PT Bukit Asam dan UGM Hasilkan Kalium Humat

Share

KOMPAS.com — PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) meluncurkan pilot project alat produksi kalium humat atau pupuk penyubur tanah. Proyek tersebut merupakan tahapan penelitian dan pengembangan penting yang mendukung program pemerintah menuju swasembada pangan nasional.

Kalium humat merupakan produk turunan dari hilirisasi batu bara berkalori rendah yang berfungsi sebagai pembenah tanah dan pupuk hayati. PTBA akan memasarkan produk ini dengan merek BA Grow dalam bentuk padat dan cair.

Acara peluncuran dihadiri oleh Direktur Utama Holding BUMN Pertambangan MIND ID Maroef Sjamsoeddin, Direktur Utama PTBA Arsal Ismail, Direktur Hilirisasi dan Diversifikasi Produk PTBA Turino Yulianto, Rektor UGM Ova Emilia, Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Muhammad Wafid, serta Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM Surya Herjuna.

Turut hadir Direktur Pupuk Kementerian Pertanian RI Jekvy Hendra, Ketua Tim Peneliti dari Departemen Teknik Geologi Fakultas Teknik UGM Ferian, hingga beberapa stakeholder terkait.

Nilai Tambah
Direktur Utama PTBA Arsal Ismail menyampaikan bahwa proyek ini mencerminkan komitmen perusahaan untuk memberikan nilai tambah pada batu bara, yang tidak hanya dimanfaatkan untuk produksi energi saja, tetapi juga bisa diolah menjadi produk yang bermanfaat langsung bagi masyarakat, khususnya petani.

“Inisiatif ini menunjukkan bahwa batu bara dapat diolah menjadi produk bernilai tambah yang ramah lingkungan dan bermanfaat nyata, terutama untuk para petani,” katanya pada 22 Agustus 2025.

Dia menyampaikan bahwa proyek tersebut selaras dengan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang menitikberatkan pada kemandirian pangan, hilirisasi industri, dan kesejahteraan masyarakat.

Melalui proyek percontohan ini, Arsal menegaskan bahwa PTBA berkomitmen memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan nasional.

Direktur Hilirisasi dan Diversifikasi Produk PTBA, Turino Yulianto, juga menekankan bahwa hilirisasi adalah komitmen yang akan terus diupayakan oleh perusahaan.

“Kalium humat adalah persembahan kami untuk negeri demi menghadirkan energi tanpa henti,” jelasnya. Acara peresmian alat produksi kalium humat dimulai di auditorium gedung Smart Green Learning Center (SGLC) UGM.

Para tamu kemudian mengunjungi lokasi demplot di Desa Bimomartani untuk melihat uji coba implementasi kalium humat dan mendengarkan testimoni petani. Setelah itu, acara dilanjutkan ke lokasi pilot alat produksi kalium humat untuk menyaksikan operasional alat tersebut.

Menurut Turino, sebagai pembenah tanah dan pupuk hayati, kalium humat dapat meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas pertanian maupun perkebunan.

Penggunaan kalium humat juga membantu mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia. Hasil uji coba awal menunjukkan bahwa kalium humat mampu meningkatkan hasil panen hingga 30 persen, menjaga kesuburan tanah dalam jangka panjang, dan menghemat penggunaan pupuk hingga 50 persen.

Produk ini merupakan hasil kolaborasi riset dan pengembangan PTBA bersama UGM untuk meningkatkan nilai tambah batu bara, sejalan dengan amanat hilirisasi dari pemerintah.

Banyak Apresiasi
Peluncuran produk kalium humat mendapat sambutan positif dari berbagai pihak. Direktur Utama Holding Pertambangan MIND ID, Maroef Sjamsoeddin, menegaskan bahwa komoditas tambang tidak hanya untuk energi dan transportasi, tetapi juga untuk kebutuhan pangan melalui teknologi hilirisasi.

Hal serupa disampaikan oleh Direktur Pupuk Kementerian Pertanian RI, Jekvy Hendra, yang melihat kalium humat sebagai solusi untuk mendukung program swasembada pangan nasional.

“Kami siap bekerja sama untuk menyediakan kebutuhan pupuk guna mencapai target swasembada pangan secepat mungkin,” jelasnya.

Rektor UGM, Ova Emilia, mengapresiasi keberanian Bukit Asam menjadikan universitas sebagai tempat pengembangan dan penelitian alat produksi kalium humat ini.

“Penelitian itu hasil dan waktunya tidak pasti, tetapi keberanian ini kami apresiasi. Saya yakin hasilnya nanti akan bermanfaat bagi banyak pihak,” ujarnya.

Ova juga mendorong lebih banyak korporasi untuk bersikap seperti Bukit Asam. Apresiasi lainnya datang dari Direktur Pembinaan Pengusahaan Batubara Kementerian ESDM, Surya Herjuna, yang berharap PTBA terus mengembangkan inovasi baru dari batu bara, termasuk kalium humat.

Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, juga memuji kolaborasi antara PTBA dan UGM dalam mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan.

“Semoga peluncuran pilot project alat produksi kalium humat ini menjadi awal yang baik untuk pengembangan industri kalium humat dari batu bara Indonesia,” Jelas Wafid

Artikel Terkait

Scroll to Top