Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (HIN) - Christine Hutabarat,

Christine Hutabarat – KEK Sanur Akselerator Ekonomi dan Daya Saing Internasional

Share

Dunia usaha menyambut positif pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan Sanur, Bali, yang dinilai sebagai langkah strategis memperkuat daya saing sektor pariwisata dan layanan kesehatan Indonesia di kancah global. Proyek ini diproyeksikan menjadi akselerator ekonomi nasional dan pusat wisata medis nomor satu di Asia Tenggara.

Direktur Utama PT Hotel Indonesia Natour (HIN), Christine Hutabarat, menegaskan bahwa KEK Sanur bukan hanya investasi infrastruktur, tetapi juga investasi masa depan bangsa.

KEK Sanur diharapkan mampu menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi nasional melalui pariwisata dan kesehatan, serta membangun masa depan berkelanjutan untuk generasi mendatang.

“Kami optimis pengembangan KEK Sanur mampu memberikan added value bagi Indonesia,” ujarnya.

Sebagai bagian dari anak usaha PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, HIN ditunjuk sebagai pengelola kawasan pasca-ditetapkannya Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 2022.

KEK Sanur memanfaatkan lahan Grand Inna Bali Beach seluas 41,6 hektare yang disulap menjadi kawasan berstandar internasional dengan pelayanan kesehatan dan pariwisata terpadu.

Peluang Besar
Dunia usaha melihat wisata kesehatan sebagai potensi besar yang selama ini kurang tergarap optimal.

Dengan kehadiran KEK Sanur, pelaku industri berharap dapat menghadirkan solusi bagi masyarakat Indonesia agar tidak perlu lagi berobat ke luar negeri.

“Ini langkah penting untuk mengubah arus devisa. Kita bukan hanya menahan potensi keluar,

tapi juga mengundang arus masuk dari turis mancanegara yang mencari layanan kesehatan kelas dunia,” ujar Rizal Mulyana, analis senior sektor properti dan investasi medis.

Menurut proyeksi pemerintah dan pelaku usaha, KEK Sanur akan menyerap hingga 240 ribu pasien pada tahun 2030,

menghemat devisa hingga Rp86 triliun, serta berpotensi menambah Rp19,6 triliun dari wisatawan kesehatan mancanegara dalam periode 2022–2045.

Selain itu, proyek ini diharapkan menyerap lebih dari 18 ribu tenaga kerja langsung dan tidak langsung, dengan dampak terhadap PDB nasional mencapai Rp80,7 triliun pada 2045.

Kemudahan Dunia Usaha
Pelaku bisnis menyambut baik berbagai kebijakan pemerintah yang mendukung KEK Sanur, antara lain karena kemudahan izin praktik tenaga kesehatan asing,

fasilitas fiskal dan bea masuk untuk alat medis, izin penggunaan obat tersertifikasi internasional dan pelayanan imigrasi khusus untuk pasien dan keluarga.

Hal ini membuka peluang investasi asing yang lebih luas serta mendorong terciptanya ekosistem bisnis kesehatan digital, wellness center, hingga penelitian dan pendidikan kedokteran modern.

Dengan infrastruktur kelas dunia, dukungan regulasi yang progresif, dan lokasi strategis di Bali, KEK Sanur menjadi harapan baru bagi pelaku bisnis kesehatan dan pariwisata.

Dunia usaha menilai kawasan ini sebagai pionir transformasi ekosistem layanan medis Indonesia sekaligus pendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

“Ini bukan hanya tentang rumah sakit, tapi tentang ekosistem. Sanur adalah business case sempurna bahwa kesehatan dan pariwisata bisa bersinergi menjadi pengungkit ekonomi nasional,” tambah Christine Hutabarat.

 

Sumber:  Med.Com.Id, Antara

Artikel Terkait

Scroll to Top