Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO)

Pertamina Geothermal (PGEO) Dorong Energi Berkelanjutan

Share

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) menegaskan komitmennya untuk mendorong terciptanya ekosistem energi berkelanjutan dalam upaya pencapaian target nol emisi karbon (net zero emission/NZE) pada 2060.

Di tengah dinamika industri energi dan kontraksi ekonomi secara global, PGEO yang merupakan bagian dari Subholding Power & New Renewable Energy (PNRE) PT Pertamina (Persero) tersebut secara konsisten memastikan berjalannya percepatan transisi energi serta tercapai kedaulatan energi nasional melalui pemanfaatan energi panas bumi.

Sebagai gambaran, PGEO berkomitmen untuk menyediakan energi bersih berbasis panas bumi yang andal, meningkatkan kontribusi energi baru dan terbarukan dalam bauran energi nasional, serta berkontribusi pada target NZE 2060.

Direktur Utama PGEO Julfi Hadi menyebut, perusahaan terus memperkuat posisi sebagai pemimpin industri panas bumi di Indonesia dengan strategi operasional yang berkelanjutan.

“Pada 2024, PGE berhasil mencatat produksi listrik dan pendapatan tertinggi sepanjang sejarah, yang didukung oleh peningkatan kinerja operasional di beberapa wilayah kerja panas bumi. Kinerja mencerminkan komitmen dalam meningkatkan kontribusi terhadap transisi energi nasional,” ujarnya (28/04/2025)

Peran Sentral
Julfi juga menegaskan peran sentral PGEO dalam mempercepat transisi energi hijau di Tanah Air dan mewujudkan masa depan energi berdaulat untuk bangsa.

“Kami fokus untuk mempercepat pengembangan energi panas bumi. Saat ini, kami memprioritaskan investasi strategis guna mencapai target tersebut. Di sisi lain, kami juga terus menjaga profitabilitas yang sehat, kas operasional yang kuat, serta efisiensi dalam pengelolaan biaya,” paparnya.

Dengan pengalaman lebih dari 40 tahun, PGEO saat ini mengelola kapasitas terpasang sebesar 1.887 megawatt (MW), terdiri dari 672 MW yang dikelola mandiri dan 1.205 MW bersama mitra.

PGEO optimis dapat meningkatkan kapasitas terpasang mandiri menjadi 1 gigawatt (GW) dalam 2 tahun ke depan dan 1,7 GW pada 2033.

Kapasitas terpasang panas bumi di wilayah kerja PGE berkontribusi sekitar 80% dari total kapasitas terpasang panas bumi di Indonesia, dengan potensi pengurangan emisi CO2 sebesar sekitar 9,7 juta ton CO2 per tahun.

Laba Bersih 528 M
Berdasarkan laporan keuangan per akhir Maret 2025, PGEO menorehkan pendapatan sebesar US$101,51 juta sepanjang Januari—Maret. Perolehan tersebut turun dibandingkan dengan posisi US$103,32 juta pada kuartal I/2024.

Pendapatan ini disumbangkan oleh Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) area Kamojang sebesar US$39,08 juta, Ulubelu senilai US$28,12 juta, Lahendong sebesar US$21,31 juta, Lumut Balai US$10,51 juta, dan Karaha US$2,46 juta.

PGEO membukukan laba bersih sebesar US$31,37 juta atau sekitar Rp528,91 miliar pada kuartal I/2025, turun 33,97% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.

Fundamental keuangan PGEO diyakini tetap kokoh untuk menopang rencana pertumbuhan jangka panjang, dengan total aset US$3,03 miliar, naik 0,93% dari
periode yang sama tahun sebelumnya.

Ekuitas per 31 Maret 2025 tercatat US$2,04 miliar, meningkat 1,56%, kas dan setara kas sebesar US$703,86 juta atau tumbuh 7,43%, dan kas bersih dari aktivitas operasi sebesar US$77,47 juta atau naik 12,04% secara YoY.

Pertumbuhan Jangka Panjang
Direktur Keuangan PGEO Yurizki Rio mengatakan, kinerja kas operasional yang kuat membuktikan efektivitas strategi bisnis berkelanjutan yang dijalankan manajemen.

Hasil yang diraih sejauh ini juga menunjukkan bahwa kinerja perusahaan masih tetap berada di jalur bisnis yang kuat dalam mendukung terwujudnya transisi energi nasional, sekaligus juga upaya mengejar target kapasitas terpasang 1 GW yang dikelola secara mandiri dalam 2—3 tahun mendatang.

“Kami berkomitmen mempercepat pengembangan panas bumi dengan mengoptimalkan efisiensi operasional. Oleh karena itu, kami menerapkan strategi belanja yang diarahkan untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang,” ujarnya.

Yurizki menjelaskan bahwa kinerja solid PGE selama beberapa tahun terakhir menjadi fondasi kuat untuk pertumbuhan berkelanjutan. Hal tersebut menjadi bekal perseroan untuk terus berekspansi secara lebih agresif untuk memberi manfaat yang lebih luas bagi masyarakat.

Beberapa proyek kunci PGE untuk mencapai target tersebut mencakup pengembangan Lumut Balai Unit 2 (55 MW), Hululais Unit 1 & 2 (110 MW), serta
sejumlah proyek co-generation dengan total kapasitas 230 MW. Proyek Lumut Balai Unit 2 ditargetkan mulai beroperasi pada pertengahan tahun ini.

“Proyek ini akan memperkuat portofolio energi hijau PGE dan menjadi sinyal optimistis kami untuk mendorong peningkatan operasional dan kinerja keuangan sepanjang tahun 2025,” tuturnya

Sumber : Bisnis.com

Artikel Terkait

Scroll to Top