Pandu Sjahrir - CIO Danantara (image : Radar NTT)

Pandu Sjahrir – Penyelamat Saham BUMN di Tengah Lesunya Pasar

Share

Danantara, superholding yang baru saja dibentuk, bisa jadi penyelamat saham-saham emiten BUMN yang sedang lesu di pasar modal.

Chief Investment Officer (CIO) Danantara, Pandu Sjahrir, mengungkapkan bahwa pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk menjadi standby buyer bagi perusahaan BUMN yang ingin memperkuat modal.

“Kalau ada perusahaan, misalnya bank, yang mau jual saham buat tambah likuiditas tapi pasar lagi ragu, Danantara bisa aja ambil alokasinya,” kata Pandudalam acara BNI Investor Daily Roundtable di Jakarta, Kamis (27/2/2025).

Menurut Pandu, Danantara tidak langsung sembarang beli saham. Ia menegaskan bahwa manajemen risiko dan tata kelola adalah segalanya buat mereka. Jadi, saham yang dibeli pun tetap harus dinilai atraktif dan punya prospek bagus.

“Kami mau bantu perusahaan BUMN yang sudah go public, yang sebenarnya bagus tapi harga sahamnya turun selama empat bulan terakhir. Kalau itu menarik, ya kenapa nggak kita ambil ?” tambahnya.

Selama sebulan ke depan, Danantara bakal fokus dulu buat menyusun komposisi kepemilikan antara mereka dan pihak swasta, sekaligus merampungkan regulasi serta membentuk tim yang solid.

“Kami lagi coba lihat format terbaik supaya publik juga bisa menilai. Tapi investasi pertama kami mungkin bakal terkesan membosankan, but relatively safe,” katanya.

Lebih Efisiean
Selain menyelamatkan saham, Danantara juga punya misi lain, membuat BUMN lebih lincah dan efisien. Dengan begitu, perusahaan pelat merah bisa lebih cepat berkembang dan makin kuat dari sisi investasi.

“Tujuan utama Danantara adalah membuat BUMN lebih cepat, lebih efisien, dan makin besar dalam hal investasi,” katanya.

Pandu juga mengatakan dividen BUMN kini tidak langsung masuk ke kas negara seperti sebelumnya. Sebagian bakal dipakai Danantara buat investasi ulang, yang diharapkan bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.

“Selama ini, dividen langsung masuk ke negara. Sekarang, kita bisa investasi kembali dan itu bakal ada dampak positif ke pertumbuhan PDB,” jelasnya.

Ditambahkan Pandu, langkah ini menandai peran baru Danantara sebagai pemegang kendali besar dalam ekosistem investasi BUMN. Dengan strategi ini, BUMN diharapkan bisa lebih kuat, lebih fleksibel, dan lebih menarik bagi investor, baik lokal maupun global.

Ekonom Multitalenta
Pandu Patria Sjahrir lahir pada 17 Mei 1979 di Boston, Massachusetts. Putra dari almarhum ekonom Dr. Sjahrir dan keponakan dari mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Menyelesaikan pendidikan sarjana di University of Chicago dan meraih gelar MBA dari Stanford Graduate School of Business. Sebelum bergabung dengan Danantara, Pandu memiliki peran penting sebagai mitra pendiri di AC Ventures, dan berkontribusi dalam penggalangan dana lebih dari US$1 miliar untuk lebih dari 100 perusahaan, termasuk investasi awal di Gojek, Sea Limited, dan Bukalapak.

Selain itu, ia menjabat sebagai Wakil Direktur Utama di TBS Energi Utama dan Direktur di Electrum, sebuah joint venture antara TBS dan Gojek yang berfokus pada pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pernah menjabat sebagai Ketua Asosiasi Fintech Indonesia dan Komisaris Bursa Efek Indonesia.

sumber investor.id, wikipedia, AntaraNews

Artikel Terkait

Scroll to Top