Tengah.

Langkah ‘ketuk pintu’ itu dianggap penting, mengingat bisa melihat struktur APBD dan pendapatan asli daerah (PAD) Jawa Tengah dirasa kurang mampu bersaing dengan provinsi lainnya, karenanya diperlukan kolaborasi dengan berbagai pihak.

Bonus demografi akan terjadi pada saat Indonesia di usia emas tahun 2045. Karena itu pemerintah harus menopang anak-anak ini dengan program pemenuhan gizi. Salah satunya melalui program pemerintah makan siang bergizi. Untuk program ini, Luthfi mengatakan telah bertemu dengan Badan Gizi Nasional, dan telah memiliki program untuk akselerasi, di mana TNI dan Polri akan turut berperan dalam mengeksekusi program tersebut.

Bukan Penguasa

Luthfi telah menegaskan ambisinya untuk menjadikan Jawa Tengah mampu bersaing dengan Jawa Timur dan Jawa Barat. Ajakan kolaborasi telah diterapkannya dengan berbagai pihak. Pihaknya juga mengajak masyarakat untuk bersatu padu dengan pemerintah dalam upaya membangun Jawa Tengah dan memberikan perubahan positif.

Seorang pemimpin, kata Ahmad Luthfi, sejatinya bukan penguasa, tapi pelayan masyarakat. Karena itu mendengarkan dan melibatkan masyarakat untuk berkontribusi bersama untuk membangun daerah adalah satu hal yang penting pula.

Dengan kolaborasi dan peran serta aktif masyarakat itu pula diharapkan prioritas-prioritas pembangunan awal yang telah dicanangkan bisa berjalan dengan maksimal. Agar infrastruktur provinsi, nasional, jalan kabupaten tidak pula terjadi public complain. Karenanya semua pihak harus menyingsingkan lengan.

“Tegur kami jika kami salah, kritik yang produktif kita perlukan. Seperti jamu meski pahit tapi menyehatkan,” ucapnya.

Artikel Terkait