Bank Syariah Indonesia (BSI) terus menunjukkan komitmen dalam mengembangkan sektor produktif dan mendukung program prioritas pemerintah, sambil memperkuat inklusi keuangan syariah di Indonesia.
Dengan berbagai inovasi layanan dan program unggulan, BSI menghadirkan solusi perbankan modern yang memadukan kemudahan digital dengan pendekatan humanis, sembari mendorong pertumbuhan UMKM, investasi emas, tabungan haji, dan penguatan ekosistem halal.
Berikut petikan wawancara dengan Anggoro Eko Cahyo, Direktur Utama BSI.
Sehubungan dengan komitmen BSI dalam mendorong sektor produktif sekaligus mendukung program prioritas pemerintah, langkah konkret apa yang telah dilakukan?
Secara prinsip, Bank Syariah Indonesia (BSI) hadir untuk kemaslahatan umat, salah satunya dengan mendorong sektor produktif agar umat bisa mandiri.
Kami memiliki inkubator bernama UMKM Center di empat kota: Aceh, Yogyakarta, Surabaya, dan Makassar. Tujuannya adalah mendampingi para pengusaha agar memiliki kemampuan yang baik, bahkan hingga mampu melakukan ekspor.
Kami juga menyelenggarakan kompetisi tahunan bernama Talenta Wirausaha BSI (TWB), di mana konsep-konsep bisnis yang bagus akan kami kurasi, dan pemenangnya akan mendapatkan pendampingan lebih lanjut untuk berkembang.
Selain itu, kami mendorong perkembangan ekosistem halal, mulai dari makanan, minuman, hingga fesyen. Pelaku usaha yang berpotensi kami bantu dalam hal permodalan serta pendampingan untuk mendapatkan sertifikasi halal, yang penting agar mereka memiliki daya saing yang kuat.
Pemerintah juga memiliki visi menjadikan Indonesia sebagai pemimpin industri halal dunia, dan BSI turut aktif mendukung terwujudnya visi tersebut.
Sejauh mana dampak inovasi dan transformasiBSI, misalnya melalui aplikasi BSI Mobile Beyond (BION)?
Aplikasi BION mempermudah masyarakat mengakses layanan perbankan syariah. Selama ini ada anggapan bahwa cabang bank syariah belum banyak. Dengan BION, masyarakat bisa langsung membuka rekening dan mengajukan pembiayaan.
Memang untuk pembiayaan kompleks tetap harus ke kantor cabang, tetapi layanan seperti Payroll Loan dapat langsung diajukan lewat aplikasi. Selain itu, BION juga menjadi sarana edukasi agar masyarakat memahami perbedaan bank syariah dan konvensional, serta apa saja manfaat yang mereka dapatkan.
Dalam menghadapi persaingan dengan bank digital atau fintech, langkah apa yang dilakukan BSI agar tetap memiliki daya saing?
Selain kemudahan akses melalui aplikasi, keamanan tetap menjadi prioritas utama. Kami menggunakan otentikasi biometrik, OTP, dan fraud detection yang terus kami tingkatkan.
Namun, kami menyadari bahwa nasabah masih membutuhkan kehadiran fisik. Meski mereka membuka rekening melalui aplikasi, banyak yang tetap datang ke cabang untuk berdiskusi tentang solusi lain, seperti rencana haji, umrah, pembiayaan usaha, atau investasi emas.
Oleh karena itu, lebih dari 1.000 cabang kami harus selalu menjaga tampilan, pelayanan, dan kebersihannya agar masyarakat merasa nyaman dan percaya bahwa BSI adalah bank syariah modern.
Terkait tabungan emas, bagaimana perkembangannya?
Sejak ditunjuk sebagai Bullion Bank oleh Presiden pada Februari lalu, salah satu tugas utama kami adalah mengedukasi masyarakat tentang investasi emas. Transaksi emas meningkat hingga 177%, sementara jumlah nasabah bertambah sekitar 70%.
Kami mengajak masyarakat untuk berinvestasi emas dengan mudah tanpa perlu antre di toko emas. Cukup melalui aplikasi BION, mereka bisa membeli emas mulai dari Rp200.000, sehingga investasi dapat dimulai secara bertahap.
Tabungan emas ini juga bisa digunakan untuk tabungan haji. Jika diperlukan, emas dapat digadaikan atau dicairkan untuk biaya haji maupun kebutuhan lain, seperti pendidikan anak. Pembelian emas dapat dilakukan secara tunai atau dicicil, sehingga tetap terjangkau bagi generasi muda.
BSI menargetkan untuk mendorong keluarga mencapai kesejahteraan dengan memiliki minimal 1 kg emas. Kami mengajak masyarakat mencicil sedikit demi sedikit hingga tercapai, karena emas adalah instrumen investasi yang aman, dikenal baik, dan sesuai dengan prinsip syariah.
Bagaimana pengembangan bisnis BSI ke depan?
Selain tabungan emas dan cicil emas, sebagai Bullion Bank kami juga sedang menyiapkan layanan pinjaman berbasis emas. Saat ini, emas titipan di BSI sudah mencapai 1 ton hanya dalam beberapa bulan. Ke depan, ini akan menjadi motor pertumbuhan yang potensial sekaligus memperkuat inklusi keuangan syariah.
Kami masuk ke masyarakat melalui Islamic Ecosystem Solution (ICES), dengan memetakan masjid, pesantren, dan sekolah Islam di seluruh Indonesia. Edukasi melalui ustaz dan ulama lebih efektif karena masyarakat merasa lebih dekat.
Apa pesan Anda bagi masyarakat Indonesia?
Percayalah bahwa ekonomi syariah adalah ekonomi inklusif yang menjamin kesejahteraan dan keadilan. Mari perkuat ekonomi syariah dan ekosistem halal agar Indonesia menjadi pusat industri halal dunia.
BSI mengajak masyarakat yang belum ke bank syariah untuk segera beralih. Bersama-sama kita dorong UMKM, perkuat ekosistem halal, dan menjadikan ekonomi syariah sebagai tumpuan masa depan Indonesia.















